Kadang segalanya nampak sulit dipahami karena krisis komunikasi.
='•'=
KETEGANGAN antara Cheril dan Juna tak lekas mencair. Sesampainya di rumah dan Juna memarkirkan mobilnya di garasi, ia memperhatikan Cheril yang tadinya pura-pura tidur malah tidur beneran. Penampilannya jauh dari kata rapi. Hanya mengenakan baju lengan pendek berwarna putih dan celana traning hitam serta kaki telanjang tanpa sandal. Bahunya bergerak teratur seiring deru nafasnya yang tenang.
Juna tak ada niatan membangunkan gadis itu. Ia turun dari mobilnya, mengitari mobil dan membuka pintu mobil satunya lagi. Juna membawa tubuh Cheril pada gendongannya ala bridal style. Dibopongnya Cheril masuk ke dalam rumah dan langsung masuk kamar.
BRUK!
Tubuh Cheril dijatuhkan di kasur dengan sangat kasar oleh Juna. Untungnya kasur berbahan dasar busa bukannya pasir. Cheril terlonjak, ia mendapatkan kesadarannya karena tubuhnya terpelanting di kasur.
Melihat Juna ingin masuk kamar mandi, Cheril lompat dari kasur dan menghadang Juna. Ia merentangkan tangannya di depan pintu kamar mandi.
Juna membuka kancing seragam sekolahnya sambil menatap datar Cheril. "Mau mandi bareng?" tanyanya gamblang.
Cheril melipir, namun beralih memegang gagang pintu kamar mandi. "Gue mau ngomong penting sama lo!"
"Gue mau mandi," kata Juna masih menahan diri agar tidak mengeluarkan kata-kata menyakitkan untuk Cheril.
"Gue.mau.ngomong.penting." Cheril menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Juna menaruh satu tangannya pada gagang pintu. Tangannya berada di atas tangan Cheril. Ia mendekat dan memojokkan gadis itu. "Kalo mau ngomong penting, ayo mandi bareng. Gue bisa kasih waktu satu jam buat lo kalo mau mandi bareng sama gue," bisiknya tepat di telinga Cheril.
Secepat kilat Cheril melepaskan gagang pintu dan mendorong Juna agar menjauh darinya. Gadis tersebut berjalan cepat kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi terlungkup.
"MESUM!!!" teriaknya.
Di dalam kamar mandi entah mengapa Juna menarik seulas senyuman. Senyum yang tipis, namun terasa tulus tanpa paksaan. Mungkinkah kegemarannya sekarang menggoda Cheril si tukang onar?
='•'=
Sekitar pukul setengah lima pagi suasana kamar Juna begitu hening. Cheril terlelap setelah beberapa kali terbangun karena kesulitan tidur. Ada kalanya ia merindukan kamarnya sendiri yang nyaman dan bersahabat. Di sini terasa asing baginya. Kadang ia diam-diam terisak dalam selimutnya sampai terlelap.
Setengah jam kemudian, tepat pada pukul lima pagi, jam weker yang berada di meja berbunyi nyaring. Cheril yang posisi tidurnya berada di pinggir kasur sontak terkejut dan berakhir terjengkang ke bawah. Sialnya, ia jatuh dengan menindih tubuh Juna yang terlentang.
"Akh!" Juna meringis merasakan tubuhnya tertindih oleh Cheril.
ALAMAK! Cherik memekik dalam hatinya yang paling dalam. Ia menyingkir dari tubuh Juna dan duduk di sebelah cowok itu. "So-s-sorry, ngg-nggak sengaja. Gue beneran nggak sengaja karena tadi kaget. Lagian itu jam weker deket banget di telinga gue. Itu juga lo yang nyetel jam wekernya."
Juna ikut terduduk seraya memegangi perutnya yang tertimpa tubuh mungil Cheril. Ia masih meringis, melirik Cheril yang membuang muka.
"Segitu sakitnya kah?" tanya Cheril mencuri pandang pada Juna.
Juna tidak menjawab. Cowok tersebut memilih bangkit dari tidurnya, berjalan menuju kamar mandi tanpa merespon Cheril.
Gadis itu berdecak pelan sambil berkacak pinggang. "Setan emang! Siapa suruh lo nyetel alarm di samping kuping gue! Kesel banget. Dianya yang salah malah gue yang kena getahnya. Ish, ngapain coba gue dijodohin sama cowok yang nggak sefrekuensi sama gue!" gerundel Cheril ditengah kegiatannya melipat selimut.
"ARGH, KESEL GUE!"
Maka Cheril membungkam mulutnya setelah itu. Ia ikut abai terhadap keberadaan Juna. Sekalipun cowok itu kebingungan mencari sisir Cheril tidak peduli. Rasain! Gue sembunyiin sisirnya, hahaha! Cheril tertawa jahat menuruni tangga. Ia menyembunyikan sisir di bawah kasur.
"Lyn, ya ampun. Bunda tuh kemarin khawatir banget kamu ngilang gitu aja dari rumah. Kamu beneran kabur karena dimarahi Juna, Lyn?" sambar Anahita setelah Cheril bergabung di meja makan.
"Lyn, kamu kabur dari rumah?" Aditya turut menanyakannya karena kemarin Anahita bercerita.
Cheril menyelipkan anak rambutnya yang mengganggu pipinya. "Ah, enggak, bukan maksud aku kabur. Bunda dan Ayah, aku tuh kemarin kangen rumah aja."
Anahita meletakan sepiring nasi goreng di atas meja di depan Cheril. "Aduh, bunda resah karena bunda kira kamu beneran kabur, Lyn. Pulangnya jam berapa kemarin?"
"Aku lupa, hehehe."
"Arjuna marahi kamu?" tanya Aditya.
Beuh, selain dimarahin, kata-katanya nusuk juga! "Arjuna kan kalem, mana pernah marah."
"Hm, soalnya kemarin aku bosan di rumah sendirian. Arjuna pergi gak bilang-bilang ke aku," tambah Cheril sedikit dibumbui dengan drama.
"Kemana dia, Bun?"
"Latihan ke kolam renang, Yah," balas Anahita. "Arjuna itu keterlaluan sekali. Bunda gak habis pikir sama jalan pikirannya. Udah punya istri masih belum berubah sifatnya. Kadang bunda heran sama sifat kalemnya yang kelewat kalem."
Kalem dari mana?! Bunda gak tau kalo Arjuna mesum.
Gue jahat banget dah rasanya mengada-ada gini. Kasihan Juna gue fitnah.
Cheril menyantap sarapannya dengan khidmat. Juna turun sesudah selesai berpakaian rapi. Cowok itu nyelonong tanpa ikut bergabung sarapan.
"Heh, sarapan dulu," ajak Aditya memberikan kode agar Juna duduk.
Juna menolaknya dengan gelengan kepala. "Aku ada piket kelas."
"Berangkat bareng Lyn!" suruh Anahita.
Cowok itu tidak menghiraukan suruhan dari bundanya. Cheril merasakan aura Juna berbeda dari sebelumnya. Cowok tersebut sedingin es kiko. Cheril juga bingung mau ngapain karena ia tidak memahami bagaimana sifat Juna. Cowok kalem yang kalo ngomong dikit suka bikin sakti hati dan sukanya ngancem.
Cheril kudu ottoke?!
='•'=
Kalem kalem nyakitin nih Arjuna.🐸
Rate dari 1-10
Kirimkan kritik dan saran kalian di kolom komentar. Aku butuh masukan dari pembaca biar tau mana yang perlu diperbaiki.💌
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl [On Going]
Teen Fiction"Cherilyn, jadi istri yang baik daripada nanti gue nggak kasih uang jajan." "Dih, situ emangnya punya duit buat ngasih uang jajan?" "Situ emangnya udah ngerasa punya banyak uang buat jajan?" "Ck, kok lo nyebelin?!" "Ya udah, gue nggak kasih uang j...