Sekolah?
Mendengarnya saja Leon sangat antusias, Leon dari dulu ingin sekali sekolah. Melihat tawa anak-anak panti berangkat sekolah dan pulang sekolah, membuat Leon ingin sekali merasakan yang namanya sekolah.
Mendengar cerita anak-anak panti tentang keseharian mereka saat disekolah, membuat Leon sangat iri."Leon kenapa diam saja hm?" Steffani mengelus rambut Leon, yang mana membuat Leon tersentak.
"Mm tidak ada omi, tapi ... apa boleh omi?"
"Tentu, kalau tidak. Kenapa Imo tanya kekamu?" Steffani terkekeh begitu juga yang lain.
Aah anak itu sangat menggemaskan."Mau!! Leon sangat ... ingin kesekolah!" Leon bersuara keras saking senangnya, dan kebahagiaan itupun juga tercetak di wajah semua penghuni mansion itu.
"Sudah-sudah, nanti jatuh."
Jessica angkat bicara dan langsung dituruti oleh Leon.
Leon masih agak takut pada Neneknya serta Kakeknya itu. Yaialah dia takut, Kakek dan Neneknya itu mempunyai aura intimidasi yang pekat, hingga siapapun yang mau menentang perkataan mereka, akan berfikir dua kali."Leon! Ayok main!"
Seren yang sedari tadi diam menyimak akhirnya mengajak Leon untuk bermain di handponenya, dan kebetulan Leon yang tak pernah melihat benda itu bereaksi kegirangan, saking girangnya ia tak menyadari kalau dia saat ini ditatap dengan gemas oleh para Artara.
'Bayi kami yang lucu agh!'
Kembali kepada dua buntut Artara yang kini terlihat bermain Ludo online.
Terlihat para abang tak mau kalah, merekapun ikut duduk lesehan dilantai seperti adik-adik mereka.
Al dan El sibuk bermain game online PUBG, sedangkan Agra dan Kana sibuk bergelut dengan leptop mereka,
Gama, Dama, dan Jack hanya menyasikan mereka yang tengah sibuk sendiri, untuk para orang tua?
Mereka sedang membahas masalah pekerjaan dan juga sekolah Leon.
Mereka sekarang adalah keluarga Leon dan mereka sepatutnya membiayai semua kebutuhan Leon.
Lagipun, kekayaan mereka takkan pernah habis, hanya untuk menghidupi Leon.Arsyi menatap jam besar disudut dinding dekat ruang tamu, lalu menatap kearah anak-anaknya.
Ini sudah pukul 21.04 WIB waktunya mereka istirahat."Anak-anak? Sana tidur, ini sudah larut," Arsyi menyuruh Leon dan Seren untuk tidur, lagi pula besok Seren sekolah, jadi harus tidur sesuai jam tidurnya.
Leon dan Seren mengangguk lalu bersama-sama menuju kamar mereka masing-masing. Kamar
Leon dan Seren berdampingan.
Di samping kamar Leon ada kamar Al dan El, yeah kamar si kembar harus disatukan, sebab si kembar tak ingin tempat tidur mereka terpisah.
Disamping kamar seren ada kamar Dama, dan di samping kamar Dama ada kamar Gama, didepan kamar Leon ada kamar Jack, Kana, dan Agra.Semuanya pun mengikuti si bungsu, pergi kekamar masing-masing untuk beristirahat, setelah seharian bekerja keras yang menguras tenaga dan pikiran. Yang mirisnya disini tuh hanyalah Abi, Duda kaya yang takkan habis sampai 7 turunan.
Kesian Duda kita satu ini, tidurnya sendiri hahaha!.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan pulang untuk Leon [Slow Up]
Teen FictionLeon. Nama yang bagus bukan? Itu namanya, sejak kabur dari panti asuhan, Leon hanya bisa mengemis seperti anak-anak gembel lainnya. Leon. Bocah itu memiliki pipi chuby, kulit putih susu, hidung kecil, bibir chery, tinggi yang hanya 134 saja. Jangan...