BAB 2 [ New Family, New life]

583 58 5
                                    


Pagi pukul 7.04 Menit WIB
Hari ini hari Senin, dimana semua orang akan melakukan kegiatan mereka di pagi hari. Bekerja, Sekolah, Dll.

Diruang makan, kini sudah berkumpul, termasuk Leon. Leon kini tengah enteng duduk diatas pangkuan yang mana mengakuinya sebagai Ayah angkatnya nanti.
Leon tentu tak menolak itu, karena. Ntahlah ... Leon hanya merasa nyaman mungkin? Ah ... mari lupakan itu, kini kembali pada Leon yang asik mengayunkan kakinya sembari menunggu sang kakek memberikan perintah.

"Makan."

Singkat, padat, jelas.
Emang yah, kalau orang yang mukanya datar kek tembok pasti ngomongnya irit banget, seakan ngomong panjang tuh, mereka bakalan mati.
Eh Astaga, jangan ngumpat yah teman.

Setelah mendengar intruksi dari sang kakek, semuanya pun bergegas untuk sarapan. Takut yang sekolah telat, takut yang kerja ngak bisa jaga imagine kepada karyawan mereka.
Para wanita berencana untuk keluar, bersama dengan Leon tentunya, awalnya mereka tidak ingin mengajak Leon, biar nanti jadi supraise. Tapi mereka juga khawatir kalau Leon bakalan direngut orang lain.
Oh sungguh! Tak akan ada yang bisa menolak pesona bocah itu.

Setelah sarapan, mereka pun bubar untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing.

Disinilah ia sekarang, menunggu, Mommy, Mami, dan juga Oma yang kini tengah memilih pakaian anak kecil.
Mungkin itu untuk Serena, pikir Leon.

"Imo, Mimi, Omi. Kak Cerena pake baju cowo yah?" Ntah sejak kapan anak itu ada di samping mereka, hingga membuat mereka kaget bukan main.

"Aduh nak, kamu ngagetin aja, kalau omi jantungan gimana?" Jesicca berseru sembari mengatur nafasnya yang sempat terhenti tadi.

"Maaf Omi, Leon ndak bakal ulangi lagi."

Sungguh, Leon sangat menyesal. Kalau gitu dia tadi duduk di tempat tadi aja sampai mereka selesai.

"Udah ngak apa-apa, dan untuk ini? Siapa bilang buat kak Seren? Kakak kamu yang itu ngak pernah suka sama baju cowo." Steffani menyangkal kala Leon mengatakan, kalau baju itu untuk seren.

"Ouh gitu yah, telus. Ini buat siapa?" Leon memiringkan wajahnya, menatap mereka penasaran.
Tidak tahu kah iya? Bahwa hampir semua pengunjung toko baju itu menatap binar kearahnya.

'MENGGEMASKANN!'

Seperti itulah teriakan alay dari para pengunjung toko baju itu.

Menyadari itu, lantas Arsyi segera menarik Leon kedalam pelukannya. Dia tak rela keponakan uculnya dilihat oleh orang lain! Yah ... posesif emang.

"Aunty? Kenapa Leon ditutup?" Gumaman kecil itu membuat perut mereka terasa dikelitiki.
Sungguh, sangat imut.
Ah ... mereka bersyukur karena telah di pertemukan olehnya.
Dan yaah, mereka juga sangat senang. Akhirnya anak, serta kakak ipar mereka, sudah ada yangģg menemani.

  Selesai membeli perlengkapan di bumbui drama pelukan, kini mereka mimilih untuk makan siang baru lanjut menemani Leon yang ingin bermain.
"Memangnya Leon ingin main  mengelus surai lembut Leon.
Pagi tadi, mereka dibuat pangling atas penampilan Leon yang sangat berbeda dari yang mereka lihat semalam.

Bibir kecil semerah buah jambu, pipi meronah tipis mata bulat namun tajam, dan hidung kecil.
Sungguh, Tampan, manis, berwibawa.
Segini aja udah buat orang klepek-klepek apa lagi udah dewasa?

"Mimi?"

"Iyah sayang?" Jawab Arsyi.

"Macih lama?"

"Haha! Ngak sayang. Mimi dah selesai ini," Arsyi membereskan semua perlengkapan anak kecil yang baru saja ia beli tadi, menggenggam tangan mungil Leon, lantas Arsyi pergi nenyusul ketempat yang sudah mereka tentukan.

"Mimi?"

"Hmm?"

"Aunty Cancik cama Omi mana?"

Arsyi mengedarkan pandangannya keseluruh sudut Mall, hingga ia melihat Steffani yang kini berjalan kearah mereka, diikuti oleh Jesicca.

"Sudah belanjanya?" Tanya Steffani sama Arsyi.

"Sudah. Baby? Baby masih mau main ngak?"

"Ngak Imo, Leon dah capek."

Mereka tersenyum, padahal mereka lihat, Leon sedari tadi terus memperhatikan Time Zone sedari tadi.
Mereka semakin menyukai Leon, entah siapa orang tua anak ini, mereka telah berhasil melahirkan berlian ini.

Mereka memilih untuk mengiyakan saja, sebab. Mereka itu sudah tua, sudah sangat lelah.
Jadi, mereka memilih untuk pulang saja.
Biarlah Leon main bersama anak-anak mereka nanti.
.
.
.
.
.
.
Hatchim! Hayoloh ngak VOTE ngak bakalan dapat kissnya akang jhope><
Gays nanti Cerita Author ini statusnya slow up yah, soalnya Author ngak punya kuota buat Up tiap hari.  
Oke segitu aja deh, ngak bisa lebih panjang lagi wkwk.
ITU YANG JADI SILENT RAIDERS AUTHOR DOAIN MOGA SUKSES
AMINNN!!!

Bismillah VOTE banyak

Jalan pulang untuk Leon [Slow Up] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang