Warning : ada beberapa kata kasar yang tersisip. Aku harap sebagai pembaca kalian bijak dan bisa memilah mana yang benar dan salah.‼️‼️‼️
='•'=
"MAKSUD lo apaan ngebantah perintah dari gue?! Udah ngerasa paling powerful lo, hah?!"
Unek-unek yang tadinya menumpuk dan ingin Cheril utarakan seketika tertahan. Ia tertarik pada gertakan seorang gadis yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk. Bahkan puluhan pasang mata pun tertarik untuk mencoba memahami situasi apa yang melingkupi kantin siang ini.
Cheril cukup memahami bahwa gadis penggertak itu tengah menindas seorang gadis yang duduk tertunduk setelah seluruh tubuhnya basah terkena jus jeruk. Bisik-bisik dari penghuni kantin memenuhi sudut, Cheril menebak ini sudah terjadi lebih dari satu kali karena semua yang ada di sana tidak asing.
"Lo pikir gue semudah itu ngelepasin cewek bodoh kayak lo yang berani-beraninya sok deketin cowok gue dengan modal pinter doang?!" Si gadis penggertak mendorong belakang kepala si gadis lugu dan mengenaskan itu.
Si gadis lugu terisak, suaranya parau, entah apa yang ia gumamkan. Namun, Cheril bisa menebak si gadis lugu tengah meminta maaf dan pengampunan atas apa yang dianggap salah oleh si gadis penggertak.
Hal paling mengejutkan adalah gadis lugu ditarik dan ditampar dengan sangat keras sehingga terjerembab di lantai. "Sekalipun lo sok lugu di depan gue, nggak ada yang namanya gue mau prihatin sama lo. Dasar cewek kegatelan!" gertaknya berapi-api.
Cheril mengedarkan pandangannya, memperhatikan siswa yang hanya diam menonton dan berbisik. Sekalipun gadis lugu diperlakukan seperti sampah, mereka tetap bersikap abai untuk menghindari masalah.
Leona mencolek lengan Cheril dan berbisik, "Dia Veloxa, cewek yang terkenal suka nge-bully. Dia tuh annoying karena sok berkuasa gitu dan suka mandang rendah cewek-cewek yang pintar dan kalem. Apalagi cewek yang dia tindas itu tergolong dari keluarga miskin, anak beasiswa."
Penindasan itu berlangsung, semakin menaikkan amarah Cheril yang selama ini tidak pernah melihat secara langsung tindak kekerasan. Di sekolah lamanya benar-benar ketat sehingga tidak ada yang namanya bully.
"Udah miskin, belagu, genit, banyak gaya!"
Makian itu menembus ulu hati Cheril yang sejatinya menentang penindasan. Darahnya terasa mendidih. Niatnya mengajak baku hantam manusia semakin bergejolak. Bukankah ini cara ia bisa melampiaskan emosinya? Konsekuensinya bisa ia pikirkan nanti.
Leona menahan pergelangan tangan Cheril yang hendak menghampiri Veloxa. "Lo jangan ambil tindakan merugikan diri sendiri, Cher. Kita masih anak baru kalo lo inget," sarannya. Meskipun ia juga geram, tapi harus menahan diri agar tidak kena masalah dan berakhir diinterogasi berjam-jam oleh orangtuanya.
Cheril mengambil semangkok mie ayam yang tidak ia makan. "Dan, lo nyuruh gue mengabaikan hal yang membuat gue muak? Sorry to say, gue cinta damai."
Maka, Cheril melangkahkan kakinya diiringi riuh tanda tanya dari penghuni kantin. Ia membawa semangkuk mie ayam itu dan menuangkannya di atas kepala Veloxa.
BOOM!
Itu seperti bom waktu yang Cheril ledakkan. Semua yang ada di sana menutup mulut mereka karena tidak menyangka akan ada yang berani melawan Veloxa dengan begitu beraninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl [On Going]
Teen Fiction"Cherilyn, jadi istri yang baik daripada nanti gue nggak kasih uang jajan." "Dih, situ emangnya punya duit buat ngasih uang jajan?" "Situ emangnya udah ngerasa punya banyak uang buat jajan?" "Ck, kok lo nyebelin?!" "Ya udah, gue nggak kasih uang j...