15 : 🦋

564 98 10
                                    

Jeffrey bukan satu-satunya sosok cerdas yang berada dalam lingkaran ke lima orang itu. Mereka berprestasi di bidangnya masing-masing.

Dalam bidang akademik, jika dibandingkan dengan yang lainnya, jelas Jeffrey dan Elvano yang paling unggul. Elvano selalu menduduki peringkat pararel setelah Jeffrey. Sementara Miguel dan Jarrel, mereka unggul dalam bidang non akademik. Miguel dengan dunia basketnya dan Jarrel dengan tinjunya.

Jauh dari itu, gadis cantik yang berhasil menarik perhatian mereka lebih menyukai membuat video memasak atau kesehariannya dibanding berkutat dengan angka atau pun segala bentuk olahraga yang melelahkan. Terbukti seperti saat ini ...

Keadaan kamar Jeffrey benar-benar seperti kapal pecah. Mereka berlima duduk mengelilingi meja. Buku-buku sudah berceceran, bekas bungkus makanan berserakan dimana-mana.

Jeffrey dengan sabar menjelaskan materi yang akan mereka pelajari hari ini. "Rumus yang dipakai itu hanya satu, ini--" ia menunjuk buku catatannya. "Tinggal kalian tukar-tukar aja ruasnya. Gimana, sudah paham?"

"Paham!" Oci dan Miguel kompak memberikan lima jarinya ke hadapan Jeffrey persis seperti sebelum-sebelumnya. Jeffrey hanya bisa geleng-geleng kepala. Ini karena Kak Gem--yang mereka lihat di Tiktok.

"Keren sekali," puji Jeffrey.

Oci kemudian tersenyum menampilkan deretan giginya, Miguel yang melihat itu seperti sebuah sistem, dengan cepat ia tiru apa yang gadis itu lakukan.

Di sisi lain Jarrel dan Elvano menatap Miguel sinis, cowok itu sok sekali. Selalu saja mencari perhatian Oci!

"Belajar yang bener, jangan kebanyakan bercanda," cibir Elvano.

Miguel memutar bola matanya. "Ini namanya study date, sirik aja jomblo!"

Jarrel yang sedari tadi diam menyimak, kini melempar penghapus milik Jeffrey. "Ngaca anjing! Sejak kapan lo punya pacar," hardiknya kelewat kesal. Pede sekali Miguel mengatakan hal tersebut.

"Secepatnya," jawab Miguel dengan nada yang sangat menjengkelkan. Ia merengkuh pundak Oci di sebelahnya. "Iya ngga Ci?" godanya dengan alis naik turun.

"Engga mau! Oci mau sama Elvan," candanya disertai uluran lidah yang terkesan meledek.

Jarrel, Miguel, Jeffrey cuman bisa menganga. Tidak percaya sama apa yang dikatakan gadis itu. Sedangkan Elvano sudah nyengir lebar hatinya berbunga-bunga. Apakah ini sebuah kode, pertanda atau segala kemungkinan baik yang akan datang padanya?

"Sini pacar, jangan deket-deket mereka. Gua ngga suka," ajak Elvano agar Oci mendekat pada dirinya.

"Oke pacar," balas Oci makin menjadi.  Tidak sadarkah dia tiga pasang mata tengah menatap tajam ke arahnya, seakan ingin menerkamnya.

"Sudah cukup main-mainnya, sekarang lanjut belajar lagi!" putus Jeffrey sudah jengah dengan drama ini.

Terlalu sering bergaul dengan Miguel membuat Oci tertular sifat tengil cowok tan itu. Astaga ada saja tingkahnya.

Hal itu membuat Oci tidak bisa untuk menahan tawanya. "Oke oke, tadi Oci bercanda ya, maaf Elvan." Kalau tahu begitu, Elvan akan rela jika seumur hidup Oci bercanda.

Elvan menjawab tulus. "Santai aja."

Miguel sudah tertawa puas di tempatnya. Cowo itu melempar bantal sofa di belakangnya. "Mampus!" membuat Elvano sedikit terhuyung karena lemparan bantal mendadak mengenai wajahnya.

Mereka semua--ah tidak hanya Oci yang serius menyimak penjelasan Jeffrey. Sisanya menjalankan tujuannya masing-masing, mencari perhatian Oci.

Miguel duduk di samping Oci, bukannya mengerjakan tugas ia malah sibuk memandangi wajah ayu milik gadisnya. Di samping kiri Oci juga ada Elvano melakukan hal yang sama. Saat matanya bersitatap dengan Miguel ia akan mengacungkan jari tengahnya. Mengibarkan bendera peperangan.

Ikut-ikut aja.

Sedari tadi Jarrel memerhatikan gerak-gerik Oci yang terlihat menahan kantuk. Peka akan hal itu, ia sobek selembar kertas, lalu tangannya menuliskan sesuatu di atas sana. Karena posisinya yang bersebrangan membuatnya melakukan hal ini, Jarrel menggeser kertas itu membuat Oci menatap bingung. Lalu dibukanya kertas tersebut.

Tidur aja kalau ngantuk, jangan dipaksa. Di samping lo ada jaket gua, kalau lo kurang nyaman bisa pakai itu.

Oci mengambil jaket itu, senyum manis terpatri indah di bibirnya seolah mengucapkan kata terimakasih.

Rasa kantuk itu kembali menyerang, Oci menidurkan kepalanya di atas meja menggunakan jaket Jarrel sebagai bantalan. Di tempatnya Jarrel tersenyum tipis.

"Oci, sudah dapat berapa soal yang selesai?" tanya Jeffrey masih belum menyadari jika Oci tertidur, ia terlalu serius mengerjakan tugasnya.

Tidak ada jawaban, Jeffrey mengalihkan atensinya. Gadis itu benar-benar tertidur.

"Jangan diganggu, biarin Oci istirahat dulu," peringat Jarrel. Tanpa diberitahu pun mereka tidak akan menggangu gadis itu.

Oci, dengan rambutnya yang terurai terlihat damai dalam tidurnya. Jeffrey, Elvano, Miguel dan Jarrel sibuk memandangi keindahan ciptaan Tuhan yang tertidur di depan mereka. Jika boleh berlebihan, posisi ini seperti Oci sedang dipandangi oleh para dewa tampan.

Ke-empatnya tidak bisa mengalihkan atensinya. Mereka terlalu sibuk dengan dunianya masing-masing, merasa ada yang berbeda tentang momen ini--seolah waktu melambat dan dunia di sekelilingnya menghilang. Hanya ada dirinya dan Oci.

Sambil menyaksikan Oci, mereka merasakan ketenangan yang jarang ditemukan. Empat pasang mata tajam menyelusuri fitur wajah cantik ini yang menggambarkan ketulusan dan kepolosan. Berangan-angan seandainya gadis itu hanya menjadi miliknya, ia akan memberitahunya betapa berarti kehadiran gadis ini dalam hidupnya.

"Cantik banget ya," puji Miguel seraya tersenyum kecil memecah hening diantara mereka. Serempak Elvano, Jeffrey dan Jarrel mengernyi heran.

"Kalian ... semuanya terlalu jelas. Tatapan lo semua ngga bisa bohong. Gua suka Oci, dan kalian pun begitu--" Miguel memandang satu persatu temannya. "Bersaing secara sehat, jangan paksa perasaannya."

🦋🦋🦋

Guys aku buat akun tiktok vampireilyn untuk post trend-trend gemas Oci bareng perintilan-perintilannya hahahaha, dan grup chat SMA juga akan aku post di sana agar lebih banyaakk slidenyaa, boleh dicek ya!

SMA : SAMA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang