Hi sayangku semuanya. Setelah bergulat dengan Naskah setebal kamus itu akhirnya aku kembali.
Rindu tidak?
"MAS SAM--""Sttt ... jangan berisik, biasanya manusia yang bernama Samudra Megantara itu tidak suka di ganggu bila sedang bekerja," ujar Orlan memperingatkan Geskana. Pria itu bahkan menahan tangan Geskana agar tidak mengetuk pintu ruangan Samudra.
"Terus bagaimana? Geska ingin bertemu dengan Mas Samudra." Geskana menatap Orlan dengan mata yang berkaca-kaca.
Orlan tersenyum, ide jahil mulai bermunculan di otaknya. "Ya tunggu sampai Pak Megan menyelesaikan pekerjaannya. Di dalam juga sepertinya ada perempuan yang men--"
"HUAHH! MAS SAMUDRA!"
Satu kali dobrakan, Geskana berhasil membuka pintu ruangan Samudra. Setelahnya, Geskana tersenyum karena melihat Samudra hanya sendirian saja di ruangan. Geskana sedikit berlari, menghampiri Samudra.
"Kenapa?" tanya Samudra, ia menarik tangan Geskana dan membawa si manis duduk ke pangkuannya.
"Lihat, Geska sehabis menangis." Geskana mendekatkan wajahnya dengan Samudra. Air mata masih mengalir di pipi gembul itu.
"Ada yang memarahi Geska ketika ingin ke ruangan Mas?" Samudra mengusap pelan pipi Geskana. Terlihat raut wajah khawatir Samudra sangat jelas.
"Tidak ada yang memarahi Geska. Orlan tadi bicara dengan Geska bahwa Mas Samudra tidak suka di ganggu ketika bekerja. Terus Orlan bilang Mas Samudra bersama perempuan." Geskana mengadu pada sang kekasih.
"Orlan? Dimana dia?" Samudra melihat kearah pintu, tapi tidak ada Orlan di sana. Sepertinya sahabat sekaligus Sekretarisnya itu kabur ketika Geskana masuk tadi.
"Sudah Mas Samudra. Biarkan saja Orlan nya pergi. Geska tidak ingin berbicara lagi dengan Orlan. Mengesalkan, Adek bayi marah."
"Adek bayi yang sedang Mas pangku atau yang di dalam per--"
"MAS SAMUDRA! GESKA BUKAN ADEK BAYI!" Geskana menjerit tepat di telinga Samudra. "Tidak boleh berbicara seperti itu lagi!" lanjutnya, kemudian beranjak dari pangkuan Samudra.
Samudra mengusap telinganya yang terasa berdengung karena jeritan Geskana. "Untung saya sayang," ucap Samudra pelan.
"Mas Samudra, Geska akan membeli sesuatu ke luar. Adek bayi mau katanya, minta uang." Geskana tersenyum dengan menampakkan deretan gigi rapinya.
"Mas kasih satu kartu Mas saja, ya? Agar Geska puas mau membeli apapun." Samudra mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya, ia mengambil satu kartu miliknya dan menyerahkan pada Geskana.
"Eumm ... Geska ingin uang yang kertas saja. Ini simpan untuk lahiran Adek bayi," ujar Geskana, mengembalikan kartu yang Samudra berikan padanya tadi.
Samudra tersenyum mendengar perkataan Geskana. Ia sempat mengira bahwa Geskana boros, karena Geskana mengatakan pengeluarannya dalam satu bulan cukup banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Butterflies 🔞
FanficCerita singkat dari Geskana, seorang laki-laki berparas cantik yang haya ingin mendapat kebahagiaan dalam hidupnya. Entah kapan terakhir kali dia bisa tertawa lepas, setelah kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Kehidupan Geska...