𓇼𓈒 goes to meeting ours 𓈒 𓇼

279 30 10
                                    

Happy reading!
Sorry for typo!
•Mohon maaf jika terjadi kesalahan bahasa. Bisa tolong dikoreksi juga, terima kasih💗
•••

"Ibuk, mas pamit ya. Ibuk jaga diri baik-baik. Kalo ada apa-apa langsung mas dikabari ya?"

"Iya ganteng. Mas, Ndak usah kuwatir. Seharusnya Ibuk yang kudu kuwatir mas. Mas sehat-sehat di sana. Kalau ada apa-apa langsung telepon Ibuk"

'Pelanggan yang kami hormati'

'Sesaat lagi Kereta Api Sembrani akan diberangkatkan dari Stasiun Pasar Turi menuju Stasiun Akhir Gambir, dengan pemberhentian.....'

Mendengar pengumuman itu sedikit membuat Syahdan sedih. Artinya ia harus berpisah sebentar dengan Ibuk. Syahdan menatap Ibuk dan menciumi tangan wanita yang telah melahirkannya itu. Sedangkan Ibuk dengan senyuman manisnya yang tidak luntur. Beliau mengusap Surai legam putranya.

"Buk, doain mas selalu ya?"

"Mas ndak minta pun akan selalu Ibuk lakukan"

Ibuk ngusap-usap pundak Syahdan yang lebih tinggi darinya. Memandang sang anak yang telah dibesarkannya selama 18 tahun ini. Anak yang dulu cuma sebesar dan setinggi lengannya kini sudah tumbuh tinggi. Malah sekarang Ibuk yang tingginya cuma sebahu Mas Syahdan.

Selesai berpamitan dan mengurusi beberapa urusan sebelum masuk ke kereta. Maka inilah saatnya Mas Syahdan harus berpisah sama ibuk.

Dipeluknya dan ditepuknya bahu Syahdan menandakan bahwa ia harus segera pergi. Syahdan menciumi tangan Ibuk lagi dan segera masuk ke kereta.

"Mas berangkat nggih Buk"

"Sing ati ati Yo bagus... Jangan lupa selalu kabarin Ibuk"

Syahdan segera berjalan menjauh dan melambaikan tangannya pada Ibuk yang dibalas sebaliknya. Maka, dengan ini, wanita paruh baya yang masih nampak cantik dengan senyuman seindah pelangi itu, merelakan kesayangannya pergi.

"Kamu harus dapat yang seharusnya kamu dapatkan nak..."

🖇️🖇️🖇️

"A'a pamit nya Ni. Nini teh jaga dijaga kesehatannya"

"A'a juga ya kasep. Baik-baik disana. A'a juga musti ingat. Kalau A'a butuh rumah buat berteduh. Nini selalu ada buat A'a disini. Pulang kerumah Nini ya?"

Tian mengangguk patuh dan segera meraih tangan Nini. Sedangkan Nini sendiri tersenyum dan tangan keriputnya mengusap kepala Tian. Cucu laki-laki satu-satunya dari anak perempuan semata wayangnya.

Nini menyayangi Tian. Setelah Tian lahir, Ibu Tian seperti orang yang berbeda. Ambu atau anak Nini ini sering digambarkan dengan sosok yang ramah, manis, dan penurut. Suaranya halus mengalun bagai alunan gemericik air. Namun, dikabarkan lagi. Setelah Tian lahir Ambu berubah menjadi pendiam, sering membentak, dan seenaknya. Bahkan saat Tian lahir wanita itu tak pernah mau menyentuhnya. Melihatnya setelah lahir saja katanya wanita itu tak sudi.

Nama Tian adalah nama yang diberikan oleh Nini. Seperti yang sering diketahui bahwa nama adalah doa dan mempunyai arti tersendiri. Seperti Tian yang berarti 'berharga'.

Alva Tian Aryananta, itulah nama yang Nini berikan. Alva berarti 'teman' dan Tian 'berharga'. Nini berharap dalam nama itu agar Tian tumbuh menjadi sosok teman hidup yang baik dan berharga bagi setiap orang yang ditemuinya juga pasangannya kelak. Selain itu, sosok Tian adalah seseorang yang begitu berharga dalam hidup Nini.

Are We Brother's ? - [boynextdoor]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang