🦋 Butterfly 16 🦋

3.8K 379 172
                                    

Vote dulu.
Komennya yaw, biar mood Princess naik.

Samudra menatap tidak percaya pada benda yang ada di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samudra menatap tidak percaya pada benda yang ada di tangannya. Ia berkali-kali menatap Geskana dan benda itu secara bergantian. Geskana juga bingung dengan tingkah pria yang berada di depannya saat ini.

"Ini benar?"

Pertanyaan yang entah ke berapa kali Samudra tanyakan dan lagi, Geskana hanya mengangguk menanggapi. Setelahnya tubuh Geskana di peluk oleh Samudra, membuat Geskana tenggelam dalan tubuh besar Samudra.

"Terima kasih, terima kasih banyak cantik. Mas tidak tahu harus mengatakan apa." Samudra mengecup berkali-kali kening Geskana. Setelahnya ia berjongkok di depan Geskana.

"Anak Daddy," ucapnya sambil mencium lama perut Geskana. Perasaan Geskana campur aduk ketika Samudra mengatakan itu, jantungnya yang berdetak lebih cepat dan seperti ada kupu-kupu berterbangan di perutnya.

Sepulang dari rumah Genna, Geskana memang meminta Samudra untuk membelikan testpack dulu. Samudra sempat bingung tapi tetap menuruti permintaan Geskana. Dan ketika sampai ke rumah tadi, Geskana langsung memeriksa apakah ia benar hamil atau tidak, ternyata dugaannya benar.

Entah berapa menit lamanya mereka terdiam di depan pintu kamar mandi, sampai Geskana merasakan pegal di kakinya. 

"Mas ... kita bisa ke kasur dulu tidak? Kaki Geska sangat pegal." Geskana menunduk, mengusap lembut surai hitam sang kekasih. Samudra langsung berdiri dan menggendong Geskana, membawa Geskana ke kasur.

Samudra duduk di sisi kasur dengan memangku Geskana, ia terus mengusap perut Geskana. "Ternyata sperma Mas hebat juga," ucapnya pelan.

"Mas Samudra, tapi kan dedek bayi ada di perut. Kita tidak bisa pergi menemui orang tua Mas ... tidak enak duduk di pangku." Geskana bergerak gelisah di pangkuan Samudra.

"Kenapa? Dia tidak bangun, sayang." Ujar Samudra, mengeratkan pelukannya pada Geskana agar si manis tetap berada di pangkuannya.

"Ish! Sudahlah, jadi bagaimana? Geska takut orang tua Mas tidak menginginkan bayi in--"

"Tidak boleh berbicara seperti itu, nanti Mas telepon orang tua Mas agar mereka saja yang menemui Geska. Mereka tidak akan menolak bayi ini, karena dari lama mereka juga menginginkan seorang cucu."

Geskana menghela napas lega mendengar ucapan Samudra. "Mereka datang ke Indonesia ya, Mas?" tanya Geskana dan Samudra mengangguk singkat. "Kenapa? Padahal bila orang tua Mas tidak akan masalah dengan bayi ini, Geska tidak apa kok pergi ke Luar Negeri."

Behind the Butterflies 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang