Author POV
Bangkok, Thailand
"Merry Christmas." Yubi memberi Lisa sebuah paper bag merah dengan motif christmas di luaran nya.
"Terima kasih." Lisa tersenyum dan hendak membukanya tapi Yubi menahan Lisa.
"Kau boleh melihatnya saat kau sedang sendiri, itu agak spesial dan aku akan merasa malu ketika kau membukanya di depanku." Lisa hanya mengangguk, dia berpikir untuk membukanya setelah ini karena rasa penasarannya meningkat setelah Yubi bilang itu spesial.
"As you wish." Lisa tersenyum manis.
Mereka berdua kabur dari pesta natal di rumah keluarga Lisa. Mereka pergi ketika orang orang selesai melakukan doa karena keduanya juga ikut berdoa bersama keluarga Lisa yang lain, namun setelahnya mereka berdua kabur dan pergi dari sana. Lisa merasa bosan dan mengajak Yubi bergabung, dia mengiming imingi Yubi dengan pesta yang ramai namun ternyata tidak. Lisa membawanya ke tepi pantai yang sunyi. Semua orang merayakan natal di rumah mereka sehingga tempat menjadi sangat sepi.
"Kau seperti ini setiap tahun?" Tanya Yubi. Orang orang biasanya menghabiskan natal dengan keluarga mereka di rumah bukan malah kabur dan menyendiri.
"Tidak, aku selalu merayakan natal bersama teman temanku. Memasak bersama, kemudian berdoa bersama. Tengah malam kami habiskan dengan berbicara hal hal yang tidak terduga. Aku merindukan mereka." Yubi melihat wajah Lisa yang tersenyum saat menyebut teman temannya. Mata itu menunjukan kalau dia benar benar merindukan mereka yang ada di Korea.
"Bagaimana dengamu?" Mata merena bertemu.
"Ini tahun pertamaku tidak merayakan natal bersama keluargaku. Setiap tahun kami ke Busan ke rumah Kakek ku. Biasanya kami tinggal hinggal tahun baru dan itu selalu menyenangkan, kau tahu." Jawab Yubi bersemangat. Mata Lisa tidak lepas dari nya. Dia tersenyum mendengar Yubi bercerita. gadis itu selalu excited dengan ceritanya.
"Aku sangat menyukai kue buatan Nenek ku, dia sangat pandai dengan resepnya dan itu konsisten. Ahh aku jadi ingin pulang sekarang. Mereka pasti sedang berkumpul di ruang tengah rumah." Yubi melihat langit kota Bangkok. Dia merasa sedih karena berada jauh dari keluarganya namun dia harus menjalani hukuman yang diberikan oleh Ayah nya.
"Yubi-ya,"
"Hmm?"
Lisa menatapnya beberapa saat. Tidak bicara lagi. Keduanya tidak berkedip, dengan jarak yang cukup dekat mereka masih saling menjalin pandang satu sama lain.
"Gomawo."
"Waeyo?" Lisa diam lagi. Jakun nya bergerak naik turun. Mereka menjadi semakin dekat bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.
"Gomawo." Yubi memutar matanya kemudian mendorong Lisa untuk menjauh. Gadis cantik itu menyipitkan matanya karena sejak tadi Lisa hanya berterima kasih entah terima kasih untuk apa. Lisa tertawa kemudian secara tiba tiba menarik Yubi ke pelukannya.
"Kau tahu, kau satu satunya temanku di sini itulah sebabnya aku ingin berterima kasih." Yubi membeku di tempatnya.
Jujur saja pelukan sudah menjadi hal yang umum bagi mereka semenjak kejadian di kantor Lisa waktu itu. Namun tidak ada yang menilai itu lebih, hanya pelukan biasa seperti seorang teman. Namun malam ini Yubi merasa pelukan itu berbeda karena tadi sempat terbawa suasana tapi untungnya dia segera mengakhirinya dengan memisahkan diri nya dari Lisa.
"Ck santai saja, aku di sini karena terpaksa bukan untuk menjadi temanmu." Yubi sangat bertolak belakang dengan hatinya sendiri.
"Aku berusaha bersikap manis, kau tahu! Kau selalu mengacau." Lisa memutar matanya. Di matanya Yubi merupakan gadis yang santai dan tidak akan mudah terpengaruh dengan perlakuan manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushed Flowers | JENLISA
Fanfiction"Aku memohon untuk tidak ditinggalkan tapi dia tetap meninggalkanku dan sejak malam itu aku lenyap." _____ JENLISA FANFICTION