Hanya ada keheningan di antara Samudra dan Geskana. Mereka terhanyut pada pikiran masing-masing. Geskana dari tadi terus memperhatikan layar ponselnya, sedangkan Samudra terus menatap wajah indah Geskana.
"Geska...," panggil Samudra ragu-ragu. Geskana menyimpan ponselnya dan menatap Samudra. "Saya ingin berbicara," lanjutnya, membuat Geskana mengangguk mengizinkan.
"Sebelum Pak Samudra berbi--"
"Saya masih muda. Kamu bisa membuat panggilan baru untuk saya," potong Samudra. Geskana memejamkan matanya untuk mengontrol emosi.
"Tidak ada hubungannya saya memanggil Pak Samudra, dengan umur," ujar Geskana dengan senyum yang ia paksakan.
"Kamu memanggil saya, Pak. Sedangkan saya bukan Bapak kamu. Sekarang paham, kan?" Samudra beranjak dari duduknya, dan ingin menghampiri Geskana.
"MAS DIAM DI SANA!" Geskana refleks memanggil Samudra dengan sebutan Mas. "M-maksud saya bukan sep--"
"Saya lebih suka di panggil Mas." Samudra kembali duduk di tempatnya. "Kamu menggemaskan ketika ketakutan," ucap Samudra di sertai kekehan ringan.
"Ya sudah cepat Mas ingin berbicara apa? Saya ingin mandi, karena sehabis lari pagi tadi saya belum mandi." Geskana mengipas-ngipaskan tangannya di depan wajahnya.
"Saya mulai sekarang?" tanya Samudra, dan Geskana mengangguk pelan. "Terdengar sedikit lancang mungkin, tapi saya ingin...,"
Geskana langsung menutup pahanya dengan bantal. "Saya tidak ingin ya! Saya akan memberikan semuanya dengan kekasih saya nanti!" ujar Geskana galak.
"Saya hanya mengatakan ingin mengenal kamu lebih dekat. Otak kamu sepertinya perlu di cuci." Samudra mengulum senyum, melihat wajah Geskana yang memerah.
"Sepertinya Mas dari tadi suka sekali menjebak saya dengan pertanyaan ambigu dari Mas. Saya tidak se polos itu untuk memahami arah pembicaraan Mas!" Geskana mendengus kesal. Sungguh, pria di depannya sekarang sangat menyebalkan.
"Ya sudah, jadi bagaimana? Kamu mau menjadi kekasih saya? Saya bisa membuat kamu mendesah dan menangis di bawah saya."
Geskana membulatkan matanya terkejut. "MAS SAMUDRA INI PELECEHAN TAU! SAYA LAPORKAN NANTI!" Geskana melemparkan bantalnya pada Samudra. Dengan cepat, Samudra menangkap bantal yang di lempar oleh Geskana.
"Lagi pula saya baru mengenal Mas," lanjutnya berucap pelan. "Saya baru menemui manusia aneh seperti Mas Samudra."
"Kamu baru mengenal saya. Tapi saya sudah cukup lama tau kamu. Sekitar dua atau tiga bulan? Saya terus memantau kamu, ketika kamu melakukan siaran langsung... ketika kamu memposting foto yang cukup membuat tubuh saya panas. Saya tau semuanya tentang mu."
Samudra menghentikan ucapannya, pria tampan itu terkekeh kecil melihat wajah terkejut Geskana. "Saya baru mencari informasi tentangmu sekitar satu bulan lalu," lanjut Samudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Butterflies 🔞
FanficCerita singkat dari Geskana, seorang laki-laki berparas cantik yang haya ingin mendapat kebahagiaan dalam hidupnya. Entah kapan terakhir kali dia bisa tertawa lepas, setelah kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Kehidupan Geska...