Rise the Emperor's

147 54 0
                                    

> Happy Reading <

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

> Happy Reading <

.
.
.
.

Dibawah sinar purnama yang terjadi tiap 200 tahun sekali, seorang bertudung melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah hutan yang tak pernah dijamah oleh sosok manusia pun, dimana desas desus yang berkata jika siapapun yang memasuki hutan terlarang itu tak akan pernah bisa keluar dengan keadaan hidup bahkan jasadnya pun seolah hilang ditelan bumi.

Orang bertudung itu berdiri di depan sebuah pohon beringin putih yang berdiri dengan kokoh seolah pohon itu telah ada disana selama ribuan tahun, namun selama itupun tak pernah ada daun yang tumbuh pada tiap ranting pohon itu.

Deru angin yang semakin kencang membuat tudung yang dikenakan orang tersebut bergerak tak beraturan.

"Sudah 1000 tahun berlalu tuanku" ucap orang itu lirih

Ia mendongak melihat purnama yang masih menghiasi hitamnya langit , bahkan sinar bintang seakan redup tergantikan dengan purnama yang begitu terang.

"Setelah takdir kelam itu mengambil jiwamu"

"Lahirlah kembali tuanku, temukanlah takdirmu"

"Agar kelak di sisa umurku bisa ku kembalikan apa yang telah menjadi milikmu" orang bertudung itu meletakan setangkai bunga smeraldo dibawah pohon itu, wajahnya menunduk setetes air mata jatuh di salah satu kelopak smeraldo.

Sosok itu berbalik, pergi meninggalkan tempat yang setiap purnama menyapa menjadi salah satu tempat dimana ia menunggu sosok yang teramat ia nantikan.

Sinar purnama semakin redup, bulanpun perlahan kembali menampilkan sinarnya.

Namun tanpa diketahui siapapun setetes air mata yang terdapat di bunga semeraldo itu bersinar dengan terangnya sebelum hilang ditelan kegelapan malam.

Di Sebuah distrik perkampungan bernama artemus , seorang lelaki berkemeja putih dengan rompi army serta baret yang menutupi sebagian rambutnya itu berjalan dengan membawa sekantong plastik yang berisi bahan makan yang ia beli di salah satu pedagang di pasar yang ia singgahi setelah pulang dari tugasnya berlayar ke negeri seberang.

Suasana hatinya seakan berseri terlihat jelas tercetak di wajah tirusnya yang ditumbuhi beberapa kumis tipis, langkahnya terhenti di depan sebuah rumah yang terlihat cukup sederhana namun tampak asri dengan beberapa pot-pot tanaman di depan pekarangannya.

"Tuan Barentsz, akhirnya kau pulang" sapa seorang wanita dengan dress berwarna maroon yang sedang menggendong putrinya.

"Iya nyonya song, urusan dinegeri sebrang selesai dengan cepat sehingga saya bisa pulang sedikit lebih cepat dari perkiraan" tuan kim tersenyum kearah wanita tersebut yang tak lain adalah tetangganya.

"Kabar yang sangat baik tuan kim, tapi sepertinya nyonya Thalia sedang keluar untuk memeriksakan kandungannya" ucap nyonya song.

"Terimakasih infonya nyonya song, saya akan menunggu kepulangannya didalam. Permisi" tuan kim sedikit membungkuk berpamitan dengan nyonya song

Akoma Mazi Sou [ Fantasy ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang