Di antara banyaknya pilihan, menikah adalah pilihan konyol dalam hidup gue yang penuh drama ini.
='•'=
"CHERILYN, jangan cemberut gitu. Nenek kan mau yang terbaik buat kamu. Kamu itu cucu kesayangannya, Lyn," nasihat Jenifer mengusap pelan surai panjang milik putrinya.
Cheril menatap mamanya garang. Sudah cocok dicap sebagai anak durhaka karena berani-beraninya melotot pada wanita yang melahirkannya dan membesarkannya.
"Iya, aku cucu kesayangan nenek dan diakhir hidup nenek pingin yang terbaik buat aku. It's okey, but bukan berarti aku harus nurut buat nikah. Masa yang terbaik buat aku malah nikah!" omel Cheril menggebu-gebu.
Jenifer sebenarnya tidak tega juga menikahkan Cheril padahal masih muda dan ingin bebas. Cuma keinginan ibu mertuanya yang merupakan nenek Cheril tak terbantahkan. Ada sedikit rasa senang sih Cheril nikah muda. Apalagi menantunya tergolong ganteng pakai banget.
"Kamu mau menentang nenek memangnya? Berani kamu bilang batal nikah? Mau liat nenek serangan jantung mendadak?" tanya Jenifer bertubi-tubi.
"Mau bilang batal nikah, aku udah sah nikah lho!"
Hari ini, di ballroom hotel yang megah, Cheril mengenakan sebuah gaun berwarna putih yang sangat cantik. Gaun yang di desain khusus untuknya dengan taburan berlian-berlian berkilauan di bagian bawahnya. Rambutnya dicepol dengan hiasan mahkota sebagai pemanis.
"Lagian nih, ya. Suami kamu itu ganteng, Lyn. Mama sangat senang sebenarnya punya mantu seganteng itu."
"Mending mama nikah sama dia, akunya mundur." Kesel banget punya emak matanya masih jelalatan sana sini!
"Nanti anak kamu bakal good looking, Lyn," bisik Jenifer. Cheril membalasnya dengan cubitan di pinggang sang mama. "Bisa nggak dukung anaknya bukan dukung hal-hal lain!"
"Ck, kamu mah."
"Cherilyn," panggil seorang wanita yang mengenakan gaun dengan warna senada dengan Jenifer.
Cheril langsung senyum secerah mentari. "Tante Anahita," sapanya.
"Kok panggil Tante? Panggil bunda mulai sekarang dong. Kamu tuh udah jadi istrinya Arjuna sekarang."
Gadis itu rada geli mendengarkan kata istri, namun ia masih menunjukkan senyumannya. Sungguh berpura-pura bukanlah keahlian dari Cheril. Ia terbiasa menjadi seseorang yang apa adanya. Bedanya sekarang ia bersama orang yang baru dikenalnya.
"Iya, Bunda."
"Kok di sini sama mama, bukannya sama Juna?" tanya Anahita.
Jenifer menyenggol bahu Cheril seraya tersenyum mesem. Mamanya memang selalu jahil. Layaknya seorang sahabat, Cheril merasa Jenifer sangat tidak kelihatan punya sifat keibuan. Palingan kalo lagi ada papa baru sok-sokan kalem.
"Mama ngajakin aku ngobrol," elaknya.
"Dia katanya masih malu sama Juna. Wajarlah kan anak muda. Palingan nanti pas udah di kamar agresif."
Apaan sih emak gue!
Cheril kembali mencubit pinggang Jenifer, "Mama apaan sih! Jangan kebanyakan ngomong yang enggak-enggak. Malu sama besan," bisik Cheril.
"Juna juga gitu. Kelihatannya mah cuek sama Lyn karena baru kenal beberapa hari, besok-besok paling ngajakin bikin anak," tambah Anahita membuat Cheril semakin darah tinggi.
Cherilyn, sungguh malang sekali nasib engkau.
"Arjuna, ini Lyn nyariin kamu." Jenifer melambaikan tangannya ketika matanya menangkap sosok Juna memasuki ballroom hotel.
Cheril pasrahkan diri. Sekalipun nanti jadi bahan ledekan dua ibu-ibu, Cheril anggap itu karma dari dosa-dosanya yang menumpuk.
Juna begitu gagah mengenakan setelan jas hitam. Ia berdiri di dekat Cheril karena didorong oleh Jenifer yang jahilnya minta ampun.
"Cocok banget kalian berdua. Padahal tadinya bunda kira Arjuna nggak mau sama Lyn. Abis ngeliat Lyn malah mau," ungkap Anahita.
"Bunda maksa aku. Bunda baru liat Lyn langsung suka, bukan aku."
Dua ibu-ibu itu langsung terdiam padahal tadinya excited banget. Cheril menahan tawanya, suka dengan cara Juna membungkam kedua wanita paruh baya itu.
"Ya, soalnya Lyn cantik banget."
Nggak tau aja gue kayak gimana. Gue emang cantik, tapi nggak tau deh kedepannya bisa masak atau kagak.
"Arjuna juga ganteng, cocok banget sama Lyn. Nanti anak mereka bakal cantik dan ganteng." Jenifer gencar banget masalah bikin anak.
"Belum juga apa-apa udah bikin anak." Cheril menggerutu pelan dan bisa didengar oleh Juna.
"Aku juga udah siap kasih kalian berdua cucu," ujar Juna yang mengagetkan ketiga wanita. Dua wanita yang kegirangan dan satu gadis yang melongo.
Juna merangkul Cheril yang menatapnya tajam. "Kamu siap kan, sayang?"
Boleh nggak gue dibikin pindah ke planet lain untuk selamanya?
='•'=
Gais, aku belum bisa move on bikin cerita young marriage.
Setelah secret wife aku masih belum bisa move on, huhuhu.
Ini aja tiba-tiba jari ngetik sebegitu lincahnya dan jadilah new couple Cherilyn - Arjuna. 💚💚💚
Pokoknya spam green heart deh soalnya Arjuna bakal bikin kalian pingin punya suami. 🍀🍀🍀
Vote dan komen kalo suka sama alurnya dan genrenya.
Tema kita di cerita ini adalah green.🌵🌵🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl [On Going]
Teen Fiction"Cherilyn, jadi istri yang baik daripada nanti gue nggak kasih uang jajan." "Dih, situ emangnya punya duit buat ngasih uang jajan?" "Situ emangnya udah ngerasa punya banyak uang buat jajan?" "Ck, kok lo nyebelin?!" "Ya udah, gue nggak kasih uang j...