Chapter 6

1.3K 11 0
                                        

xavier tiba dirumah dengan langkah berat setelah hari yang melelahkan. tanpa melepas jasnya, ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri air hangat dari pancuran membuatnya sedikit merasa lebih rileks.

setelah selesai mandi, xavier turun ke ruang tengah dimana maid, bibi rose, sedang membersihkan meja makan. '' bibi rose, apakah aluna sudah tidur?'' tanyanya tanpa basa basi.

Bibi rose mengganguk ramah. '' iya, tuan xavier. nona sudah tidur dari tadi dikamarnya.''

xavier menghela napas lega. dia berterima kasih pada bibi rose dengan senyum kecil sebelum berjalan menuju tangga dan kembali kekamarnya.

****

malam itu, ketika aluna terlelap dalam tidurnya, sebuah bayangan kelam menyelinap ke dalam kamarnya. seorang pria, dengan langkah hati-hati dan wajah penuh senyum licik, mendekati tempat tidur aluna. ditangannya, sebuah jarum suntik berisi obat tidur siap digunakan. pria itu berhenti sejenak, memandangi wajah cantik aluna yang damai dalam tidurnya. perlahan,ia mendekatkan jarum itu ke kulit halus aluna dan dengan gerakan yang hampir tak terasa, ia menyuntikkan cairan tersebut ke dalam tubuhnya.

membelai wajah aluna dengan lembut, xavier menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya. dengan perlahan, ia memeluk aluna dari belakang, merasakan kehangatan tubuhnya yang terlelap. rasa tenang melingkupi hatinya. kini, obatnya telah kembali. bagi xavier, kehadiran aluna adalah segalanya. sambil  memejamkan matanya, ia menghirup aroma rambut aluna, merasa seolah semua masalah di dunia menghilang.

laki-laki itu dengan mudah mencari tau tentang aluna bagaimana pertemuan pertamanya saat masih kecil aluna pernah menggobati xavier yang terluka, dimana saat memandang wajah aluna rasa ingin memiliki tiba-tiba datang dan tidak akan melepaskan aluna serta melindungi aluna. entah kenapa ia melakukan itu tapi dia ingin memiliki wanita yang ada dihadapannya ini dengan sepenuhnya, obsesi yang sangat besar membuat xavier kehilangan kewarasannya.

'' kau tau aluna aku sudah menunggu sangat lama. kini, saat aku sudah menemukanmu dan membawamu ke dalam pelukanku, jangan harap aku akan melepaskanmu.'' bisiknya

Dengan perlahan xavier mendekatkan wajahnya diwajah aluna hinggan bibir mereka bertemu,  lamutan penuh nafsu dan kerinduan yang mendalam xavier memperdalam lamutannya, menelusupkan lidahnya, bermain-main sejenak tanpa mengusik tidur aluna sedikit pun. desiran darahnya dan detak jantungnya bekerja sangat cepat saat bibirnya saling bersentuhan dengan aluna.

hingga bibirnya berlanjut ke bawah menempel pada leher mulus hingga turun ke dada aluna. menghisapnya dengan perlahan tanpa menyakiti aluna hingga timbul kemerahan, xavier memberikan tanda kepada aluna bahwa aluna adalah miliknya seorang

'' enghhh.''

xavier tersenyum puas melihat hasil karyanya, napsunya tak tertahankan, '' sayang, aku suka aroma tubuhmu, kau tau ada yang berdiri saat aku berada didekatmu.'' bisik xavier dengan nafas berat. 

xavier sangat menyukai bau harum tubuh aluna  yang beraroma vanila. wajah teduh aluna yang bisa menyihir dirinya dalam sekejap, xavier kembali memeluk aluna dengan erat.

''good night, sweet dreams sayang...''bisik xavier ditelinga aluna, mengecupnya perlahan dan kembali terlelap bersama laluna.

****

aluna terbangun dari tidurnya akibat silauan matahari yang masuk dari balik jendela. cahaya pagi itu membelai wajahnya, memaksanya membuka mata perlahan. ia mengeliat ditempat tidurnya, mencoba mengusir kantuk yang masih tersisa.

Dalam kekaburan antara mimpi dan kenyataan, aluna merasa seolah-olah ada seseorang yang memeluknya dari belakang tadi malam. mimpi itu begitu nyata, seakan ia bisa merasakan kehangatan tubuh dan desahan napas ditelinganya. jantungnya berdetak lebih cepat saat ia mengingatnya, membuatnya merasakan campuran ketakutan dan kerinduan yang aneh.

Dia duduk ditempat tidurnya, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. apakah itu benar-benar hanya mimpi? aluna tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekedar bayangan dalam tidurnya.

aluna masih memikirkan mimpi anehnya ketika tiba-tiba terdengar ketukan lembut di pintu. seorang maid, bibi rose, muncul dengan senyum ramah di wajahnya.

 '' selamat pagi, nona aluna. saya akan membantu anda bersiap-siap. tuan xavier sudah menunggu anda diruang makan.''ucapnya.

kata-kata itu membuat aluna tersentak. ia mencoba mengangguk, mencoba menyembunyikan kegelisahannya yang masih menggelayuti pikirannya.

'' terima kasih, bibi rose aku akan segera bersiap'' balas aluna. sambil beranjak dan menuju kamar mandi.

aluna memasuki kamar mandi dan menyalakan lampu. ketika ia melihat cermin, hatinya seketika berdegup kencang. di leher hingga dadanya, terdapat banyak tanda merah yang tampak mencolok. ia terkejut dan bingung, mencoba mengingat apakah ia pernah digigit serangga sebelumnya.

'' Mungkinkah ada banyak serangga di kamar ini?'' pikirannya dengan cemas. Aluna memutuskan bahwa ia harus melaporkan hal ini kepada xavier dan meminta petugas untuk membersihkan kamarnya segera.

setelah bergegas membersihkan diri, aluna berpakaian dengan cepat dan berjalan dengan cepat dan berjalan keluar kamar. di tangga, bibi rose menunggunya dengan senyum sabar.

'' nona aluna, tuan xavier sudah siap diruang makan,'' katanya dengan ramah.

aluna menganguk dan memaksakan senyum, meskipun pikirannya masih terganggu oleh tanda-tanda merah itu. ia berjalan menuju ruang makan dengan langkah cepat, berniat untuk segera membicarakan masalah ini dengan xavier.

MR. XAVIER | 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang