tak di anggap

719 81 4
                                    

"Mah, Istigfar!. Sadar apa yang tlah kamu ucapkan sama anak kamu sendiri!. Anak kamu hanya ingin bahagia dengan pilihan nya sendiri. Kita memang orang tua nya, tapi kita ga berhak ikut campur atas kebahagian yang udah dia pilih. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung dan mendoakan agar pilihan nya memang tepat". Papah denis yang sudah tidak tahan melihat keributan antara anak dan istri nya itu.

Dan papah denis sudah tau, bahwa kejadian ini akan datang. Tapi, papah denis bingung. Mengapa istri nya tau tentang pernikahan salma rony begitu cepat?. Siapa yang memberitahu istri jta itu?.

"Mah, maaf hiks hiks hiks". Salma kini menangis sambil berlutut di hadapan mamah nya. Sedangkan mamah nya tak mau melihat anak nya lagi.

Rasa kecewa seorang ibu saat ini, salma rasakan padanya.
"Silahkan pergi, anggap saya sudah tidak ada". Bicara seperti itu dengan tegas, tapi air mata nya mengalir deras di wajah nya.

"Jangan kaya gini mah, caca bisa jelasin semua nya ke mamah hiks hiks hikss". Salma meraung menangis ketika mamah nya bicara seperti itu. Sampai akhirnya rony pun keluar dari tempat persembunyian nya yang ternyata rony menghantarkan istri nya untuk bertemu dengan mamah intan.

Rony sudah tidak tahan melihat hubungan istri dan mertua nya itu menjadi kacau karena dirinya.

Mamah intan melihat kedatangan rony pun membuat nya semakin marah dan semakin benci pada laki laki yang sudah berstatus suami anak nya itu.

Mamah intan langsung berbalik badan untuk menuju masuk ke dalam rumah nya. Tapi, rony memanggil nya.

"Mah tunggu". Untuk pertama kali nya rony mengubah nama panggilan nya kepada mamah intan.

"Jangan panggil saya dengan sebutan itu, saya tidak sudi". Mamah intan yang kini posisi tubuh nya membela ketiga orang itu.

"Maafkan saya, yang seperti merampok milik mamah". Rony sambil membangunkan salma dari duduk nya dan merangkul nya, seakan akan mereka menguatkan satu sama lain untuk menghadapi mamah intan. "Tapi, sebelum nya saya sudah bicara tentang keseriusan saya dengan salma. Walaupun, saya tidak mendapatkan restu itu dari mamah. Akhirnya saya nekat untuk menikah salma mah. Mungkin, di mata mamah saya adalah laki laki yang brengsek, laki laki yang tidak pantas untuk bersanding dengan anak tante, saya jauh dari kata baik. Saya setuju akan hal itu, tapi saya nekat tante, saya mau membuktikan bahwa saya mampu menjadi imam yang baik untuk keluarga kecil saya kelak. Dengan ilmu agama yang baru saja saya anut ini. Dan saya akan membuktikan ke tante, saya mampu melakukan hal itu. Saya izin bawa istri saya pergi, saya janji. Saya tidak akan menyakiti sedikit pun salma". Rony perlahan memberanikan diri untuk menghampiri mamah intan bersama salma yang sudh menangis sesegukan.

"Mah, rony izin pamit bawa salma". Rony mengambil tangan mamah intan dan ia salim dengan mamah intan, tanpa adanya respon apapun dengan mamah intan. Bahkan, arah matanya mamah intan pun seperti tidak sudi melihat kedua nya.

Saat rony sudah selesai salim. Salma menatap wajah mamahnya penuh haru. Dia memeluk mamahnya, berharap pelukan itu berhasil memnuat mamah nya paham, rasa sayang salma akan tetap sama pada mamah nya.

Maaf mah, maaf buat mamah kecewa atas bahagia nya caca. Jangan marah lama lama ya, caca butuh mamah buat bimbing caca menjadi istri yang baik buat suami caca. Seperti mamah". Lirih salma sambil memeluk mamah nya dengan erat walaupun tak ada balasan juga dari pelukan nya. "Mah, maaf hiks hiks hiks". Salma benar benar hancur melihat mamah nya kini yang terdiam dengan tatapan kecewa nya pada nya.

"Ron, bawa istri mu pergi. Salma kini hak mu". Papah denis.

"Pah, rony pamit ya". Dengan tatapan sedih nya ke arah mertua nya itu.

Rony pun membawa koper salma dengan tangan kirinya. Dan tangan kanan nya menggandeng tangan istri nya kala istri nya sudah melepaskan pelukan nya dari mamah intan.

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang