diva - salma

457 60 9
                                    

Sepanjang perjalanan wajah rony tak pernah berubah ekspresi nya. Tampak sangat amat khawatir kepada papah nya itu.

Membuat salma hanya bisa menenangkan nya. Dengan cara terus menerus menggenggam tangan pria tersebut. Dan selalu di sambut hangat oleh rony.

Saat sampai di rumah sakit. Diva melihat ke arah lorong rumah sakit tersebut menampilkan rony salma berjalan berdampingan sambil bergandeng tangan.

"De". Panggil rony.
"Bang!". Diva memeluk abang nya itu dengan erat. Dan satu tangan rony membalas pelukan adik nya. San tangan kanan nya masih memegang tangan salma. Seperti, dirinya pun masih butuh ketenangan dari genggaman salma.

"Papah gimana?. Udah membaik heum?". Tanya rony dengan lembut.

"Papah tensi nya naik terus bang. Diva takut". Ucap diva yang sangat amat dekat dengan papah nya.

"Tenang, papah ga akan kenapa napa. Kan ada abang sekarang". Rony mencoba menenangkan adik nya disaat diri nya sama seperti diva yang merasa khawatir dan kalut.

Diva pun melepaskan pelukan itu dari abang nya. Lalu, beralih ke salma. Dirinya sangat amat merindukan mantan kekasih abang nya itu yang sudah berhasil membuat diva memiliki sosok kaka perempuan yang ia dambakan.

"Kak sal". Lirih diva dan memeluk salma dengan erat.

"Tenang ya, insyaallah papah gpp. Kita berdoa aja ya". Salma sambil mengelus punggung belakang diva dan membuat diva sedikit nyaman.

"Mamah mana de?". Rony.
"Mamah aku suruh pulang dulu. Karna, mamah badan nya udah ga enak. Jadi nya gantian sama aku disini". Ucap diva.

"Bang Jonathan mana?". Rony.
"Lagi nemuin dokter bang'. Diva.

"Diva udah makan?". Tanya salma, dan diva hanya menggelengkan kepala nya saja.

"Jangan gitu, makan ya. Kak sal anterin ke kantin rumah sakit atau mau makan yang lain?". Salma.

"Aku ga nafsu makan kak". Keluarga rony memang sangat amat hangat dan saling menyangi satu sama lain. Membuat salma kagum pada keluarga tersebut

"Jangan gitu ah, sana makan. Sekalian sama kak sal, kak sal belum makan juga tuh". Ucap rony kepada adik bungsu nya itu dan sambil mengusap puncak kepala adik nya.

"Ron, kamu mau makan apa?. Kamu juga belum makan dari malem". Salma.

"Ga usah, belum laper. Beliin aku kopi aja". Rony.

"Aku nawarin makan bukan kopi". Ucap jutek salma.

"Yaudah, terserah kamu. Tapi sekalian kopi ya". Salma hanya menganggukan kepala nya saja.

"Yuk div, kita cari makan". Salma.
"Ayo kak sal". Diva salma pun pergi untuk mencari makan. Sedangkan rony langsung masuk ke dalam ruang inap papah nya. Yang kini sedang terbaring lemas di kasur rumah sakit tersebut.

Hal yang sama sekali tak pernah rony inginkan adalah melihat orang tua nya atau orang yang ia sayang terbaring di kasur rumah sakit itu.

Apa lagi saat orang tua nya sedang seperti itu. Dunia rony seperti ingin hancur.
"Bang, ko udah pulang?. Baru kemarin berangkat nya". Ucap papah nya rony ketika melihat anak nya itu sudah berada di ruang rawat nya.

"Kenapa bangun pah?. Abang ganggu ya?". Ucap rony ketika papah nya terbangun saat rony terus menerus menciumi punggung tangan papah nya.

"Jagoan papah kenapa nangis heh?. Masa laki laki nangis. Papah gpp bang". Boleh saja rony di bilang orang yang sangat amat keras dan berhati dingin dengan orang orang yang belum tau sifat asli nya rony.

DentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang