Di kepalaku tuh banyak banget ada ide cerita baru. Ini mau aku duakan deh sama cerita baru ku. Maafin ya, tapi di sini konsisten kok aku update.
VOTE & KOMEN GUYS>>>
KOREKSI BEBERAPA KATA YANG TYPO, MARI PERBAIKI BARENG-BARENG.
='•'=
HUKUMAN jelas Juna layangkan pada Cheril yang sudah berkali-kali berulah padahal usia pernikahan mereka baru seumur jagung. Malam itu, ia benar-benar menghukum gadis batu itu tanpa ampun. Juna menyuruh Cheril menghabiskan sisa skorsingnya dengan membersihkan setiap sudut rumah tanpa terkecuali, membuatkannya sarapan selayaknya istri. Cheril harus belajar bertanggung-jawab atas rencana yang ia rancang untuk mengelabuhi Juna.
Sebelumnya kalian pasti berfikir Juna akan meminta haknya karena ia pernah mengancam Cheril seperti itu. Tidak, Juna tidak secepat itu ingin melakukan hubungan seksual. Ia ingin bijaksana dalam mengambil keputusan, mementingkan kenyamanan, bukan nafsu. Lagi pula Juna masih terlampau muda. Cheril masih butuh banyak bimbingan darinya. Anggap mereka tengah mendekatkan diri secara perlahan, menumbuhkan kenyamanan, dan selanjutnya berjalan seperti semestinya.
Juna ingat bagaimana ia bisa mengetahui rencana Cheril. Mudah ditebak sebenarnya. Cheril itu ceroboh, tidak tahu cara mengendalikan situasi, bertindak sesukanya.
"Ndah, nanti malam ke pasar malam sama gue gimana?" tanya Leona.
Indah mengaduk-aduk jus mangga pesanannya, menimang-nimang akan ikut ajakan Leona atau tidak. "Gimana, ya?"
"Ck, itung-itung malam mingguan kitanya." Leona beralih menatap satu persatu cowok yang satu meja dengan mereka. "Kalian pada mau ikutan ke pasar malam nggak?"
"Kita mainnya nggak ke night market, kita mainnya di kelab," balas Dhanu.
Pandu tersedak gara-gara ucapan random Dhanu. "Heh, sejak kapan kita jadi cowok gak bener gini? Perasaan kita mainnya di jembatan dah."
"Dih, ngapain lo pada main di jembatan?" Leona tak habis pikir dengan hobi cowok-cowok SMA yang main di jembatan. Apa untungnya?
"Kita mainnya di jembatan ambrol biar ketemu Si Manis," kata Langit.
"Jangan lo ladenin," bisik Indah pada Leona.
Juna cukup menjadi pendengar setia karena bukan ranah nya untuk ikut berbicara. Obrolan mereka tidak berbobot. Mungkin secepatnya Juna go out mencari teman yang lebih berguna.
"Mau kan ke pasar malam?"
"Iya deh."
"Kalo gitu gue ajakin Cheril juga, nanti gue telepon dia."
Mendengar nama gadis itu terucap, Juna menajamkan telinganya. Ia melirik Leona yang memainkan ponselnya sebelum akhirnya melipir bersama Indah.
Dari percakapan dua gadis itu Juna mengetahui awal mula rencana Cheril terbentuk. Dugaannya diperkuat dengan adanya sebuah kemasan obat tidur yang tergeletak di meja rias. Bersembunyi dibalik pouch make up, namun Juna berhasil menemukannya. Mengingat tidak ada tanda-tanda Cheril meminta izin kepadanya.
Dengan begitu Juna mengeluarkan obat tidur tersebut dan menggantinya dengan permen dengan bentuk kapsul yang sama. Cheril tidak akan curiga karena gadis itu ceroboh. Jangan main-main dengan Juna, otak cowok itu sudah pasti cepat dalam menerka sesuatu yang dianggapnya janggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl [On Going]
Teen Fiction"Cherilyn, jadi istri yang baik daripada nanti gue nggak kasih uang jajan." "Dih, situ emangnya punya duit buat ngasih uang jajan?" "Situ emangnya udah ngerasa punya banyak uang buat jajan?" "Ck, kok lo nyebelin?!" "Ya udah, gue nggak kasih uang j...