Bab 21 Flash Back Rafael

1 0 0
                                    

Flash Back

Rafael yang semakin teringat pada gadis terpaksa menikah karena sebuah ancaman dari ibunya. Wanita yang sudah melahirkannya ke dunia mengancam akan bunuh diri jika Rafael tidak mau menikahi calon yang sudah disiapkan oleh ibunya. Walau hati menolak namun demi keselamatan ibunya dia rela melakukan.

Hari itu Rafael dengan berat hati melepas masa lajangnya, saat selesai ijab kobul barulah pengantin wanita diperlihatkan ke depan umum. Betapa kaget saat tahu siapa wanita yang kini bergelar istri untuk dirinya. Biji matanya nyaris loncat dari tempatnya, begitu tahu gadis yang selama ini bekerja jadi pegawai tatalaksana di kantornya bekerja kini harus menjadi pasangan hidupnya.

Acara pernikahan sederhana yang hanya dihadiri keluarga dari kedua pihak mempelai semula berlangsung hidmat. Namun setelah lelaki yang tidak pernah menyukai Wiwin langsung bereaksi.

"Tidak kalian sudah sekongkol menipu aku," ujarnya sambil berdiri berniat meninggalkan acara.

"Apa maksudmu, Nak kami pihak wanita menerima lamaran dari keluargamu, bagian mana yang kau anggap menipu?" jawab lelaki gemuk berkemeja batik, ayah dari mempelai wanita.

"Rafa, jaga kesopanan ingat kamu adalah orang terpandang di campus, jangan kau merendahkan diri seperti itu!" ujar wanita yang terlihat pucat karena menahan sakit di ulu hatinya.

"Tapi, Bu,"

"Tidak ada tapi-tapian kalian sudah resmi jadi sami istri," kembali ibunya menekankan rasa tanggungjawab yang jadi anaknya. Rafael pun diam.

"Abang," ucapnya sambil meraih tangan Rafa untuk mencium punggung tangannya. Rasa ingin menepis tangan gadis berkebaya brukat putih itu namun ditahan, takut menyakiti hati kedua orang tuanya. Dengan terpaksa membiarkan gadis yang bernama Wiwin yang kesehariannya bekerja sebagai tatalaksana di kantornya untuk mencium tangannya.

"Wiwin, kamu," gadis itu tersenyum manis segera mengalengkan lengannya di tangan Rafael. Lagi-lagi Rafael tak bisa menolak hanya membiarkan saja gadis itu memeluk tangannya.

Setelah pernikahan Rafael terpaksa membawa Wiwin ke apartemen miliknya, betapa bahagianya gadis yang selama ini mencintai diam-diam lelaki yang tidak pernah meliriknya, kini menjadi miliknya dan syah menjadi suami.

Satu bulan sudah berlalu kehidupan Wiwin bagai ada di sangkar perkutut yang pintunya sudah rusak dan bisa kabur kapanpun. Namun Wiwin tetap diam menunggu suaminya yang jarang pulang. Malam pertama yang digadang-gadang menjadi malam yang paling membahagiakan belumlah terjadi. Lelaki bergelar suami, jangankan menyentuhnya melirik pun sepertinya sangat jijik.

Satu hari saat Rafel sedang di kamar mandi, wanita yang teramat sangat mencintai suaminya itu mendengar ponsel Rafael berbunyi, sebuah pesan masuk isinya sebuah undangan pembukaan perusahaan. Wiwin yang tahu kode ponsel suaminya dengan seringnya memperhatikan saat Rafael membuka layar, segera berselancar mencari jawaban dari sikaf Rafael yang tidak mau menerima dirinya.

"Ini foto si Ayu? Jadi selama ini dia mencianti mahasiswanya yang bernama ayuningtiyas, sampai kamu mengabaikan aku yang jelas-jelas syah menjadi istrimu," gumam wanita bertubuh tambun itu, ada retak di dadanya yang tak berdarah. Ia segera meletakan ponsel suaminya sesudah mengirim undangan tersebut ke ponselnya dan segera menghapus jejak perbuatannya. Agar suaminya tak curigai dia segera ke dapur menyiapkan makan siang walau setiap memasak apapun rafael tidak pernah menyentuhnya sedikitpun.

Gadis itu berniat menyelidiki kelakuan suaminya, mengapa dia menolak dirinya. Apakah gadis itu yang sudah berhasil merebut hati suaminya? Apapun akan Wiwin lakukan sekalipun harus mencelakai orang untuk mempertahankan suaminya tetap jadi miliknya.

"Kau lihat saja Ayu, kamu tidak akan berhasil merebut suamiku, dia hanya miliku selamanya." Wiwin pun mulai penyelidikan dimulai dari acara Pembukaan cabang perusahaan Arka. Berbekal surat undangan, gadis itu menyamar sebagai tamu dengan menutup muka menggunakan masker. Saat ditanya oleh penerima tamu Dia mengatakan istrinya Rafael dia tadi tertinggal karena ke toilet dulu. Wiwin menunjukan tandatangan Rafael di buku tamu. Penjaga itu tidak mempersulit Wiwin. Gadis itu mencari tempat duduk agak jauh dari suaminya tapi bisa lebih jelas melihat dirinya.

"Itu si Ayu kan? Pantas saja Bang Rafa tergila-gila rupanya gadis itu kini semakin cantik," gumamnya. Saat sudut matanya melirik Rafael. Lelaki itu sampai lupa mengedipkan mata saking terpana pada tarian wanita yang sangat dibenci Wiwin.

Setelah pagelaran tari usai, Wiwin melihat Ayu pergi ke belakang, tak lama diikuti oleh Rafael. Gadis itu pun segera menguntit namun agak jauh sambil terus memantau apa saja yang terjadi.

Sementara Rafael mendengar seseorang mengumpat. Betapa darah yang mengalir di seputaran hatinya mendidih saat mendengar ada orang yang berniat mencelakai Ayu. Rafael langsung mengancam Agus. Setelah mengancam Agus Rafael segera menghampiri Ayu yang terlihat kebingungan. Dari jauh Wiwin terus memantau, hatinya semakin membara kala melihat Rafa bertegur sapa dengan Ayu.

"Sebegitu cintanya Abang pada si Ayu? Hingga tidak mau menerimaku? Tunggu saja aku akan menghilangkan rasa cintamu itu?" setelah Rafael dan Ayu masuk kembali ke dalam gedung. Gadis bernama Wiwin itu mengikuti Agus yang saat itu keluar dari gedung.

"Tunggu!" panggil Wiwin pada lelaki berbaju adat hitam-hitam itu. Lelaki itu berhenti dan berbalik menatap ke wajah Wiwin.

"Ada apa Bu?"

"Jangan asal bicara kamu, apa aku terlihat kaya ibu-ibu? Dengar! Aku tahu kamu membenci si penari itu kan?" lagi-lagi Agus merasa kaget sudah dua orang mengetahui rahasiahnya.

"Sialan, kenapa dua orang tadi memperhatikan aku?" gumamnya menahan geram.

"Kamu tidak usah merasa seperti maling yang tertangkap kali." Senyum Wiwin menyeringai kemudian berbisik pada Agus. Lelaki yang sedang dilanda amarah menjadi gelap mata dan hati langsung menyetujui usul dari wanita yang belum dia kenal. Dia berjanji akan membantunya untuk menculik Ayu. Setelah Ayu dibawa dalam keadaan tak sadarkan diri, lelaki yang baru kenal Ayu beberapa hari itu, tidak tahu gadis itu entah dibawa kemana.

Wiwin menyuruh para penculik itu membawa Ayu ke sebuah rumah kosong. Setelah satu malam Ayu disekap, rencananya dia mau menemui gadis itu untuk mengancam agar segera menjauh dari suaminya. Gadis itu melupakan satu hal, kalau cinta tak bisa dipaksakan. Cintanya pada Rafael membuat dirinya tak bisa berpikir jernih.

Titisan Nyai RonggengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang