13. Perkara Hukuman

4.8K 278 255
                                    

Up lagi!

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

Votenya jangan lupa, ya!

🍂•••Happy Reading•••🍂

13. PERKARA HUKUMAN

•••🥀•••
"Perasaan tidak bisa dipaksakan. Namun perasaan bisa timbul dengan sendirinya tanpa paksaan."
•••🥀•••

Dara terdiam di meja belajarnya sambil menopang dagunya. Ia menatap kosong ke atas lembaran buku yang sudah terbuka. Pikirannya tertuju pada kejadian beberapa menit yang lalu.

Kejadian dimana seorang Calvan mengambil ciuman pertamanya.

"Gue udah berdosa," gumam Dara lirih, merasa bersalah. "Harusnya first kiss gue dikasih sama suami gue kelak. Tapi kok..."

"Arrgghhh!" Dara berdecak frustasi. "Kak Calvan emang dasar monyet. Masa main nyosor aja, ih!"

Sebuah pesan mengalihkan perhatiannya. Dara lalu membukanya.

+62813xxxxxxxx
Sv ya, Dar. Ganta.
Maaf baru chat.

Dara tersenyum tipis membacanya.

Dara
Oke, kak.
Gapapa, kok.

Ganta
Iya.
Lo lg di rumah?

Dara
Iya, kak. Masa gue ada di luar larut malam gini?

Ganta
Hehe, kirain aja.
Udh mkn?

Dara
Udah.

Ganta
Oh.
Bagus kalo gitu.

Setelah puas chattingan, Dara berjalan mendekati kasurnya. Ia merebahkan diri di sana. Tatapannya nenerawang ke langit-langit kamar sambil memikirkan sesuatu.

Entah kenapa, pikirannya lagi-lagi tertuju pada Calvan. Dara merasa aneh dengan lelaki itu. Terlalu banyak hal tersembunyi di dalam dirinya. Lelaki itu terlihat susah untuk ditebak. Entah dorongan dari mana, ia jadi ingin mencari tahu tentang kehidupan lelaki itu.

Terdiam beberapa saat, Dara kemudian menggelengkan kepalanya seolah menepis keinginannya itu.

"Ngapain juga gue mikirin dia? Iuhh, pokoknya ya Dar, cowok itu tetap monyet buat lo, taik kalo bisa!" ucapnya meyakinkan dirinya.

Kemudian terdiam lagi. Kali ini dengan sebuah garis di keningnya seolah sedang berpikir keras.

"Emang kak Calvan lembek kayak tai?"

•••🥀•••

Di sebuah lapangan basket, terlihat Calvan yang sedang bermain sendirian memantulkan bolanya. Headband biru langit selalu bertengger dengan manis di kepalanya. Ciri khas seorang Calvan.

Calvan menyeringai kecil ketika melihat bola terakhirnya masuk ke dalam ring. Ia kemudian berjalan menuju pinggir lapangan. Meraih ponselnya, ia mengirim pesan kepada seseorang.

CALVANDER; My Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang