17 : 🦋

359 89 9
                                    


Ingat dua bulan lalu setelah terlibat dalam pembullyan yang mereka lakukan pada Oci, keempatnya terkena skorsing. Namun, selama masa tersebut, alih-alih menyesali tindakannya. Keinginan mereka untuk balas dendam semakin kuat.

Tepat hari ini masa skorsing Gisel, Lucy, Mylen dan Serra selesai. Mereka sudah masuk seperti biasanya, memang dasar tebal muka mereka seakan tuli akan komentar orang-orang yang berlalu lalang.

Mylen selaku kapten Cheerleaders SMADA tengah memberi arahan kepada anggotanya yang terlihat sangat malas menanggapi. Anggotanya lebih memilih bergosip dibanding mendengar ocehan Mylen.

"Gua liat tadi Kak Miguel jalan bareng ke lapangan basket sama Kak Oci, kayaknya nemenin latihan lagi deh."

"Mereka pacaran ya? Soalnya gua sering banget liat mereka berdu--eh berempat deh!"

"Ya kali pacaran sekaligus empat, kata gua mereka kejebak friendzone hahaha."

Mylen sangat muak mendengar obrolan itu. "JANGAN ADA YANG NGOBROL, TOLOL!" puas berteriak ia segera meninggalkan ruangan.

"Kena skorsing bukannya bener malah tambah ngga beres."

"Eh bukannya Mylen suka Miguel dari SMP ya?"





"Eh bukannya Mylen suka Miguel dari SMP ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oci berdiri di tepi lapangan basket, sedikit ragu karena banyak pasang mata menatap ke arahnya. Ini adalah latihan terakhir sebelum besok mereka benar-benar akan bertanding. Dia menonton Miguel yang sedang bermain basket dengan timnya. Miguel terlihat sangat lincah, menggiring bola kemudian melemparnya masuk ke dalam ring. Kalau boleh jujur Oci suka sisi Miguel yang tekun dan serius seperti ini, terlihat lebih ganteng.

Saat sesi istirahat. Miguel menangkap pandangan Oci dan tersenyum, membuat seisi lapangan menjerit heboh. Kakinya ia bawa untuk menghampiri gadis itu. "Yang lain belum datang?" tanyanya. Menerima uluran air mineral yang Oci berikan.

"Belum, kata Jarrel menyusul," jawab Oci tangannya sudah siap dengan sebuah handuk untuk ia bantu menyeka keringat Miguel.

Miguel sedikit menunduk mendekatkan kepalanya pada telinga Oci seraya berbisik. "Thanks, pretty."

Seisi lapangan kembali dibuat heboh melihat adegan itu. Sorak-sorak terdengar semakin riuh saat Jeffrey, Jarrel dan Elvano datang mengambil posisi di samping Miguel, mereka terlihat melingkari tubuh mungil itu.

"Makan dulu rotinya, lapar 'kan dari tadi belum makan." Oci mengambil roti itu seraya menatap Jeffrey sambil tersenyum. "Terima kasih Jeff."

"Cape?" Elvano bertanya, tangannya mengusap lembut surai Oci yang sedang makan.

"Engga Elvan. Sini kalian duduk!" seperti anak anjing mereka menurut segera mengisi bangku kosong di dekat gadis itu.

Miguel sedang berbincang dengan Jeffrey. Elvano selalu sibuk dengan hp-nya. Sedang Jarrel memandang Oci dengan raut penuh kekhawatiran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SMA : SAMA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang