🦋 Butterfly 28 🦋

1.8K 267 143
                                    

Vote dan komen, jangan nakal ya kalian.

Kinda 18+

Tanggal 29 juni, tepat dimana semua persiapan pernikahan Samudra dan Geskana selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanggal 29 juni, tepat dimana semua persiapan pernikahan Samudra dan Geskana selesai. Dan pernikahan mereka akan dilangsungkan besok hari.

Geskana sedikit khawatir acaranya tidak akan berjalan lancar, tapi Samudra selalu menenangkannya dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja sampai acara selesai.

Sebenarnya tidak ada yang perlu Geskana khawatirkan, hanya saja beberapa hari terakhir ia sering mual. Geskana takut ketika di tengah acara, dia akan mengacaukan semuanya.

"Mas Samudra." Geskana meraih tangan Samudra dan membawa tangan besar itu mengusap perutnya. "Adek bayi akhir-akhir ini kenapa berulah?" tanya Geskana dengan wajah sendu. Mereka tidak mungkin akan mengundur pernikahan lagi karena semua persiapan sudah selesai.

"Geska mual lagi, sayang? Mau kita periksa ke Dokter, tidak?" tanya Samudra dengan suara lembutnya.

Geskana menggeleng lemah. "Geska seperti tidak bertenaga. Adek bayi sangat nakal, Geska kesal," mata indah Geskana berkaca-kaca ketika mengucapkan itu. Terlihat dari wajahnya, Geskana memang sangat kelelahan.

"Stt ... sini Mas peluk ya cantik. Jangan nangis sayangnya Mas." Samudra membawa Geskana ke pelukannya, mengusap lembut punggung Geskana sambil mengecup dahi kekasihnya.

"Mas, usap-usap juga pinggang Geska," pinta Geskana dan langsung di turuti Samudra. "Mau seperti ini sampai Geska bobo ya, Mas."

"Jangan bobo dulu, nanti Mas buatkan susu untuk Geska—"

"Tidak mau, Geska tidak mau minum susu lagi. Tadi kan Mas buatkan susu juga terus di muntahin sama Adek bayi. Geska sakit perutnya kalau muntah terus." Geskana langsung menolak, membayangkan meminum susu saja sudah membuat perutnya serasa di aduk lagi.

"Geska mau apa? Biar Mas belikan, asal Geska mau makan ya, sayang? Kasihan perutnya tidak terisi sama sekali," ucap Samudra berusaha membujuk.

"Mau buah saja boleh tidak? Tapi jangan Mas Samudra yang membelikan. Suruh Orlan saja. Mas Samudra harus tetap disini temani Geska."

"Tentu boleh, sayang. Sebentar, Mas mau ambil ponsel Mas dulu. Tadi sepertinya tertinggal di ruang tamu." Samudra ingin melepaskan pelukannya, tapi Geskana malah menahan.

"Kata Geska, Mas nya di sini saja dengan Geska. Jangan kemana-mana, nanti Adek bayi dalam perut rewel lagi ...." Geskana mempererat pelukannya pada tubuh besar Samudra. Menghirup aroma tubuh lelaki itu.

Behind the Butterflies 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang