XIX - More.

948 110 10
                                    

2 hari berlalu setelah kemarin. Rasanya Milk menjadi semakin canggung bertemu dengan Love. Bahkan, beberapa hari ini dia menghindar karena malu. Sekarang Milk sedang bermain game di laptopnya. Tak ada yang bisa Ia lakukan di jam 6 seperti ini.

tokk tokk tokk

Milk tersadar ada suara ketukan pintu langsung melepas headphone miliknya. Ia langsung beranjak dan membuka pintu.

"Ada temen kamu" ucap wanita hampir setengah abad beranama Wan, mamanya.

"Bentar aku matiin game" Milk menonaktifkan game dan dengan malas melangkah ke lantai bawah. Siapa lagi datang tanpa izin Milk sore-sore hari begini?

Milk telah sampai ke anak tangga paling bawah. Ia melihat orang yang pasti Ia kenal, Love sedang membelakanginya sedang melihat-lihat pajangan foto keluarganya. Milk melangkah munuju 'temannya' tersebut. "Ngapain?" tanyanya berbisik dari belakang Love.
Sontak Love terkejut dan berbalik badan dan melangkah mundur akibat jarak mereka yang terlalu dekat. "Eh..engga.. em suka puding?"

Milk mengangkat satu alisnya "Tiba tiba banget?" Ia tesenyum. Ia melihat Love mengulurkan sebuah kotak puding mini  rasa matcha. "Dari mana?"

"Buat dongg" Love tersenyum.

Milk mengangguk dan mengambil kotak itu. "udah?"

"Mau keluar?" Tanya Love.

Milk berpikir sejenak "Kemana?" 

"Nonton?"

Milk terdiam. "Gue ada proyekotor. Mau di kamar aja? Mager keluar."

"Boleh emang?" Love tampak agak kaget sedikit. Mungkin karena Milk tak pernah menawarkan waktunya untuk Love.

Milk tersenyum kecil "Kenapa gaa cobaa?" Ia mengulurkan tangannya namun Love masih saja menatap tangannya seperti orang kebingungan. Milk menghela nafas. Ia langsung menarik tangan Love dan melangkah ke lantai 2.

"Kak" Panggil seseorang dari luar pintu. Milk menoleh kebelakang begitu juga dengan Love. "Nih" Itu Fourth. Ia memberi Milk sebuah minuman rasa Taro favorite Milk.

"aaaa thankk uu" Ucap Milk sambil mengambil minuman itu dan melanjutkan langkahnya ke lantai 2 bersama Love.

"Tadi adikmu ya??" Tanya Love.

Milk mengangguk.

"Namanya siapa?"

"Fourth"

"Anak ke 4?" Love bertanya karena arti namanya yaitu 'keempat'

"Emm ketiga sih. Tapi di kandungan ke 4. Yang ke 3 gugur"

Love mengangguk. Ia melihat Milk yang sedang mengambil mini proyektornya dan menyambungkannya dengan handphone nya. "duh batre gue sekarat" Ucap Milk yang selalu lalai lupa mengecas handphonenya itu.

"Pake punya ku aja" Love mengulurkan handphonenya.

"Gue kirim document filmnya ya di line.." Milk mengambil ponselnya dan mengirimkan document film yang akan mereka tonton ke Line Love dan juga menyambungkan handphone milik Love ke dalam proyektor. Ia membuka galeri Milk tanpa sengaja karena ingin memulai film itu. Tiba-tiba Ia salah fokus pada salah satu album bernamakan 'She's Mine' bercoverkan foto Milk beberapa bulan lalu. Ia langsung menoleh ke arah Love namun Love masih tak menyadari arti tatapan Milk itu.

"Emm.. sorry nih, ga sengaja liat gue tau ini privasi tapi.." Milk ragu mengucapkannya.

"hem?" Tanya Love.

"Ini album apa?" Milk menunjukkan layar hp Love yang Ia maksud.

Spontan Love menarik handphonenya dengan paksa "engga itu gabut pas itu hehe em ga apa apa juga......"

More Than You Know [ MilkLove ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang