11. Mantan Alvino

8 4 0
                                    

Lama nih udah ga update
Jangan lupa vote ya readers❤️
Tengcuu😍

Kalau ada typo kasih tau ya!

Happy reading!

***


Malam hari

"kak Zidan duluan Bun yang salah! , tuh kan jadi berantakan lagi. ish!" Geram Zahra kepada Zidan yang sedari tadi mengganggunya saat menyusun buah buahan di kulkas.

Kirana hanya menepuk jidatnya yang terasa pening. Rumah yang biasanya jarang terdengar keributan, tetapi akhir akhir ini sangat ricuh karena Zahra yang selalu marah marah dengan Zidan yang suka berbuat jahil padanya.
Padahal baru beberapa hari lalu Zidan tinggal bersama mereka, tetapi kelakuan jahilnya itu seperti sudah biasa ia lakukan setiap harinya kepada Zahra.

"Bunda gak dukung kamu wlee." Ejek Zidan yang sudah tertawa kencang saat melihat wajah cemberut sang adik.

"Bundaaa!!!! Kak Zidan nyebelin..!!"

"Zidan..." Tegur Kirana.

Zidan malah mengeluarkan cengiran khas nya. Tak berselang lama setelah sang bunda pergi ke depan, Zidan lagi dan lagi ingin kembali menjahili Zahra. Dengan cepat, Zahra menepis pergerakan tangan Zidan yang hendak menarik keranjang buah.

"Awss." Rintih Zidan.

"KAPOK!!, rasain tuh!!" Zahra tersenyum puas ke arah kakaknya.

"Gak asih nih mainnya mukul."

"Biarin! siapa suruh jahil." Ketus Zahra sambil memutar bola mata malasnya.

Entah mengapa sifat Zahra jadi sedikit berubah sejak Zidan datang. Dari yang sebelumnya pendiam dan kalem, sekarang menjadi sedikit lebih blak-blakan

"Udah sana pergi ihh!! Gausah ngeliatin!" Usir Zahra pada kakaknya yang melongo melihatnya menyusun buah.

"Iye iye, ni juga mau pergi kok. Oh iya, kamu hati hati ya. takutnya ada...."

Zahra melotot, ia baru sadar kalau Zidan pergi ke depan maka ia akan sendirian di dapur.
Ia sudah tau kalo Zidan sengaja ingin menakut nakuti nya. Dengan cepat ia menyusun buah buahan itu di kulkas lalu menutup pintu kulkasnya dengan kasar.

Zidan berjalan mengendap-endap menuju saklar lampu. Dan, tikk! . Zidan mematikan lampu dapur.

"KAK ZIDANNNN!!!!!!!" Teriak Zahra dengan keras.

Sedangkan Zidan yang di teriakin itu sudah tertawa terbahak-bahak dengan berlari menuju kamarnya.
Zahra tak mau kalah, ia dengan cepat berlari menyusul sang kakak yang sudah menutup pintu kamarnya.

Dug! Dug! Dug! . "Awas aja!, kalo kak Zidan keluar. Bakal aku pukul nanti!" Ancam Zahra sambil memukul-mukul pintu kamar Zidan.

                                ***

"Zahra berangkat ya. Assalamualaikum...." Pamit Zahra dengan kedua orang tuanya sebelum berangkat sekolah.

"Waalaikumsalam... Zidan, bawa mobilnya jangan laju laju ya!" Ucap Daniel memberi peringatan.

"Yee..., dikiranya Zidan pembalap apa? . Aman itu mah, Zidan akan nganterin Zahra ke sekolah dengan selamat." Jawab Zidan dengan percaya diri.

Pagi ini Zidan yang akan mengantarkan Zahra ke sekolah karena mang Didi sedang tidak enak badan, jadi ia izin cuti.

                                 ***

"Di sekolah tu belajar yang pinter, jangan jadi anak nakal!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janji Ku Tepati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang