XVIII - Point.

922 101 13
                                    

GMM School student council room.

Ruangan ini tampak hening sejenak. Milk melangkah menuju sofa tepat di samping Love Ia berdiri.
"Sorry, gue sendiri gatau harus gimana."

Love terdiam "Kamu gak akan pernah ngerti."

"Karna itu, jelasin ke gue. Apa yang lo mau." Milk menatap Love dengan wajah serius sambil was wasan. Pasalnya Ia tak pernah hidup terlalu serius seperti ini.

"Aku mau kamu stop ngelakuin hal yang buat diri kamu terpaksa demi formalitas ke aku." Love menunduk melemaskan kepalanya. Ia merasa legah.

"Formalitas? Dari mana lo dapet kata-kata itu?" Milk termenung berpikir sepertinya Ia pernah mengucapkan kalimat itu pada seseorang. "Aje ngasih tau lo sesuatu?"

"Milk... Aku yang denger sendiri. Bukan kak Aje." Nada Love semakin tak beraturan sekarang.

Milk memberanikan diri duduk disebelah Love karena kakinya semakin melemah akibat situasi tegang.
"Sorry, gue gak bermaksud gitu. Gue kesel banget sama dia tadi."

"Kesel sampe meyakini dia kalo kamu gak suka cewek?" Potong Love.

Milk berdiam. Sejujurnya Ia memiliki 1 pertanyaan namun tak tau cara mengutarakannya sekarang. Bibirnya tertutup rapat, tangannya berkeringat, kakinya melemah.

"Kamu diem kan..." Ucap Love.

Milk menarik nafas "Lo suka gue?"

Ruangan itu kembali hening.

"Eh gak deh sorry - sorr"

"Kan emang." Potong Love.

Sontak Milk menoleh pada Love.
Love mengangkat kepalanya dan memandangi Milk "Aku uda pernah bilang."

"Why? Lo bisa cari cowok yang lebih pasti dan itu bukan gue."

"But i need u"

Lagi-lagi ruangan itu hening.

"Aelah jancok ini gue harus gimana, ngomong takut salah, diem kayak orang bego. Ni anak to the point banget. Aduhhh jantung gue ga kuat banget di giniin gabisa gue. Aduh untung cakep. Tapi kenapasih gue disini" Begitulah isi pikiran Milk.

"KAN DIEM! SO ANNOYING." Bentak Love kesal sampai membuat Milk tersentak dari lamunannya.

"Aduhhhhh gue gapernah diginiin, gue gatau mau ngapain Love astagaaaa" Milk berbicara dengan intonasi cepat. Ia sendiri ikut kesal dengan dirinya yang kaku kayak orang bego. Bingung deh. Author bingung, readers pun bingung sama Milk. Apalagi Love?

Love beranjak dari sofa dan berdiri tepat didepan Milk yang masih duduk. Kedua tangannya bergerak menempel di kedua pipi Love. "Kamu pinter pinter bego ya?"

Milk melemas dengan ekspresi pasrah.

"Aku cantik gak?" Tanya Love.

Milk mengangguk.

"Wangi?"

Milk mengangguk.

"Baik?"

Milk mengangguk.

"Emm, lucu? Keren?"

Milk mengangguk.

"Kamu pacarku?"

Milk mengangguk.

"Eh?"
Milk menoleh menyadari sesuatu yang salah.

"Oke deal" Love tersenyum.

Milk terdiam dengan wajah serius seperti orang marah. Ia menatap Love tajam.

"Emmm sorry, kalo gamau gapa-"

More Than You Know [ MilkLove ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang