Makasih udah mampir dan yang selalu setia juga saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Cintai Altaf seperti kalian mencintai diri kalian sendiri 🫶🏻
Terus ikuti jejak Altaf sampai ending yaa 😊
Happy reading bossque 🤗😉🫶🏻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jalani prosesnya, Tuhan tau kapan giliran lo bahagia!"
~Saghara Rivano~
🐺🐺
Ghara mengecek beberapa berita yang ada di laptonya. Karena kepintaran nya dalam masalah komputer, oleh karena itu, ia menyambungkan cctv ke laptop nya.
Jadi rekaman cctv tak hanya bisa di lihat dari ruangan kepala sekolah, melainkan di laptop Ghara juga begitu. Ia memutar kembali rekaman cctv beberapa menit yang lalu.
Memastikan apakah Aileen benar-benar pulang, atau Callista hanya membohongi nya saja. Pandangan nya teralihkan saat melihat sosok gadis berambut cokelat yang ada di taman sekolah.
Setelah melihat itu, Ghara kembali menutup laptop nya, lalu mengunci pintu ruang jurnalis. Laki-laki itu melangkah menuju taman belakang sekolah, dan mendapati Aileen yang duduk sendirian di sana.
"Kenapa belum pulang?" Suara berat itu tentunya memalingkan pandangan Aileen kini menatap Ghara yang mendarat duduk di samping nya.
Tanpa permisi, Aileen menyandarkan kepalanya di bahu tegap Ghara, membuat laki-laki itu mendadak kaku. Jantung nya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Karena tangan Ghara masih di belakang, Aileen mengambil tangan kiri Ghara lalu meletakkannya di bahunya, memerintahkan laki-laki itu agar merangkul nya dari belakang.
"Kenapa harus gue sih, Ghar? Yang ngerasain sakit ini?"
"Mungkin awalnya gue masih biasa aja, atau bahkan benci sama Altaf. Tapi kalo sekarang, gue munafik sama diri gue sendiri kalo gue bilang, gue nggak cinta sama Altaf." Ghara hanya terdiam mendengarkan ucapan wanita itu.
"Lo tau Ghar, terkadang gue pengen nyerah, dan gugurin bayi yang ada di kandungan gue, minta pisah sama Altaf, lalu kembali hidup bebas tanpa ada rasa sakit sedikitpun. Tapi, disisi lain, gue nggak mau jadi ibu yang jahat buat calon bayi gue!" Pandangan Aileen yang menatap hampa kedepan, mulai memburam karena matanya yang berkaca-kaca.
"Kalo lo setulus ini sama gue, seperhatian ini sama gue, kenapa nggak lo aja yang jadi suami gue? Kenapa nggak lo aja yang hamilin gue kem_hussttt" Ghara menempelkan jari telunjuk nya di depan bibir Aileen.
"Tugas gue, cuman buat jagain lo, bukan bahagiain lo!" Ucap Ghara menatap lekat iris coklat itu.
"Dengan cara lo jagain gue, gue bahagia, Ghar!" Aileen kini membiarkan air matanya mengalir.
