Follow ig aku:
@yaa_frstn @kucingimut1258Ig mereka juga:
@zayaflow_
@gafi.prnz
@kaylen_yrf
@luv_yin
@atlnta_⛓️📕🧸
"Nata?"
Zaya terkejut melihat seorang perempuan yang terbaring dengan berbagai macam alat medis yang terpasang di tubuhnya itu adalah Natalia Gisyella-orang yang mencoba untuk membunuhnya dulu.
Nata perlahan membuka matanya. Senyuman terbit di bibirnya yang sudah pucat. Bahkan untuk senyum saja rasanya Natalia sudah tidak sanggup.
"Zaya .. lo ngapain di sini?" tanya Natalia terbata-bata.
"Kata Kak Agan kamu mau ketemu aku, right?" Ucap Zaya melirik Agan yang tengah berdiri di sampingnya bersama Atlanta.
"Gue mau minta maaf sama lo, Zaya. Setelah semua kejahatan yang sudah gue lakukan sama lo, hidup gue benar-benar gak bisa tenang. Gue menyesal," tangis Natalia pecah. Napasnya tersendat. "Sebelum mendapatkan maaf dari lo, gue gak bisa pergi dengan tenang."
"Na, aku sudah maafin kamu. Untuk kejadian di masa lalu, aku udah lupain itu." Tanpa sadar, Zaya ikut meneteskan air matanya.
"Andai waktu itu gue gak egois. Andai waktu itu gue gak berencana mau bunuh lo," ucap Natalia menyesali perbuatannya yang keji.
Zaya menggenggam tangan Natalia. "Udah, jangan ngomong gitu lagi. Aku yakin kamu bisa sembuh. Bertahan ya, Na."
Natalia menggelengkan kepalanya. Rasanya sangat sulit untuk bertahan dengan kondisinya yang sudah tidak memungkinkan lagi. Penyakitnya semakin parah. Dan Natalia hanya menunggu waktu saja.
"Untuk perempuan yang hanya punya satu ginjal kayak gue, bagaimana bisa bertahan lebih lama? Gue benar-benar udah rusak."
"Apa maksud kamu? Bertahan dengan satu ginjal?
"Iya, Za. Natalia memang punya satu ginjal sejak tahun yang lalu. Dan gue bangga sama dia karena sudah berhasil bertahan sejauh ini dengan satu ginjal." Bukan Natalia yang menjawab, namun Agan. Laki-laki itu menatap Natalia dengan sendu sekaligus bangga kepada adiknya itu.
"Kenapa bisa Nata cuma punya satu ginjal?"
"Dulu-"
Perkataan Agan terhenti ketika Natalia menyelanya. Gadis itu menyuruh Agan untuk diam dan membiarkan dia untuk menceritakannya kepada Zaya.
"Karena aku-" Natalia terdiam. Dan hal itu membuat tanda tanya di kepala Zaya. Natalia memegang dadanya sendiri. Sesak. Inilah yang dirasakan gadis itu saat ini.
"A-aku udah donorin ginjal aku-" bertepatan dengan kalimat yang belum selesai diucapkan Natalia, gadis itu menatap rapat kedua matanya dengan mulut yang masih sedikit terbuka.
Bahkan monitor yang tadinya masih menampilkan garis bergelombang kini sudah menjadi gadis lurus. Agan dengan segera memanggil dokter. Dengan perasaan khawatir dan tidak stabil Agan memeluk adiknya itu.
Dokter memeriksa keadaan Natalia yang sudah tidak bergerak. "Maaf, pasien sudah meninggal dunia."
Agan tidak menangis. Ia cukup bangga kepada Natalia yang bisa bertahan dengan penyakitnya. Melihat adiknya yang sudah tidak kesakitan lagi membuat Agan bahagia.
"Adik Abang udah gak kesakitan lagi. Makasih sudah bertahan cantiknya, Abang."
Air mata Zaya luruh. Bahkan lagi-lagi dia harus merasakan kehilangan di ruangan rumah sakit ini. Zaya membayangkan dua tahun yang lalu di mana ia juga berada di ruangan yang sama. Di mana waktu itu ia kehilangan dia untuk selama-lamanya.
Tepat di ruangan ini.
Dengan rumah sakit yang sama.
Ingatan itu kembali menusuk pikirannya. Seakan senang sekali membuat Zaya mengenang yang sudah lalu. Zaya benci rumah sakit. Benci ruangan ini. Dan benci benda-benda dan obat-obatan yang ada di rumah sakit.
Atlanta membawa Zaya ke dalam dekapannya. Mengerti akan trauma yang dirasakan gadis ini.
"Jangan nangis, Za. Kakak ada di sini."
***
"Apa maksud kamu minta antar pulang sama Kaylen?" Setelah kembali dari rumah sakit, Atlanta menemui Belinda yang masih stay di depan televisi di ruang keluarga menonton sinetron kesayangannya.
"Aku gak minta sama dia untuk antar aku. Dia sendiri yang mau ngantar aku, Kak!" ucap Belinda membela dirinya sendiri.
"Gara-gara kamu, Kaylen kecelakaan dan masuk rumah sakit!"
Belinda membulatkan matanya. Remot televisi yang berada di tangannya pun terjatuh ke lantai.
"Kaget?"
"Kak, gimana keadaan Kaylen sekarang?"
"Udah mulai baik," singkat Atlanta. Lalu laki-laki itu berjalan melewati Belinda dan menaiki tangga untuk memasuki kamarnya.
Belinda berlari mengejar Atlanta dan menahan laki-laki itu untuk masuk ke kamar. "Kak, aku mau ketemu dia. Antar aku ke sana, Kak! Aku mohon."
"Udah malam, Lin. Kamu tidur! Lagipula kehadiran kamu di sana hanya akan membuat Kaylen merasa terganggu. Jangan buat masalah lagi, Lin. Cukup satu kali ini aja."
Setelah mengatakan kata-kata yang membuat Belinda sakit hati, Atlanta masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Belinda terduduk lemas di depan kamar Atlanta.
Apa benar yang dikatakan Atlanta, kalau dirinya hanya sebagai penganggu di dalam hidup Kaylen?
Gara-gara dirinya, Kaylen kecelakaan sampai masuk rumah sakit.
Belinda kembali ke ruang keluarga dan meraih ponselnya yang tergeletak di sana, lalu mengirimkan sebuah pesan singkat di Instagram Kaylen.
[Aku dengar kamu kecelakaan, Len. Cepat sembuh, ya! Maaf karena aku kamu jadi gini.]
Setelah mengirim itu, akhirnya tak lama kemudian Belinda menerima balasan dari cowok itu.
[Santai, Lin. Gue kecelakaan juga bukan karena lo, kok.]
[Lo belum tidur? Tidur sana! Gue gak papa, jangan merasa bersalah gitu.]
[Pasti Atlanta yang bilang ya? Bilangin sama dia kalau jangan menyalahkan lo karena insiden ini.]
Belinda tersenyum membaca pesan dari Kaylen. Perasaannya kembali merasa menjadi lebih lega. Sekarang katakan, bagaimana cara Belinda untuk melupakan Kaylen yang sikapnya seolah-olah memberi harapan kepadanya? Ataukah Belinda yang terlalu berlebihan dalam menyikapi sikap Kaylen yang baik kepada semua orang?
__________________
To Be Continued
__________________Bahkan Iblis pun punya sisi baik di dalam dirinya.
Votmennya jangan lupa yaaaww
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Happy Ending [END] [TERBIT]
Novela Juvenil[SEQUEL WE ARE FRIEND] TELAH TERBIT DI PENERBIT TEORI KATA PUBLISHING! "Aku bahagia, tapi bukan bersamamu." "Sakit itu ketika mencintai orang yang belum selesai dengan masa lalunya." _______•°^•°^ Namanya Atlanta Catur Gelanio. Laki-laki bibliophile...