3. Makam Ayah

46 9 0
                                    

Pagi itu lindap, dersik angin tiga-empat kali menelisik di antara helaian rambut Eisha yang sebagian tertutup kerudung sebelum memasuki gedung putih yang bersemayam damai meskipun adveksi nestapa dari koridor kolumbarium yang membentang di hadapannya begitu terasa, pun membenarkan kerudung hitamnya yang lepas sebab berjalan terlalu gesa beserta segenap sanubarinya menuju tempat favoritnya untuk melepaskan segala puspasnya perasaan, keramik berisi abu kremasi Ayah dan Ibunya yang ia letakkan bersebelahan semenjak pindah ke Quebec setahun lalu, tapi kabar baiknya, Ayah Ibunya kini tak terlalu banyak mendengar isak putri satu-satunya itu, sebab sudah dianugerahi dara itu tempat baginya untuk pulang ke rumah yang paling nyaman untuk menangis,

Keenan, suaminya.

"Maaf ya, Ayah, Ibu.. Keenan hari ini ada penandatanganan MOU sama vendor dari Qatar buat projek barunya, jadi tadi dia buru-buru banget cuman nganter aku kesini aja tanpa bisa mampir," begitu senyum tergurat seusai ia melepas semua litani ke langit, pun mengelus puncak keramik tersayangnya itu sebelum memesan taksi, kembali ke rumah.

Entah karena tadi malam Eisha bercerita banyak hal tentang ms. Odette dan Noah sampai larut malam, wanita itu terlelap begitu saja begitu duduk di taksi, padahal Keenan sudah kerap kali memarahinya pasal tertidur di kendaraan umum, sebab dara itu buta arah, ia tidak pernah benar-benar menghafal sebuah jalan, ia hanya tahu bangunan-bangunan apa yang ada di alun-alun Kota Quebec atau warna-warna toko roti di sepanjang jalan dekat sungai Ottawa, tanpa tahu rute mana yang harus ia lewati untuk menuju kesana, bahkan puan itu dulu pernah terbalik arah jalan pulang dari kampus karena bangunannnya mirip (katanya).

"Nyonya.."

"Nyonya.."

"Nyonya!"

Sayup-sayup kedua aurikulanya menangkap gelombang suara, meneruskannya ke maleus, incus, dan stapes sebelum puan yang dipanggil nyonya itu terbangun dari tidurnya. "Aku sudah berkeliling tapi jalanan aspalnya hanya berputar-putar, bisakah Nyonya tunjukkan jalannya?"

Nyonya Oberon yang baru bangun itu butuh tiga detik hingga matanya benar-benar terbuka, rupanya lindap langit masih terus berlanjut, menampakkan pada kedua ainnya bukit kecil di belakang mansion dengan agamnya pagar besi usang yang berdiri tegap dengan karat membatasi hutan di belakangnya, membuatnya menghela nafas lega.

Entah kenapa, sulit bagi orang asing untuk menemukan rumah mereka, sekalipun jalanan aspal sebetulnya tak banyak memberikan cabang dan rumah besar mereka terlampau nampak bahkan dari gerbang hutan, tak jarang orang yang baru pertama kali datang tak menemukan jalan, sama sepertinya dulu atau saat ms. Odette pertama kali mengobati anjingnya enam bulan lalu. Eisha sudah meminta Keenan untuk setidaknya menebang beberapa pohon konifer dan membuat jalan pintasan menuju rumah mereka, namun Keenan menolaknya mentah-mentah.

Jadi mau tak mau Eisha jadi semakin percaya dengan bualan penjual aksesoris jembatan layang, bahwa jalanan menuju hutan konifer itu angker.

"Ah, kita sedikit kelewatan tapi tidak apa, aku akan turun disini," begitu sahutnya ramah lantas memberikan lembaran dollar sebelum membuka pintu taksi turun, "Terima kasih, maaf sudah membuatmu harus mencari alamatnya sendiri," begitu konversasi antara supir taksi dan pelanggannya ditutup.

Urung itikad Eisha pulang, ini masih pagi dan ia jelas akan bosan, hanya ada ms. Elise dan beberapa pelayan di rumahnya yang tak suka berbasa-basi, pula pun ia tak memiliki teman sedekat itu untuk sekedar bercengkrama ataupun minum teh di cafe terdekat, kini menggapai visusnya pada bukit kecil yang telah lama berdiri dan tak pernah ia kunjungi, terakhir kali ia naik kesana adalah sebelum mereka menikah, hari-hari dimana mereka mengerjakan tugas akhir bersama dan Eisha menemukan sepenggal batu nisan dengan nama belakang yang ia kenal. 'Zahir Ismaan Oberon', ayah Keenan, yang seperti orang tau walaupun wajahnya tak banyak muncul di majalah dan surat kabar, meninggal saat Keenan berumur lima belas.

Zamhareer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang