Bab 28 Tamu tak Terduga

2 0 0
                                    

Arkana yang saat ini membuka cabang perusahaan di Pangandaran di bidang perikanan bekerjasama dengan mantan ibu Mentri kelautan. Berniat membagi-bagi sembako kepada masyarakat yang membutuhkan. Ide itu tiba-tiba muncul saat ingin menyambangi tempat dimana Ayu tinggal.

"Ray siapkan juga seratus bungkus sembako untuk kita bagikan di desa. Aku tidak mau tahu kemana kamu pesan, Ok!" Lagi-lagi Ray terhenyak saat pesan dari Bosnya tiba-tiba memusingkan otaknya.

"Bu, boleh saya bertanya kembali, dimana toko sembako yang lengkap?" tanya Ray pada Kuswati.

"Ada Pak di jalan utama namanya toko sembako "Rachmat Family" dijamain di sana apapun ada dan harganya lumayan miring.

"Terimakasih infonya," Ray segera gogling mencari nama toko yang barusan kuswati sebutkan. Akhirnya Ray mendapatkan nomor ponsel toko tersebut. Kemudian memesan seratus bungkus sembako. Ray pun segera mentransfer sejumlah uang. Sementara sembakonya minta dikemas dan besok baru diambil saat mau kunjungan ke Desa Cikalong.

Sementara Arkana segera menghubungi Kepala desa kalau dirinya beserta rombongan direksi hendak mengunjungi desa cikalong, dan disuruh menyiapkan seratus warga yang bentul-betul kurang mampu untuk mendapatkan santunan. Kepala Desa merasa terharu saat menerima kabar dari pengusaha sukses yang memperhatikan warganya. Dia segera menghubungi aparat Desa agar segera menghubungi RT untuk mengumpulkan semua warga yang kurang mampu. Untungnya sekdes memiliki data yang dibutuhkan hingga tak mendapat kesulitan untuk menghubunginya.

Ayu mendapat telpon langsung dari Kepala Desa kalau Desa Cikalong bakal kedatangan tamu, untuk menyambutnya Ayu diminta menyiapkan tarian sambutan. Kali ini Ayu ingin menampilkan murid tarinya yang terbaik. Rampak jaipong kembang gadung pilihan yang cukup bagus. Rencananya grup rampak jaipong ini mau diikutsertakan dalam ajang lomba antar kecamatan. Hitung-hitung latihan mental untuk mereka murid-murid Ayu.

Acara penyambutan diadakan di gedung aula Balai Desa Cikalong. masyarakat yang sudah mendapatkan kupon sudah berkumpul dan duduk di kursi yang sudah di siapkan. Saat Arkana tiba Ayu menyambut paling depan karena Pak kepala Desa menugaskan Ayu mendampingi ibu Kades untuk menyambut mereka.

"Pak Arka? Jadi Bapak yang menjadi tamunya?" tanya Ayu saat kedua jemari tangan saling bersalaman.

"Kamu, Ayuningtiyas kan? Jadi selama ini kamu tinggal di desa ini?" tanya Arka seakan belum tahu kalau Ayu tinggal di Desa Cikalong. "Kamu menghilang setelah kejadian waktu itu rupanya ada di sini?" kembali lelaki yang merasa menemukan harta karun itu melanjutkan ucapannya. Kalau saja dia tidal lupa kalau saat ini sedang jadi tamu kehormatan rasanya lebih baik ngobrol sama gadis yang selama ini dia rindukan.

Iyah sejek penampilannya di acara pembukaan cabang baru di Bandung Arka menaruh hati pada Ayu sang penari. Sayangnya Ayu menghilang bagai ditelan bumi setelah kejadian tragis menimpa gadis yang kerap muncul dalam mimpinya.

Ayu hanya tersenyum segera melepas jarinya dari genggaman jari Arka.

Acara penyambutan dan pembagian sembako berjalan dengan tertib. Saat sedang duduk bersama kepala Desa, dia berbisik.

"Pak Kades boleh saya mengunjungi sanggar tari yang ada di desa ini? Barangkali saya nanti bisa menyumbangkan sedikit untuk melengkapi alat musik yang dibutuhkan,"

"Tentu saja, walaupun sanggar itu milik pribadi Neng Ayu, tapi Bapak sangat senang kalau ada yang mau menyumbangkan hartanya demi kemajuan desa Cikalong ini,"

Setelah acara selesai, agenda berikutnya kunjungan ke sanggar tari milik Ayu. Betapa kagetnya saat Ayu diberitahu kalau Arkana ingin mengunjungi sanggarnya.

"Aneh, Pak Arka ini? Apa iyah gitu ingin melihat sanggarku yang kecil itu? ah untungnya selalu aku rapihkan, kalau tidak aku bakal malu dibuatnya." Gumamnya dalam hati.

Titisan Nyai RonggengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang