Halo Para Pecinta Fiksi🥳
Sudah lebih satu bulan ya, Mel nggak up. Maaf ya, satu bulan kemarin, lagi sibuk-sibuknya heheh✌Tapi Mel harap, pembaca Mel harus naik terus ya, makasih buat kalian yang udah mampir.
Semoga masih betah di lapak ini dan jangan lupa komen di setiap paragrafnya. ☺
Kalo kalian ada nemuin typo, tandain ya untuk kenyamanan kita semua.
•••🍂Happy Reading🍂•••
33. KETAHUAN
•••🥀•••
"Tidak ada yang berhasil untuk disembunyikan jika ia sudah mengenalimu dengan sangat baik."
•••🥀•••Calvan memasuki pekarangan sebuah rumah besar. Setelah melepas helm, ia berjalan mendekati pintu utama rumah itu. Tatapannya tertuju pada hiasan pintu di bagian atas berisi tulisan, "Tenggara & Camelia House."
Calvan hanya berdecak kecil menatap tulisan itu. Ia kemudian menekan bel yang berada di samping pintu.
Tak lama kemudian, pintu itu terbuka. Wajah wanita paruh baya langsung menyambutnya, namun untuk Calvan, lelaki itu langsung merasa malas ketika menatap wajahnya.
"Eh, kamu?" ujar Camelia. Calvan hanya diam saja dan hanya menatapnya dingin.
"Masuk, masuk," suruhnya kemudian dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.
Calvan mulai berjalan memasuki rumah itu. Ia dipersilahkan untuk duduk di sebuah sofa. Camelia ikut duduk dihadapannya.
"Nama kamu kalo saya tidak lupa, Calvan ya?" tanya Camelia mulai membuka percakapan.
"Hm."
Camelia tersenyum tipis. Sifat Calvan benar-benar mirip seperti ayahnya, Tenggara.
"Kamu udah—"
"Bokap ada?" potong Calvan tiba-tiba. Sungguh, ia muak jika harus meneruskan obrolan ini, apalagi dengan wanita yang sudah merebut kebahagian keluarganya.
Camelia langsung tertegun. Ia lagi-lagi hanya tersenyum saja. "Dia masih di kantor. Bentar lagi mungkin pulang kok."
Suasana mulai hening kembali. Camelia yang tadinya berusaha untuk terlihat santai sepertinya tidak berhasil. Entah kenapa ia jadi tegang melihat tatapan Calvan yang sangat dingin ketika hanya melayangkan pandangannya ke atas meja dengan tatapan kosong.
"Um, kamu mau minum apa? Biar saya—"
"Gak perlu," potong Calvan menolak. Camelia langsung melipat bibirnya rapat.
Hingga lima menit berlalu, namun Tenggara nyatanya masih belum juga kembali. Hal itu membuat Calvan semakin muak. Ia tiba-tiba berdiri membuat Camelia ikut berdiri.
"Dia lama, gue ada urusan lain," ucap Calvan.
"Eh, eh, tunggu. Biar saya coba telpon. Mungkin ada sesuatu yang penting yang mau dia bicarakan sama kamu," cegah Camelia.
Calvan berhenti, lalu menatapnya. Camelia dengan cepat mengambil ponselnya dan segera menelepon suaminya itu. Setelah berbicara selama beberapa detik, Camelia meletakkan ponselnya kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
CALVANDER; My Possessive Bad Boy
Ficção Adolescente"Lo itu bukan tipe gue. Lo cuman babu, jadi jangan sampai lo suka sama gue." Calvander Navior Tenggara, lelaki dingin yang menyimpan sejuta rahasia di dalam dirinya. Selain karna parasnya yang diidolakan oleh semua kaum hawa karna wajah yang dipahat...