Anggap saja hari ini dan seterusnya sebagai lembaran baru yang butuh coretan pena.
='•'=
CHERIL memperhatikan Leona yang sedang berfikir keras sambil mengunyah cilok. Biasanya gadis itu paling tidak pernah berfikir, pasti cerewet dan banyak tingkah.
"Cheril ..." Leona mengalihkan pandangannya pada Cheril yang menunggu kalimat selanjutnya. "Cowok yang sebangku sama gue itu emang spesies langka di bumi."
"Segitu parahnya penilaian lo buat dia, Na?"
"Parah. Gue nanya hal penting dia kayak menganggap gue transparan. Kemajuannya cuma ngangguk doang."
"Gue perhatiin name badge nya. Namanya dia tuh Agam siapa gitu. Keren itu namanya, tapi orangnya keterlaluan cupunya," tambah Leona frustasi duduk di sebelah cowok bernama Agam itu.
Cheril pun menangkap gelagat teman sebangku Leona yang menurutnya memang kelewat cupu. Jarang berinteraksi dengan teman sekelasnya apalagi bertanya-tanya sebagai basa-basi.
"Curiga gue dia beneran anti cewek kayak yang lo bilang," ujar Cheril karena Agam kelihatan jarang mendekat pada gadis.
"Gue—"
"Hello ladies," sapa seorang cowok yang membawa nampan berisi makanan dan minuman. Di belakangnya ada dua cowok yang juga menyapa dengan heboh.
Tiga cowok random. Seperti yang Indah katakan tempo lalu.
"Perasaan gue nggak enak, Cher," bisik Leona.
"Apalagi gue. Mereka sksd banget."
Dhanu langsung menyerobot duduk padahal belum meminta izin. "Kita bertiga temenin, ya. Meja kantin pada penuh semua soalnya. Boleh, kan?"
Ngapain minta izin kalo udah duduk.
"Boleh lah. Ini kan kursi bukan milik perseorangan, tapi milik kita bersama," ujar Leona menyambut dengan lapang dada.
"Kok berdua aja? Indah nggak ikut jadi personil kalian nih ceritanya?" tanya Pandu duduk berseberangan dengan Cheril.
Cheril menunjuk salah satu meja yang dihuni oleh beberapa gadis. "Itu Indah orang sama temen-temen yang lain. Tadi mau gabung sih cuma udah penuh aja di meja sana."
"Takdir berarti biar kita bisa semeja kayak gini."
Leona menendang kaki Cheril di bawah meja kemudian berbisik, "Kenapa cowok-cowok di sini rada prik semua dah."
"Sssttt!" Cheril berdehem demi menghilangkan kecanggungan karena tertangkap basah berbisik ria bersama Leona.
"Bisik-bisik tetangga nih mereka," adu Langit.
"Lah, lo pikir mereka doang bisik-bisik tetangga. Kita dulu juga pernah, kan. Malahan sering." Dhanu malah curhat masalah mereka bertiga yang juga suka bisik-bisik tetangga.
"Kalian emang bertiga aja nih personilnya?" tanya Leona basa-basi.
Pandu menggeleng cepat, memukul meja sebanyak tiga kali. Entah apa efeknya terhadap pembicaraan mereka. "Ada lagi satu member kita. Namanya Arjuna. Dia emang suka ngilang gitu. Palingan lagi semedi di belakang sekolah," jawabnya asal-asalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl [On Going]
Teen Fiction"Cherilyn, jadi istri yang baik daripada nanti gue nggak kasih uang jajan." "Dih, situ emangnya punya duit buat ngasih uang jajan?" "Situ emangnya udah ngerasa punya banyak uang buat jajan?" "Ck, kok lo nyebelin?!" "Ya udah, gue nggak kasih uang j...