•{ Chapter 16 : Kue Aneh(2) }•

918 118 6
                                    

Zayyan kembali mendapat mimpi buruk,dirinya langsung terbangun dengan keringat yang bercucuran di tubuhnya.

Kali ini terasa nyata,bahkan rasa sakit itu dapat kembali ia rasakan membuat ia ingin menangis sama seperti di hari ini.

Tak kuat menahan tangis,ia akhirnya menangis diam diam,duduk diatas kasurnya dengan posisi kedua tangan memeluk kedua lutut dan menyembunyikan wajahnya di antaranya.

Tiba tiba suara petir menyambar kuat membuat Zayyan terkejut dan langsung menoleh kearah jendela.

Ternyata matahari tidak menyambutnya lagi karena sudah tertutupi oleh awan gelap yang akan menuangkan seluruh airnya agar lega.

Zayyan benar benar membenci hujan,karena itu mengingatkan dirinya saat ayahnya mendorongnya keluar dengan keadaan terluka di hujan yang penuh dengan petir.

" Ayah maafkan Zayyan! Zayyan janji bakal berguna! ayah kumohon biarkan aku masuk! disini dingin ayah! ayah!! "

Teriakannya saat kecil mulai menggema dipikirannya,ia pun menutup kedua telinganya berharap tak mendengar.

Zayyan sudah tidak kuat,ia ingin melampiaskannya namun dengan apa?

" ...D-Dimana cutterku?..." lirih Zayyan sembari melihat sekeliling kearah kamarnya.

Ia turun dari atas kasurnya,perlahan menuju kearah meja belajarnya,tangan kanannya pun membuka laci disana dan menemukan cutter yang selalu ia bawa.

Disaat hendak memgambilnya,Zayyan langsung terhenti karena teringat sesuatu.

Ia ingat perkataan Beomsoo,hari dimana ia ketahuan melakukan pelampiasan dan Beomsoo menyuruhnya untuk melampiaskannya dengan cara yang lain seperti...pelukan hangat.

Zayyan mulai bimbang,ia berpikir keras untuk memutuskan,melampiaskannya dengan rasa sakit atau hangat?

Disaat dirinya tengah memegang cutter tersebut,tiba tiba pintu terbuka memperlihatkan Wain yang tampak barusaja bangun tidur dengan telinga serigalanya yang menunduk dan ekor yang bergoyang lemah.

Wain membuka matanya dan melihat Zayyan yang tengah memegang cutter dengan wajah gelisah,merasa curiga,ia pun menatap serius kearah Zayan.

" Zayyan,apa yang kau lakukan dengan cutter itu? " tanya Wain seakan menginterogasinya.

" T-Tidak...a-aku hanya memegangnya hyung,sungguh " elak Zayyan bohong.

Tatapan Wain semakin tajam,ia pun berjalan mendekati Zayyan dan berdiri didepannya langsung membuat Zayyan merasa menciut.

Tangan besarnya mengambil cutter dari tangan mungil Zayyan,ekor serigalanya bergerak seakan kesal dan ia tanpa sengaja menunjukkan taringnya.

" Dengar,jika kau melakukan hal bodoh lagi maka aku akan mengadu pada semua orang,paham? " ancam Wain serius.

Zayyan mengangguk panik,ia hanya bisa mengiyakan,jujur ia tidak mau semua oeang tahu kebiasaannya ini karena ini memang terdengar gila.

Wain menghela nafas lega,ia mulai merasa tenang dan rileks kembali dan ia menyimpan cutter itu di sakunya.

" Sementara cuttermu hyung sita " ucap Wain membuat Zayyan murung.

Zayyan memang murung namun ia tidak berani membantah,ia berpikir lebih baik menjauh sedikit dari cutter kesayangannya itu meski tampaknya akan sedikit susah.

" Kau mimpi buruk lagi? " tanya Wain kembali membuat Zayyan mengangguk kecil.

" ...Butuh pelukan? " tanya Wain membuat Zayyan menoleh lucu kearahnya.

•Bungsu Tertukar!?• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang