Jangan lupa follow sebelum membaca. Tinggalkan Votenya terlebih dahulu.
Komen sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan kartu member resmi ALVEGARS TEAM.
Happy reading bossque 🤗😉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Angkat kembali mahkota mu, kamu memiliki 7 perisai yang siap melindungi mu, dan 326 pedang yang siap menghancurkan mereka yang akan menyakitimu"
~Saghara Rivano~
🐺🐺
Nafas Ghara turun naik. Ia tidak bisa menahan amarahnya kali ini. Ia bersumpah akan membalaskan dendam nya kepada semua orang yang berani menyakiti Aileen.
"Brakkk!"
"Aileennnn" teriak Ghara saat ketiga preman itu mendorong tubuh Aileen hingga tersungkur ke lantai.
Kali ini, bukan Ferel yang menyakiti Aileen, melainkan lima orang preman yang menculik nya saat di sekolah tadi. Entahlah, mereka adalah suruhan dari siapa.
"Diam!"
"Bugghh" satu pukulan tongkat baseball mendarat di punggung Ghara.
"Lo tau, banyak orang yang hidup menderita karena kelahiran lo ke dunia ini_buggh!" Tegas salah satu preman bertubuh gempal itu, dan memukuli Aileen.
"Lepasin, anj*ng!" Sentak Ghara akhirnya memberontak, kemudian menghampiri Aileen cepat.
Namun, 3 orang anak buah preman itu menahannya, dan kini mereka bertarung. Sudah banyak luka dan lebam di seluruh wajah Ghara.
Walaupun ia adalah wakil ketua dari Altaf, dan orang yang paling di takutin oleh Ferel and the geng, namun tetap saja ia akan kalah jika bertarung dengan ketiga laki-laki bertubuh besar, yang besarnya dua kali lipat dari tubuhnya.
"Bugghh" tiga tongkat baseball sekaligus kembali menghantam punggungnya.
"Gue bilang, nggak usah ikut campur_bugghh" tegas salah satu di antara ketiga preman yang menyiksa Ghara saat ini.
Tak sanggup melawan lagi, rasanya seluruh anggota tubuhnya udah remuk dan tak bisa berdiri kembali. Ghara tergeletak dengan posisi tengkurap, dan bagian sudut bibirnya yang terus mengeluarkan darah.
Kedua tangan dan kakinya di tahan, atau lebih tepatnya di injak oleh ketiga preman itu. Dan punggungnyapun di tahan oleh tongkat baseball yang ada di tangan mereka.
Ghara menangis. Bukan karena ia kesakitan, atau karena banyaknya luka di wajahnya. Melainkan karena menyaksikan penyiksaan Aileen di depan matanya langsung.
Ia menangis melihat wanita kesayangan itu yang sudah tak sanggup lagi untuk bertahan. Tubuh Aileen benar-benar terlihat lemah sekarang.
Ia terduduk di lantai dengan memegangi perut nya. Kedua preman itu menyeretnya dengan cara menarik rambutnya.
