13. Heartbeat

661 93 9
                                    

Jennie POV

Lisa menciumku.

Lisa mencium bibirku.

Aku sangat terkejut dengan kenyataan itu. Berkali kali aku meminta kalau itu hanyalah sebuah mimpi namun ternyata ini adalah kenyataan. Kami berciuman dan itu berjalan cukup lama.

Sunyi hening menemani ciuman kami berdua. Lisa menciumku dengan lembut begitu juga ketika aku membalas ciumannya. Ini terlalu manis untuk tidak berjalan lama.

Lisa memeluk pinggangku dan lenganku melingkar di lehernya. Seperti kami sudah pernah berciuman sebelumnya. Aku sangat menikmati ini untuk pertama kali bersama Lisa.

Sungguh, aku masih sangat terkejut namun aku tidak menunjukkan nya agar Lisa tidak merasa canggung dan terus melanjutkan ciuman kami. Aku tidak menolaknya karena aku harus membuat pengakuan sekarang. Aku jatuh cinta.

Aku jatuh cinta pada Lisa.

Aku belum bisa mengetahui sebesar apa perasaanku terhadapnya. Akan sebesar apa aku berkorban untuknya nanti dan akan berapa banyak air mata akan aku keluarkan untuknya. Aku tidak bisa memastikannya karena ini terlalu tiba tiba.

Lisa mungkin tidak memperlihatkan kalau dia ingin mendekatiku. Tapi ku rasa dia memang tidak berniat untuk mendekatiku, tapi akulah yang memaknai hal itu dengan sudut pandang yang berbeda.

"Jennie...."

Tanganku membelai lembut tengkuknya. Menariknya kembali untuk sebuah ciuman lagi. Aku sangat menikmati ciuman kami dan aku berpikir ini akan menjadi ciuman terakhir kami jika nanti Lisa menyesal karena telah menciumku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya.

Lisa perlahan melepaskan ciuman kami.

"Jennie-ya..." Panggilnya. Suara Lisa terdengar sangat maskulin. Aku ingin mendengar suara itu dihari hari berikutnya.

"Hmm?"

"Kau cantik." Bisiknya.

Aku memilih untuk tidak bicara karena berciuman lebih menyenangkan.

Mata kami bertemu. Matanya itu... Seketika membiusku. Lisa sangat menawan, dia yang paling menawan sejauh ini. Aku ingin mengindahkan momen ini dengan tidak mau berhenti menatap matanya.

Aku tidak mengerti, apa Lisa sedang berada di alam bawah sadarnya atau tidak. Aku tidak peduli. Lisa, aku menyukaimu.

Kami berciuman lagi dan kali ini lidahnya bergerak masuk ke dalam mulutku. Aku akan menyembutnya dengan senang hati dan tidak akan pernah membuat itu menjadi pengalaman yang buruknya bersamaku.

Seseuatu yang aku sadari sekarang, Lisa menjadi ciuman pertama yang aku impikan. Ciuman yang seperti impianku selama ini. Aku mungkin terlalu berlebihan tapi aku termasuk orang orang yang memaknai hubungan fisik. Aku akan menganggap ini lebih dan jika nanti aku harus tersakiti, setidaknya aku melewati momem indah ini.

Kami melepas ciuman kami.

"Maafkan aku karena aku menciummu." Bisiknya.

Hidung kami menyatu, aku bisa merasakan hembusan napas yang keluar dari hidungnya.

"Kau bisa terus melakukannya, Lisa."

.

Author POV

Yubi melihat layar ponselnya yang menyala menunjukkan room chat nya terakhir dengan Lisa.

Setelah terakhir mereka bertemu dan tidak ada lagi kabar yang ia dapatkan. Yubi mengirim Lisa beberapa pesan namun tidak ada balasan. Yubi tidak bisa keluar apartemen karena kondisi jalan yang masih sangat licin akibat salju turun.

Crushed Flowers | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang