Lanjut tantangan 20 vote 💚
Maunya pas kemarin double update but aku ga kuat ngetik lama-lama.
Trims yg sudah setia menunggu dan rajin vote. Yang sepi-sepi yuk ramaikan bareng".
='•'=
OBROLAN mengenai pacar jadi-jadian Juna berlangsung lama dengan diskusi yang alot. Telinga Cheril terasa panas mendengarkan pendapat yang disampaikan Leona dan Indah. Mulutnya gatal ingin memaki Juna karena tak lekas menyanggah pendapat mereka. Cowok itu iya-iya doang kayak ikan. Ish, Cheril semakin dongkol rasanya!
Sebenarnya gue cuma ngarang tentang cewek itu. Dia cuma cewek cantik yang nggak sengaja gue bantuin. Dia bukan pacar gue. Dia cantik banget, kayak bidadari turun dari khayangan. Ini yang ingin Cheril dengar keluar dari mulut Juna. Bukan pengakuan palsu karena CHERIL BUKAN PACAR ARJUNA DAFANDRA! Hm, Cheril istrinya tapi malas mengakui.
"Ih, sampe bola mata gue keluar pun gue belum bisa ngulik cewek ini sebenarnya siapa. Susah banget mendeteksi siapa dia," ujar Leona meletakan kembali ponsel Dhanu di atas meja. Ia menyeruput es teh pada gelas ketiga. Perutnya sudah kembung seperti ikan buntal.
"Si Dhanu sampe pake kaca pembesar buat meneliti ini cewek siapa." Langit mengungkap kerandoman Dhanu dalam mengungkap rahasia pacar Juna.
Cheril memijat pelipisnya, berharap agar bel masuk kelas segera berbunyi. Argh! Kenapa bel masuk kelas nggak bunyi-bunyi coba! Jam istirahat terasa lama seperti menyebrangi lautan untuk menuju sebuah pulau.
Mereka leluasa mengobrol karena Juna sudah lekas pergi bersama Pandu meninggalkan meja kantin lebih dulu. Keduanya punya agenda yang entah apa itu. Sepertinya Juna membiarkan Cheril terjebak sendirian dalam obrolan tanpa ujung ini.
"Baju seragamnya sama kayak punya sekolah kita, kan?" tanya Indah.
"Sama. Postur tubuhnya nggak familiar tapi. Coba aja nggak ketutup jaket pasti kita bisa nebak."
Kepala Dhanu mengangguk-angguk mendengar ucapan Langit. Ia seketika mendapatkan ide baru. "Guys, gimana kalo kita selidiki ceweknya dengan cara ngikutin Juna diam-diam kemanapun dia pergi. Bisa aja kan dia ketemu pacarnya ini di secret place. Nah, di sana kita langsung tuh tangkap basah."
Leona menjentikkan jarinya, "Setuju! Kita bisa pastiin ceweknya burik atau enggak."
"Kita juga bisa perhatiin gerak-gerik Juna. Siapa cewek yang sering dia lirik, cewek yang dia perhatiin diam-diam. Pokoknya ketara pasti. Idol K-Pop aja kalo dating ketahuan padahal udah sembunyi-sembunyi," jelas Indah menambahkan.
"Good planning. Dhanu yang tugasnya jadi dispacth."
Dhanu dan Langit bestos ria sedangkan Leona dan Indah tertawa bahagia. Jangan tanyakan Cheril bagaimana. Ia masih terus menahan diri untuk tidak menggebrak meja kemudian berkata, "HEH! KALIAN TUH NGGAK ADA KERJAAN BANGET SIH! CEWEK YANG KALIAN BILANG BURIK ITU GUE! ENAK AJA GUE BURIK, GUE CANTIK!" dengan lantang dan tegas. Cheril masih punya pertahanan meski hanya sebatas tembok berbahan triplek. Tembok yang berbahan beton sudah hancur lebur.
"Cheril diem aja nih. Lo nggak tertarik sama ceweknya Juna, ya?" tanya Langit.
Semua pasang mata di meja itu mengarah padanya, menunggu jawaban Cheril. Ia menghembuskan nafas perlahan dan lembut lalu tersenyum manis. "Gue nggak level ngurusin hal-hal yang mungkin cuma dikarang sama Juna. Siapa tau dia emang mau ngerjain kalian biar kalian kelimpungan sendiri. Gue nggak percaya. Kalian tuh jangan kemakan omongan Juna deh. Lebih bijak untuk menelaah ucapan seseorang agar kita terhindar dari jebakan Batman."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl [On Going]
Teen Fiction"Cherilyn, jadi istri yang baik daripada nanti gue nggak kasih uang jajan." "Dih, situ emangnya punya duit buat ngasih uang jajan?" "Situ emangnya udah ngerasa punya banyak uang buat jajan?" "Ck, kok lo nyebelin?!" "Ya udah, gue nggak kasih uang j...