Chapter 7

1K 6 0
                                    

Di sebuah ruang makan yang cerah, sepasang pria dan wanita sedang menikmati sarapan bersama. hening pagi di pecahkan oleh suara lembut wanita itu. dengan wajah gugup dan sedikit ragu, ia berkata kepada pria yang duduk didepannya.

''xavier sepertinya kamarku perlu dibersihkan? aku merasa ada banyak tanda merah di sekitar tubuhku, sepertinya ulah serangga dari kamarku.''

xavier mengangkat alisnya, senyum tipis tercetak diwajahnya ia tampak berpikir sejenak.menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan. dalam benaknya, ia bertanya-tanya apakah wanita itu benar-benar tidak menyadari bahwa tanda merah itu adalah hasil perbuatannya,tanpa sepengetahuan wanita itu, ia telah meninggalkan tanda tersebut saat mereka tidur bersama semalam.

''aku akan memeriksanya nanti.'' ucap xavier.

***

kini mereka berdua berangkat bersama ke kantor. hari ini adalah hari pertama aluna bekerja di kantor xavier sebagai sekretarisnya, dengan jadwal pertama, mereka akan bertemu dengan alland group untuk membahas proyek yang akan dijalankan bersama. pertemuan mereka di adakan di sebuah restoran.

setibanya di kantor, xavier memberikan pengarahan singkat mengenai jadwal hari itu.'' aluna, pastikan semua berkas sudah siap. pertemuan dengan alland group sangat penting, dan kita tidak boleh ada kesalahan,'' kata xavier dengan nada serius dan tegas.

'' baik, pak xavier, semua berkas sudah saya siapkan,'' jawab aluna, mencoba menyesuaikan diri dengan sikap profesional xavier.

mereka meninggalkan kantor menuju restoran tempat pertemuan akan di adakan. restoran itu cukup mewah, dengan suasana yang tenang dan elegan, cocok untuk pertemuan bisnis penting. aluna berusaha menenangkan dirinya, memastikan semua berkas dan catatan yang diperlukan sudah siap di tangannya.

sesampainya di restoran, mereka di sambut oleh perwakilan alland group percakapan mengalir lancar, dengan xavier memimpin diskusi dengan penuh percaya diri dan ketegasan.

''selamat pagi, tuan xavier. saya james dari alland group. senang akhirnya bisa bertemu secara langsung.'' kata james sambil menjabat tangan xavier.

'' pagi, james. ini aluna, sekretaris baru ku. dia akan membantu kita dalam proyek ini,'' jawab xavier, memperkenalkan aluna dengan nada dingin namun profesional.

'' senang bertemu dengan anda, tuan james,'' sapa aluna sambil tersenyum.

''senang bertemu dengan anda juga, aluna,'' balas james.

setelah percakapan pembuka, mereka duduk dan mulai membahas proyek yang akan dijalankan bersama. xavier membuka pertemuan dengan menjelaskan tujuan dan harapan dari proyek tersebut.

''proyek ini sangat penting bagi kedua belah pihak. Dimana keduanya bisa menghasilkan keuntungan yang sangat besar jika berhasil menjalankannya.aluna, bisa kamu tunjukkan presentasinya?'' kata xavier dengan nada tegas.

'' tentu, pak,'' jawab aluna sambil membuka laptopnya dan menampilkan presentasi.

presentasi berlangsung lancar, dengan xavier dan james saling bertukar ide dan pendapat. aluna mencatat poin penting yang dibahas, sesekali memberikan masukan ketika diperlukan.

''bagaimana menurut anda tentang jadwal pelaksanaan proyek ini james?'' tanya xavier dengan tatapan tajam. xavier tau bahwa sedari awal rekan bisnis nya ini seakan tertarik dengan aluna. membuat dirinya marah. didalam batinnya, ia bersumpah akan mencongkel tatapan menjijikan itu.

''saya rasa jadwal yang anda usulkan cukup masuk akal. kami hanya perlu memastikan semua sumber daya tersedia tepat waktu,'' jawab james.

''oke. aluna, tolong catat poin penting yang disampaikan,'' instruksi xavier tanpa mengalihkan pandangan dari james.

'' baik, pak sudah saya catat,'' jawab aluna dengan sigap.

pertemuan berlangsung selama beberapa jam, dan akhirnya mereka mencapai kesepakatan awal mengenai proyek tersebut. setelah pertemuan berakhir, mereka saling berjabat tangan.

'' terima kasih atas waktunya tuan xavier. kami harap kerja sama ini berjalan lancar,'' kata james

mereka meninggalkan restoran, diperjalanan pulang aluna duduk dikursi samping memandang keluar jendela, merenung sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk berbicara.

''tuan maaf saya ingin ijin, kalau nanti saya akan menjenguk adik saya malam ini. kemungkinan saya akan pulang terlambat,'' ucap aluna hati-hati, mecoba memperhatikan reaksi xavier.

lampu merah telah menyala menandakan mobil harus berhenti, xavier memandang aluna sejenak sebelum menjawab dengan tenang.

''aku sudah mempringatkanmu aluna ketika berbicara dengan ku saat kita hanya berdua,'' bisik xavier ditelingga aluna, jarak mereka sangat dekat hingga nafas xavier behembus membuat tubuh aluna seketika menegang.

''maa..maaf xavier'' ucap aluna gugup dengan perasaan takut ia tidak memungkiri Xavier ketika dalam mode serius sangat menakutkan.

''baiklah aku mengijinkanmu, pergilah,dan pulang tepat waktu?'' balas xavier sambil melanjutkan laju mobilnya menuju rumah sakit.

sesampainya dirumah sakit aluna ijin kepada xavier untuk tidak menunggunya. ia dengan cepat keluar dari mobil meninggalkan xavier. dan bersiap - siap menjenguk adiknya, yura. di dalam rumah sakit, aluna melihat yura terbaring lemah di tempat tidur, tanpa tanda- tanda kesadaran yang membaik. aluna merasa sedih dan cemas melihat keadaan adiknya, berharap agar yura segera pulih.

ketika sedang berada di samping ranjang yura, tiba-tiba ponsel aluna bergetar, layar ponselnya menampilkan nama anita, sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu. anita memberi tahu bahwa dia diundang ke pesta ulang tahun temannya di sebuah klub malam, malam ini. dan anita memaksa aluna untuk datang karena tidak punya teman lain yang bisa diajak.

aluna duduk di pinggir tempat tidur yura, bingung dengan situasi yang dihadapinya. disatu sisi, ia merasa sangat ingin menemani adiknya di rumah sakit, tetapi disisi lain, undangan dari anita membuatnya merasa tergoda untuk pergi dan melepaskan sedikit ketegangan yang ia rasakan belakangan ini.

aluna menatap layar ponselnya dengan serius,'' anita mengajakku ke pesta ulang tahun malam ini. dia bilang aku harus datang karena tidak punya teman lain,'' gumam aluna tampak bingung

aluna memandang adiknya dengan penuh rasa campur aduk. dia tahu yura tidak bisa menjawab, namun hatinya berdesir ketika membayangkan bagaimana adiknya akan bereaksi jika tahu dia akan pergi ke pesta. karena yura sangat menyukai sebuah pesta.

aluna berbisik pada dirinya sendiri,'' apa yang harus aku lakukan, aku ingin ada di sini bersamamu, yura, tapi...aku juga butuh sedikit istirahat.''

disaat itulah, seorang perawat datang ke ruangan itu untuk memberikan laporan terbaru tentang kondisi yura.

''kabar terbaru dari dokter, miss aluna. Adik anda tidak ada perubahan signifikan pada kondisi tubuhnya. dokter merekomendasikan agar kamu juga menjaga kesehatanmu sendiri.''

aluna mengangguk, mencerna informasi dari perawat tersebut dengan hati- hati

'' jika butuh istirahat sebentar diluar ruangan ini, saya akan menjaga yura.'' ucap perawat

aluna memandang wajah pucat yura yang terbaring lemah,mencoba membayangkan bagaimana adiknya akan merespon jika tahu dia pergi ke pesta. aluna tahu bahwa keputusan ini tidak mudah, dan dia harus memilih antara kewajiban sebagai kakak dan keinginan untuk sedikit bersenang-senang setelah beberapa waktu belakangan yang penuh tekanan.

MR. XAVIER | 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang