Sore itu, Oci menerima pesan singkat dari Miguel. Oci diminta untuk menemaninya latihan basket, karena bulan depan akan diadakan pertandingan basket yang bergengsi. Miguel ingin Oci menyaksikan prosesnya bekerja keras untuk hal itu."Elisa kamu duluan aja, Oci mau ke lapangan basket dulu."
"Kebiasaan! Pasti sama cowok-cowok itu lagi deh."
Oci dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Enggaa kok. Oci cuman diminta nemenin Migu latihan aja."
Alis Elisa terangkat sebelah, ini temennya polos nyerempet bego apa gimana sih? Ngga peka banget! "Ci, serius ngga sadar? Mereka itu naksir lo!"
Oci mengerutkan alisnya, bingung. "Naksir?"
"Iya lah! Gua yakin sebentar lagi yang lain ikut ngerecokin lo sama Miguel, karena ngga mau kalah."
"Kalah apa? Oci 'kan ngga lagi ikut lomba." tanya Oci membuat Elisa menggeram gemas.
"Terserah lo Ci! Saran gua lo buru-buru pilih deh, yakin mau punya pacar empat? Tuh liat mukanya udah nahan cemburu semua, apa ngga pusing lo?!" tunjuk Elisa pada empat cowo diujung koridor yang ia rasa dari tadi memantau mereka--lebih tepatnya Oci.
"Emang boleh ya punya pacar empat? Kalau begitu Oci pilih semuanya aja, biar adil! Tapi, Elisa ..."
"Ide bagus! Tapi kenapa?"
"Oci ngga boleh pacaran." Mendegar itu tawa Elisa pecah, gimana ya reaksi mereka kalau tau Oci ini dilarang pacaran. Banyak-banyak sabar deh ngadepin abangnya yang super duper overprotective.
Oci merenggut sebal. "Ish kok ketawa sih."
"Lagian lo lucu banget, dasar bayi! Padahal udah SMA. Hahaha utututu dede Oci."
"Tau ah!" Oci menghentakkan kakinya sebal segera pergi meninggalkan Elisa yang masih tertawa di tempatnya.
"Pelan-pelan jalannya, ngga usah lari-lari. Kalau jatuh gimana?!" sambut Elvano saat Oci menghampiri mereka sambil berlari.
"Jangan pakai nada tinggi, Van," ujar Jeffrey memperingati Elvano bahwa gadis di depan mereka ini sangat sensitif juga berhati lembut.
Gadis itu mendekat ke arah Jeffrey. "Jangan marah-marah Elvan," cicitnya merasa takut saat Elvan meninggikan suaranya.
"Ingetinnya yang lembut dong, bapak ketos," ujar Miguel menepuk bahu Elvano.
Elvano menghela napas, sadar akan apa yang ia lakukan. Dia hanya takut jika Oci terluka, tidak ada niat untuk membentak gadis itu. "Maaf ya, gua ngga bermaksud marahin lo. Gua khawatir lo jatoh Ci," jelas Elvan sambil mengusak rambut Oci.
"Iya gapapa Elvan, lain kali jangan begitu lagi ya." Elvano mengangguk. Oci kembali tersenyum, manarik tubuhnya agar berhadapan dengan empat cowok di depannya ini. Jeffrey tersenyum tipis, secepat itu perubahan perasaan Oci.
Gadis itu menatap satu persatu mereka, dimulai dari Jeffrey dan Elvano yang selalu rapi, bahkan dasi dan gesper pun masih terpasang lengkap di tubuhnya. Berbeda jauh
dengan Jarrel dan Miguel yang urakan, baju di keluarkan dengan dasi yang sudah diikat di kepala untuk menyangga rambut gondrongnya, lengannya sudah mereka gulung. Benar-benar terlihat perbedaannya mana anak baik dan berandalnya SMADA.Jarrel menjetikkan jarinya di depan wajah Oci. "Hei, mata," tegurnya saat kedua mata indah itu memandangi mereka tanpa berkedip.
Oci senyum menampilkan deretan giginya. "Hihihi, kalian lucu deh. Kompak banget stylenya kayak anak kembar!"
"Huek najis." Miguel udah ambil ancang-ancang mau muntah. Elvano dan Jarrel juga ngga kalah jijiknya.
Bukan karena Oci. Tapi mereka ngga suka aja dibilang kembar. Mereka dengan tingkat over PD nya merasa lebih baik, lebih ganteng, lebih keren, lebih waw, diantara yang lain.
"Amit-amit!"
"Dih, ogah!"
"Mulut!" peringat Jeffrey agar teman-temannya ini membatasi perkataan kasar mereka, dia ngga mau kalau Ocinya ini terkontaminasi hal-hal buruk.
"Sorry."
Jeffrey menarik tangan Oci untuk berjalan meninggalkan mereka bertiga di belakang sana yang menahan kesal. "Kata-kata yang tadi ngga perlu kamu pake ya."
"Yang mana?" goda Oci padahal sudah sering diperingati oleh Jeffrey untuk menyaring kata-kata yang baik.
"Ck, yang tadi!" Oci membulatkan bibirnya membentuk huruf O
"Dih, ogah!" ulang Oci meniru gaya bicara Miguel tadi. Tuh 'kan, baru juga dibilangin.
"Ngga baik, Oci." Jeffrey bertutur lembut sedang Oci makin menjadi-jadi meledek Jeffrey.
Tiba-tiba dari belakang ada yang menabrakkan badan ke arah mereka, agar Jeffrey berjauhan dari Oci. Tentu ia tahu siapa mereka. "Bisa ngga jangan rusuh?"
"Bisa ngga, jangan bawa cewek gua sembarangan!" sindir Miguel mengikuti gaya bicara Jeffrey. Rasanya cowok itu mau marah aja! Miguel sama Oci nyebelinnya bener-bener 11 12
"Bisa ngga lo semua jaga jarak sama Oci?!" kini Elvano ikut menimpali. Jeffrey benar-benar muak!
"Bisa ngga jangan ngaku-ngaku? Oci itu punya gua!"
"NGGA BISA!" ucap mereka bersamaan.
Rasanya kepala Oci mau pecah. Benar kata Elisa, lebih baik ia pilih satu. Jika empat sekaligus, pusing pala Oci!
Ada keperluan mendesak yang mengharuskan Jarrel meninggalkan lapangan basket lebih dulu. Saat Jarrel ke luar dari area lapangan, dia melewati sebuah ruang kecil yang digunakan untuk tempat keperluan cheerleaders. Tanpa sengaja, ia mendengar suara tawa dan bisikan yang membuatnya tertarik untuk mendengarkan.
Di balik pintu yang terbuka sedikit itu, sekelompok cewek yang Jarrel pastikan adalah anggota cheerleaders SMADA tengah bergosip. Jarrel, yang awalnya berniat pergi kini terjebak dalam obrolan mereka saat satu nama muncul--nama Oci.
"Kalian tau ngga sih Circle cewek yang kena skors karena bully anak baru di kantin! Minggu depan mereka masuk anjir!" salah satu cewek berkomentar.
"Serius lo?! Gisel, Lucy, Mylen, sama Serra yang sok kecantikan itu?! Anak barunya si Oci 'kan?"
Cewek lainnya ikut menambahkan. "Apa sih mereka emang cantik, yang ada anak baru itu kecentilan. Liat aja empat pentolan SMADA nempel semua ke dia. Pake pelet apa coba?!"
"Gua akuin Oci emang cantik banget. Ngga heran kalau Jarrel naksir. Gua jadi penasaran deh bakal ada drama baru apa lagi. Gua yakin Gisel ddk pasti makin panas liat pentolan SMADA sama Oci makin deket."
Jarrel mengepalkan tangannya menahan amarah yang sudah siap meledak. Mencerna tiap kata yang ia dengar, sial ia sampai melupakan Gisel dan ayahnya yang bisa dengan mudah menghancurkan hidupnya. Kali ini ia tidak boleh terlambat, Jarrel harus melindungi gadisnya apapun yang terjadi.
🦋🦋🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA : SAMA RASA
Fanfiction"Oci membelah diri jadi empat aja, dari pada kalian berantem terus. Pusing pala Oci." harsh words.