12. Snowdrop

590 87 20
                                    

Jennie menyiapkan makan malam untuknya dan untuk Lisa. Mereka tidak jadi makan di luar karena sedang ada hujan salju. Sejak pagi tadi harusnya mereka sudah peka terhadap perubahan cuaca karena sejak tadi pagi langit menjadi sangat mendung.

Lisa semakin cemas karena Jennie terjebak di apartemennya. Jennie seharusnya pulang tapi akibat hujan salju Lisa tidak bisa mengantarnya.

"Maafkan aku Jennie, aku akan mengawasi semalaman agar jika badai salju reda aku bisa mengantarmu pulang." Lisa menghampiri Jennie.

"Tidak apa, aku bisa menunggu badai salju berhenti." Jennie tersenyum hangat. Dia menyelesaikan masakannya dengan sempurna.

Jennie bisa memasak, dia sudah tinggal sendiri selama bertahun tahun dan itu keahlian yang sudah di luar kepala. Jennie membuat makanan berat untuk makan malam. Untungnya ada banyak persediaan di apartemen Lisa sehingga tidak perlu khawatir.

Lisa setuju dengan Jennie yang mengambil alih dapurnya karena Lisa tidak punya keahlian memasak, dia selalu makan di luar atau memesan makanan secara online.

"Maafkan aku."

"Kau selalu mengucapkan itu dalam satu hari, kau tidak lelah?" Jennie terkekeh untuk memecah kecanggungan diantara mereka. Setiap percakapan yang ada, Jennie berusaha itu akan berjalan lama. Dia ingin banyak bicara dengan Lisa namun Lisa banyak diam.

Sehingga jika ada kesempatan untuk bicara Jennie selalu mengusahakan itu akan berjalan lama dan selalu berhasil.

"Aku hanya merasa tidak enak padamu. Aku yang membawamu ke sini, tapi kau malah terjebak."

Jennie tertawa. Lisa selalu serius.

"Gwaenchana, aku ingin menghabiskan banyak film di netflix premium mu. Milikku sudah tidak premium lagi, aku belum berlangganan ulang."

Lisa mendekati Jennie, berdiri di sebelahnya.

"Hati hati, ini panas." Tangan Lisa menyentuh tangan Jennie yang hendak membawa tempat yang berisi makanan.

Jennie melihat wajah Lisa dari jarak dekat dan rasanya dia akan segera kehilangan kesadarannya. Lisa seperti berlian yang diberi nyawa. Bagaimana bisa ada manusia yang memiliki wajah sempurna sepertinya? Pesona Lisa tidak masuk akal.

"Aku yang akan melakukannya." Kata Lisa.

"Tidak, aku saja." Jennie menolak.

"Aku saja."

"Aku saja, Lisa."

"Aku saja, Jennie."

"Okay."

Jennie mengalah kemudian bergeser sedikit agar Lisa bisa mengambil beberapa makanan di sana untuk di bawa ke ruang TV. Jennie mengatur napasnya, itu tadi adegan yang berbahaya, Jennie bukan orang profesional yang bisa melewatinya dengan mudah.

"Kau terbiasa memasak?" Tanya Lisa.

Jennie mengangguk.

Keduanya duduk di lantai dengan makanan yang sudah tersedia di sana. Bau nya sangat enak, Lisa menjadi sangat lapar hanya dengan menghirup bau masakan Jennie.

"Enjoy your meal." Keduanya menyatukan sumpit mereka kemudian tertawaa bersama.

Makan malam dengan tontonan sangatlah menyenangkan. Suasana sejuk ditambah kehengingan luar yang menaikkan mood saat sedang makan. Hanya ada Jennie dan Lisa, mereka akan menginap bersama di sana.

"Bagaimana natalmu ditahun sebelumnya?" Tanya Jennie.

"Biasa saja, berkumpul dengan keluargaku. Tahun lalu kami merayakannya di Korea, namun tahun ini mereka semua berada di Thailand."

Crushed Flowers | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang