HAPPY READING!!!
Pagi-pagi seperti ini Angkasa sudah ada di depan rumah Shakila. Hari ini ia akan berangkat sekolah bersama kekasihnya itu. Laki-laki itu tidak henti-hentinya memandang ketampanannya dari kaca spion.
"Udah ganteng belum ya?" Tanya Angkasa ke dirinya sendiri.
"Udah lah, Angkasa mah selalu ganteng" jawabnya lalu terkekeh pelan.
Pintu gerbang rumah gadis itu terbuka. Angkasa kira itu Shakila, ternyata Cahaya.
Cahaya terus menatap Angkasa. Yang di tatap pun hanya mengerutkan keningnya. Bingung. "Aaaaa, sosweat banget si sayang main jemput-jemput aja" ucap Cahaya yang terdengar geli di telinga laki-laki itu.
"Dia jemput gua kali, pede amat jadi orang" balas Shakila yang nongol di belakangnya. Lalu setelah itu ia langsung menyamber helm yang ada di tangan Angkasa.
Setelah Shakila naik ke atas motornya, laki-laki itu pun langsung menancap gasnya dan meninggalkan pekarangan rumah gadis itu tanpa berbicara sepatah kata pun ke Cahaya.
Cahaya yang melihat itu pun berdecak sebal. Ia mengepalkan kedua tangannya.
*****
Motor milih Angkasa berhenti di parkiran sekolah. Shakila pun turun dari atas motor dan tidak lupa melepas helmnya. Banyak pasang mata yang memperhatikan nya di koridor sekolah, namun hal itu sudah biasa bagi mereka.
"Ciee, ada yang udah baikan nih" ucap Dara yang melihat Shakila di antar Angkasa ke kelas.
Gadis itu hanya membalas dengan senyuman.
Selang beberapa menit ada seorang guru yang masuk ke dalam kelasnya.
Kring...........
Bel istirahat berbunyi. Guru itu pun sudah pergi meninggalkan kelas XI IPA2.
Shakila, Dara dan Karina berjalan menuju kantin, dan ternyata di kantin sudah ada si kembar dan juga Angkasa.
"Hai, Di, De, Sa" sapa mereka.
"Hai."
"Rajin amat, Kil" ucap Dio yang melihat Shakila ke kantin tapi masih tetap belajar.
"Kan mau ulangan kenaikan. Gua harus dapetin nilai yang sempurna" balas Shakila.
Angkasa meletakkan ponselnya. "Tapi harus inget istirahat juga. Jangan sampai sakit."
"Iya bener tuh, Kil" ucap Karina yang baru saja selesai menghabiskan es teh nya.
*****
Jam pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Shakila kini sedang berada di depan gerbang sekolah untuk menunggu Angkasa yang sedang mengambil motonya di parkiran sekolah.
Setelah sekian lama menunggu akhirnya yang di tunggu-tunggu pun datang juga. Tanpa lama-lama lagi gadis itu langsung naik ke atas motor hitam itu. Tidak lupa memakai Helm terlebih dahulu.
Setelah itu Angkasa langsung menancap kan gasnya dan meninggalkan pekarangan sekolahan.
Jalanan siang ini terlihat sangat macet. Setelah pernjalanan kurang lebih empat puluh menit akhirnya mereka sampai juga di depan rumah shakila.
Gadis itu buru-buru turun dari atas motor dan tidak lupa melepaskan helmnya.
"Makasih, sayang" ucap gadis itu.
"Sama-sama sayang. Aku pulang dulu ya" jawab cowok itu sembari menoel hidung gadis itu.
"Iyaaa, hati-hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA BERAKHIR DUKA
Fiksi Remaja"Kita, sepasang luka yang tak pernah diijinkan untuk bahagia." ~𝓢𝓱𝓪𝓴𝓲𝓵𝓪 𝓟𝓾𝓽𝓻𝓲 𝓚𝓲𝓻𝓪𝓷𝓲𝓪 𝓐𝔃𝓴𝓪𝓳𝓪𝔂𝓪 ... "Kamu pantas untuk bahagia Shakila." ~𝓐𝓷𝓰𝓴𝓪𝓼𝓪 𝓟𝓾𝓽𝓻𝓪 𝓓𝓲𝓻𝓰𝓪𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 "Nikmati lukanya dan rasakan sakitnya...