O7 : 🦋

1K 191 17
                                    


"Oci ... omongan Jarrel tadi jangan di dengerin yaa, Jarrel kalau emosi suka ceplas-ceplos."

"Ocinya juga salah Elvan, seharusnya Elvan ikut Jarrel sama Jeffrey aja ke Miguel."

"Terus sekarang mau balik lagi, hm?" Elvano membuka helm fullface miliknya kemudian sedikit memutar tubuhnya menghadap Oci. "Kita udah ada di depan toko permen loh." Elvano melepas pengait helm Oci lalu membukanya.

"Udah jangan dipikirin, ayo turun!"

Cukup lama Elvano dan Oci menghabiskan waktu di toko permen sebelum keduanya kembali melanjutkan perjalanan, gadis itu juga meminta pada Elvano agar berhenti jika ada toko buah ataupun toko kue, untuk Miguel. Selama perjalanan juga Oci lebih banyak diam, sampai akhirnya mereka telah sampai di rumah Miguel, mobil Jarrel juga sudah terparkir rapi di halaman.

Drrtt drttt

Handphone Elvano berdering menandakan ada panggilan masuk. "Sebentar Ci, dari abang lo." Elvano memencet speaker pada panggilan itu agar Oci juga bisa mendengarnya.

Van lo udah balik? Hp Oci ngga aktif, sekolah udah bubar?

Elvano melirik Oci sekilas. "Udah bang, ini anaknya lagi sama gua. Jenguk Miguel."

"Haloo Abanggg!"

Ocii kenapa hpnya matii? Nakal ya udah berani keluyuran tanpa izin ke bunda dan abang.

Oci meringis ia merasa sedang dimarahi langsung oleh Langit. "Oci lupa cas hp, maaf abang. Tolong bilangin bunda juga yaa, Oci pulangnya telat abang ngga usah jemput, nanti Oci naik ojek online ajaa."

Di sebrang sana Langit menghela napas kasar.

Maaf yaa abang ngga bisa jemput, masih ada kerjaan. Hati-hati, lain kali izin yaa sayang. Elvan titip adek gua.

"Aman bang."






"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








"Halo tante."

Wanita paruh baya itu tersenyum menyambut kedatangan teman dari anaknya. "Iya Elvan, kok ngga bareng sama Jeffrey dan Jarrel nak?"

"Tadi Elvan ada keperluan dulu, tante." Elvano menarik lembut pergelangan tangan Oci yang berdiri di belakangnya. "Ah iya tente kenalin ini Oci."

"Cantiknyaa, pacarmu Van?"

"Bukan tante, ini temen sekelas Elvan sama yang lain."

"Haii tante cantik, aku Oci temen kelasnya Miguel, Elvan, Jarrel dan Jeffrey. Salam kenal yaa Mama Miguel." Oci memperkenalkan diri membuat wanita paruh baya itu tersenyum gemas, gadis di depannya ini sangat manis.

"Ya ampun cantiknya, halo sayang." Mama Miguel membawa Oci ke dalam pelukan ala perempuan. "Elvan, kamu duluan aja ke kamar Miguel. Tante mau ngobrol-ngobrol dulu sama Oci," lanjutnya dengan antusias.

SMA : SAMA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang