Fyp, ini gaun yang dipakai sama Cheril ke rumah Oma.
20 Vote tanpa komen (capek nunggu kalian komen).
='•'=
SUDAH dibilang, kan. Akting merupakan satu hal yang Cheril kuasai. Otaknya cukup berguna untuk merangkai sebait kalimat yang memungkinkan untuk membuat seseorang terkaget-kaget sampai hampir terjun ke jurang. Hehehe, itu cuma itu cuma hiperbolis karena siapa sih yang kaget sampai terjun ke jurang. Itu namanya nyari mati.
Lanjut lagi. Cheril masih setia menggelayuti lengan kokoh Juna dengan manja. Beberapa kali ia bertindak seenaknya menyentuh rambut Juna, merapikannya meski sudah ditegur oleh sang empu. Memangnya Cheril peduli? Enggak! Yang ia lakukan adalah bagian dari skenario yang ia rangkai dalam satu kedipan mata.
Sesekali Cheril menangkap raut muka masam dari Oma kala ia begitu memperhatikan Juna. Ia tidak turut serta dalam obrolan, hanya dijadikan patung atau pendengar setia. Ketara Oma berusaha mengabaikan Cheril walau Juna sekali dua kali membuka obrolan mengenai Cheril.
"Oma, aku sama Cheril pamit dulu, ya."
Kini Cheril dan Juna sudah bersiap pulang. Oma hanya mengantar sampai teras ditemani oleh Mbok Rinah. Oma mengelus rambut sang cucu dengan sayang, tersenyum selembut kain sutra. "Oma senang akhirnya kamu ada waktu datang kemari. Kamu sudah semakin dewasa sekarang. Oma berharap lain kali kamu kemari lagi dan banyak mengobrol bersama Oma."
"Iya, Oma," katanya. Juna melirikku sebentar sebelum kembali berucap, "Nanti Juna datang kembali bersama Cheril. Sepertinya Oma belum mengenal Cheril lebih jauh."
Cheril tersenyum lebar sekali, mengeratkan pelukannya pada lengan Juna. "Iya, benar kata Juna. Aku sebenarnya ingin banyak ngobrol sama Oma, tapi Oma kayaknya enggak tertarik sama aku, ya kan, sayang?"
Sayang.
Juna mendengarnya lebih dari lima kali dari mulut Cheril yang biasanya hanya berkomat-kamit untuk memakainya. Lalu, pelukan erat pada lengannya juga terlalu asing bilamana Cheril melakukannya hanya untuk membuktikan sesuatu.
"Sayang, kok bengong?" tanya Cheril mencubit lembut pinggang Juna. Alih-alih merespon Juna hanya melirik sebentar. Dih, sok lo!
Oma tidak menyahuti perihal pertanyaan Cheril. Wanita tua itu tampaknya bergumam seperti tengah mengomel karena Cheril bicara seperti itu.
"Ingat ya, seperti yang sudah Oma bicarakan mengenai Minggu depan. Bilang juga sama kedua orang tua mu," ujar Oma.
"Iya, pasti Arjuna sampaikan." Juna menyalimi punggung tangan Oma dan mengecupnya singkat. "Arjuna dan Cheril pamit, Oma. Selamat malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl [On Going]
Genç Kurgu"Cherilyn, jadi istri yang baik daripada nanti gue nggak kasih uang jajan." "Dih, situ emangnya punya duit buat ngasih uang jajan?" "Situ emangnya udah ngerasa punya banyak uang buat jajan?" "Ck, kok lo nyebelin?!" "Ya udah, gue nggak kasih uang j...