"Lu Polisi ya?". Paul mengerjap kaget, ia ketahuan dengan mudah oleh lelaki yang mengenalkan namanya Rony itu.
"Hehe". skeptis Paul tertawa, "Terlalu mudah ya lu nebak Gue". Paul menyeringai, ia tersenyum miring menatap Rony yang kini berwajah datar.
Kali ini keduanya di tinggalkan begitu saja, gadis yang harusnya di ikuti Paul dan Rony tadi malah meninggalkan kedua pemuda ini untu saling berbasa basi, sementara Nabila pergi membeli minum dan cemilan untuk dimakan disana.
"Lu siapanya Nabila?". Paul bertanya tanpa ekspresi, menatap tajam Rony yang tertawa santai dan menyender pada pohon besar di belakangnya.
"Lu taukan gadis itu kesandung kasus saat ini". Rony menduduk tegak melihat Paul yang berbicara, ia menatap tajam Paul, seolah lelaki itu sedang berbicara hal yang tak disukainya.
"Kenapa?, Nabila gak terlibat dalam kejahatan apapun, yang dia lakukan cuma memberi tahu publik bahwa penjabat kita gak sebersih itu, anggep aja mungkin Tuhan sendiri udah nyerah nutupin aib aibnya mentri busuk itu". skeptis, Rony berujar dengan datar, menyambut tatapan Paul yang mengintimidasinya.
"Bener kata Nabila, Polisi sekarang bukannya melindungi tapi malah mengintimidasi, gimana rakyat bisa aman kalo aparatnya aja masih nyari uang selipan".
Mendengar itu Paul berdiri, hampir saja menjatuhkan satu pukulan pada Rony yang tersenyum mengejeknya, Namun Nabila yang melihat itu buru buru berlari, menghempas Paul untuk menjauh, lalu memastikan Rony baik baik saja.
"Ron!, lu baik baik aja kan!". tanya Nabila khawatir, namun bukannya sebuah jawaban yang di dapatinya Rony lagi lagi malah menjitak keningnya pelan.
"Aku-Kamu, jangan Gue-Lu, katanya lu anak desa gak terbiasa Gue-Lu, tapi manggil Gue malah Gue-Lu an!". Rony mencebik, lalu menatap Paul mengejek, ia merasa menang saat ini.
Mendengar itu kepalang panik Nabila mengangguk, lalu menatap Rony memastikan,"Baik baik aja kan?, kamu gak kenapa kenapa?". tanya Nabila sekali lagi.
"Aman, lagian ngapain dipisahin sih, kan Gue juga bisa ngelindungin diri gue sendiri!".
Nabila mencebik mendengarnya, "Tadi katanya Aku-Kamu, giliran di pake malah Gue-Lu!". kesal Nabila.
"Aku-Kamu tuh khusus buat lu doang ke gue, jangan ngeluh, sama Paul Aku-kamuan diem aja gak ngeluh, sama gue ngeluh mulu!". ucap Rony.
Mendengar Nama Paul Nabila melotot, ia menoleh kebelakang melihat Paul yang masih berdiri mengepalkan tangannya, dengan cepat Nabila menggengam tangan Paul, lalu membuka kepalan tangan Paul lembut, "Polisi tuh gak boleh ngelakuin kekerasan, lain kali perbanyak sabar, inget tugas aparat itu ngelindungi". ujar Nabila, ia meniup niup tangan Paul kecil agar tangan besar yang mengepal tadi menguar.
Paul yang melihat itu terkekeh geli, gadis ini lucu sekali, ekspresinya berubah ubah, tadi marah sekarang khawatir, ah ia merasa di perhatikan jika begini.
Rony yang menatap itu jengah, ia menarik Nabila agar berbalik menghadapnya, meniup wajah gadis itu seperti kemarin sampai mata lentiknya mengerjap erjap kelilipan, "Gue yang jadi korban, kenapa dia yang lu khawatirin?". tanya Rony clingy.
"Kan kamu gak sempet kepukul tadi Ron, Lagian kalopun Paul mau mukul kamu, aku sepenuhnya yakin itu pasti salah kamu!". Nabila menyipit menatap Rony
"Mulut kamu itu nyebelin Ron!". sambung Nabila gadis itu tertawa setelahnya, lalu memposisikan diri berada di tengah tengah kedua lelaki tadi, "Udah gak usah ribut ribut, saling maaf maafan gih". celetuk Nabila.