Happy reading!
Sory for typo!
Jangan lupa streaming 'Dangerous' yak!
•••"APA-APAAN BANGSAATTT!!!"
Rio sudah diujung batas kesabaran. Bersih-bersih, uang saku, dan tinggal bersama serta tidur bersama dengan banyak orang sudah Rio terima semua meskipun yang terakhir itu masih setengah-setengah. Rio terima dengan lapang dada. Tapi yang ini dia udah diatas batas kesabaran.
"Sialan!! Ini beneran kasurnya begini?! That's– shit!! Kenapa gak satu-satu sih?!!! Rumah sama halaman doang gede anaknya suruh tidur dempetan kaya asrama sekolah! Bajingan!" Gerutu Rio yang setelahnya terdengar suara riuh datang.
"Ada apa kok teriak?"
"Nape Lo, bang?" Ujar dua orang yang kepalanya udah mencungul dari belakang tembok, Syahdan dan Liam.
"Jangan nanya, pusing gue" Jawab Rio yang setelah itu masuk ke kamar tak lupa membanting barang-barangnya asal dan merebahkan diri di salah satu ranjang yang di bawah.
Karena udah terlanjur nengokin si Rio yang tiba-tiba teriak. Liam dan Syahdan akhirnya ikutan masuk. "Ngapain Lo pada?" Tanya Rio tanpa membuka matanya.
"Lah kocak! Ini kamar kita semua ya, bukan hak paten Lo doang. Terserahlah kita mau apa!" Jawab Liam.
Jika Liam sibuk menjawab Rio, maka Syahdan saat ini sibuk melihat sekeliling. Cukup besar lah kamar ini dengan 3 kasur susun 2 tingkat tak lupa 6 meja belajar dan juga perintilannya. Bahkan ruangan itu masih ada space untuk orang satu RT lesehan. Buat jogging juga bisa itu.
"Luas ya, lumayan" Ucap Syahdan.
"Hmm. Udah sana kalian mau ngapain aja serah. Pokoknya jangan gangguin gue" Sahut Rio yang habis itu balik badannya hadap tembok.
Liam cuma geleng-geleng aja, terus Syahdan liatin mereka berdua. Habis itu Syahdan jalan dan narik tangan Rio. "Ga baik jam segini tidur tuh. Lebih baik kita beres-beres dulu terus bagi jadwal bebersih. Nanti Miss Vanya marah-marah lagi" kata Syahdan.
Rio pun berdecak malas dan menapis tangan Syahdan. "Lagi ga mood. Udah tenang aja nanti gue sewain ART sendiri. Leha-leha aja Lo pada" balas Rio yang buat Syahdan menggeleng.
"Perjanjiannya gak gitu lho! Udah bangun dulu atau kopermu tak buang ke kali!"
"Kocak Lo. Disini ga ada kali!"
Denger balasan Rio itu, Syahdan lagi-lagi menghela napasnya. "Yaudah tak bakar aja kopermu kalau masih semrawut begitu"
"Ya jangan bego! Itu aset semua isinya!" Rio pun langsung duduk setelah denger ancaman Syahdan. Gak tau manusia didepannya itu beneran atau nggak, tapi Rio antisipasi aja soalnya isi koper itu data pribadi yang dia sering kumpulin tentang mereka semua. Tak lupa segala ragam kelakuan bapaknya dalam laptopnya.
"Yaudah makanya dibereske sek, masukin nde lemari atau gimana gitu jangan di taro sembarangan. Senep mripatku"
"Hah?" Sahut Rio yang agak bingung sama ucapan Syahdan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Brother's ? - [boynextdoor]
Fanfiction[boynextdoor brotherhood story ft. zico] • • Kita saudara, kita punya keturunan darah yang sama walaupun dalam rahim yang berbeda. Terus kenapa kita harus saling benci? Saudara tidak selalu tentang darah daging kan? Tentang 6 remaja laki-laki yang...