canggung

439 55 4
                                    

"Lepas". Salma mendorong dada bidang rony dengan kencang membuat pelukan itu terlepas. Dan arah wajah salma beralih ke jendela mobil.

Di mobil itu menjadi canggung ketika mereka selesai berpelukan. Padahal, kedua nya sama sama menikmati rasa rindu itu satu sama lain.

"Ca". Panggil rony.
"Gua mau balik ron". Tegas salma.
"Cari makan dulu ya. Please, perut aku udah perih banget". Lirih rony yang terdengar di telinga salma. Membuat salma menoleh ke arah rony. Sebelum menoleh, salma menghapuskan sisah air mata nya itu.

Wajah lelah rony karena baru sampai di jogja itu baru saja terlihat di mata salma. Membuat nya tak tega. "Belok ke kiri aja, disitu ada nasi bebek". Rony tersenyum bukan karena salma akhir nya menuruti keinginan untuk makan bersama. Namun, rony ternyata karena salma masih hatam makanan kesukaan rony.

"Ko lu malah senyum senyum. Ayoo, biar cepet balik gua". Ucap galak salma.

"Galak amat ciiii. Yaudah yuk, kita kesana yah". Perkataan lembut rony memang tiada ada tandingannya. Membuat mantan kekasih bungkam seribu bahasa.

Akhir nya, rony pun mencari makanan favorit nya. Yaitu nasi bebek. Dan kebetulan, rony tau tempat nasi bebek yang paling enak di kota istimewa tersebut.

Mereka keluar dari mobil tersebut dan masuk ke dalam rumah makan sederhana nasi bebek tersebut lalu memesan nya.

Saat mereka menunggu makanan. Rony melihat salah satu pria hidung belang memperhatikan salma. Entah kenapa pria tersebut sangat amat memperhatikan salma. Padahal salma memakai hijab dan keadaan baju nya pun sopan.

"Hijab nya turunin ca". Perintah rony kepada salma agar menurunkan hijab nya yang di naikan.

"Apaan si. Ko ngatur". Salma.
"Kerudung nya mau di turunin, atau ada salah satu orang disini babak belur sama aku karena kamu". Tak ada ucapan lembut. Melainkan ketus dan tatapan menohok ke arah salma.

Rony bicara seperti itu sambil melirik ke arah pria yang ngeliatin salma terus menerus. Dan salma pun paham mengapa rony bisa seperti itu.

Salma pun akhir nya menurut. "Dah". Ucap sebal salma.

"Pake jaket aku". Perintah rony kembali.
"Apaan si ron, nyuruh mulu dari tadi. Ga mau ah, gerah". Tolak salma.

Rony tak menjawab apapun. Ia berdiri, Dan memakaikan jaket tersebut di bahu salma. Dan setelah itu, rony merobek kardus bekas air minum itu untuk mengkipasi salma agar tidak panas. "Engga panas kan?. Atau mau pindah ke lestoran yang ada AC nya aja?". Rony memastikan salma tidak kegerahan.

"Ih gamau ah, jaket nya di buka aja ya". Rengek salma.

"Nurut aja ya, dan baju yang udah kekecilan di buang buangin aja. Ga usah pake lagi, salah satu nya ini". Ucap rony yang sejak dulu sikap manis nya tak berubah ubah.

"Lu ngatain gua gendut ya?!". Salma malah mengira nya rony bilang bahwa salma gendutan karena baju nya sudah kekecilan.

"Ga ngatain ca, baju kamu itu udah layak buang. Itu juga seinget aku, baju beberapa tahun yang lalu kan. Beli nya di salah satu mall Jakarta dan beli nya pas waktu itu sama aku". Ternyata. Di otak rony ga ada satu pun memori yang hilang dari ingatan rony tentang wanita yang istimewa di hati nya itu.

Membuat salma mendengar penuturan kata rony yang mengingat semua nya menjadi bungkam dan tak percaya. Bahwa, rony masih mengingat tentang baju yang ia kenakan itu.

"Kenapa diem aja heh?. Gerah ya?. Yaudah, pindah aja yuk. Bentar ya, aku bayar makanan yang udah kita pesen dulu". Rony yang ingin beranjak dari tempat duduk nya itu. Lengan nya di tahan oleh salma.

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang