06 -- Sesak.

2 2 0
                                    

SRET!

Kazumi membuka mata perlahan pedang itu menancap tepat di sampingnya, dengan Vinn yang mendengus, "Lemah," ejeknya.

Pemuda itu mengulurkan tangan, menawarkan bantuan.

Nafas Kazumi memendek, maniknya meredup. Tangan Kazumi mencengkram erat dadanya yang semakin sesak. Vinn berjongkok, menatap Kazumi lamat.

"Kau ini memang selemah itu, ya?"

Artheon terdiam sejenak, dia memegang dada kirinya. 'Kabut itu ... apa hanya dia yang merasakan sesaknya?'

Tubuh Kazumi meringkuk, keringat dingin mulai bercucuran. Hal itu membuat raut Vinn berubah menjadi panik.

"CEPAT BAWA DIA KE RUANG MEDIS!" teriak seorang gadis bersurai hijau, dia Qiao. Seorang healer yang paling ahli soal kesehatan.

Tanpa basa-basi, Vinn segera menggendong Kazumi. Dia berlari menuju ruang medis. Disisi lain, Qiao juga ikut menyusul ke sana.

"Astaga ini buruk, kalau Kazumi kenapa-kenapa ku terbangkan si Vinn sialan itu!" Akari dan Rei ikut menyusul, meninggalkan lapangan.

Kejadian itu tentu membuat heboh satu lapangan, Yulian memerintahkan kepada para ksatria untuk menertibkan para pahlawan yang lain. Dengan segera, Yulian dan Artheon juga ikut menyusul pergi ke ruang medis.

"Se ... sak ..." Kazumi berkata dengan terbata-bata.

Melihat Kazumi dalam keadaan sekarat, jantung Vinn berdegup kencang. Entah kenapa, rasa khawatir dan takut menyelimuti dirinya saat ini. Tangannya terus mendekap erat Kazumi.

STRING!

Sebuah tali sihir terikat pada lengan Kazumi, itu sihir heal dari Qiao. Vinn menoleh ke samping, gadis healer itu berlari tepat di sampingnya menatap Kazumi khawatir.

"Apa kau sudah tidak waras menggunakan kabut setebal itu huh?! Kau benar-benar berniat membunuhnya ya?! Manusia mana pun akan mati jika terlalu lama terjebak di dalam kabut itu! Aku berharap dia tidak mati konyol dalam lima menit!" tukas Qiao.

"Ah sial. Kenapa mereka harus membuat ruang medis sangat jauh dari lapangan?!"

DEG!

"LIMA MENIT KATAMU?!" teriak Akari di belakang.

"VINN SIALAN! KALAU KAZUMI MATI KU BUNUH KAU!!" ancam Rei berlari di samping Akari.

Detak jantung Vinn semakin tidak karuan. Dadanya menjadi sesak secara tiba-tiba. Manik ungunya menatap wajah Kazumi yang terus merintih kesakitan.

'Tolong ... bertahanlah.'

Sesampainya di ruang medis, Vinn buru-buru menurunkan Kazumi ke ranjang. Karena tali sihir milik Qiao, keadaan tubuh Kazumi tidak memburuk, setidaknya dia tidak mati konyol dalam lima menit.

"Tolong naikkan kakinya sedikit lebih tinggi, ya, seperti itu," komando Qiao. Dia melepas baju perisai Kazumi, menyisakan kemeja putih. "Vinn, pergilah dan ambilkan air yang mengandung gula. Rei dan Akari, kalian bisa menunggu di sini. Asal jangan terlalu berisik."

Dengan itu, tali-tali sihir kembali terbentuk mengikat di tubuh Kazumi. Qiao meletakkan kedua tangannya di dada kiri gadis lain, dan dengan segera cahaya hijau terlihat.

Selama lima menit, Qiao hanya seperti itu. Dengan sesekali menyuruh Rei atau Akari untuk membenarkan posisi tubuh Kazumi. Akhirnya dia melepas tali sihir dan mengangkat tangannya, mendesah puas. "Untuk saat ini keadaannya stabil. Jika dia bangun nanti jangan biarkan dia berdiri dulu. Setidaknya 10 atau 20 menit biarkan dia dalam keadaan duduk atau rebahan seperti ini. Dan jangan lupa meminumkannya air yang dibawakan Vinn tadi."

The Final Curse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang