Chapter 10

995 7 0
                                        

Setelah kembali dari perjalanan bisnis, Xavier dan aluna mendapati diri mereka tenggelam dalam tumpukan pekerjaan yang menanti di kantor. Pekerjaan yang menumpuk tidak memberi mereka banyak waktu untuk memikirkan atau membicarakan hubungan mereka lebih lanjut.

Hari-hari mereka dipenuhi dengan rapat, dokumen yang harus diperiksa, dan tenggat waktu yang harus dipenuhi. aluna merasa sedikit lega dengan kesibukan ini, karena itu memberinya waktu untuk memproses perasaannya tanpa tekanan langsung dari Xavier. Di sisi lain, Xavier mencoba menjaga profesionalisme di kantor, meskipun hatinya masih dipenuhi oleh aluna.

Setiap kali mereka bertemu di ruang rapat atau berjalan berpapasan di koridor kantor, ada ketegangan yang tak terucapkan di antara mereka. Namun, mereka tetap menjaga sikap profesional di depan rekan-rekan kerja.

Di tengah kesibukan yang semakin menumpuk, Xavier merasakan bahwa ia tidak bisa lagi menahan perasaannya.

Ia butuh alunanya.
Di kantor, pikiran tentang aluna terus mengganggu konsentrasinya. Akhirnya, dengan hati yang bergejolak, ia memutuskan untuk memanggil aluna ke ruangannya.

aluna yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, menerima pesan dari asisten Xavier untuk segera menemui bos mereka di ruangannya. Ia merasa sedikit tegang, mengingat percakapan terakhir mereka yang penuh dengan ketegangan emosional.

Sesampainya di depan pintu ruangan Xavier, aluna mengetuk pintu dengan hati-hati. 

"Masuk," terdengar suara Xavier dari dalam.

aluna membuka pintu dan melangkah masuk, menutupnya kembali dengan perlahan. Ia melihat Xavier berdiri di dekat jendela, memandang ke luar dengan tatapan yang dalam.

"Kemarilah! Aluna."

xavier menatap aluna dengan penuh kelembutan saat dia mendekat, lalu menuntun dan mendudukan aluna ke atas pangkuannya, memeluknya erat-erat, dalam keheningan mengalirkan perasaan hangat antar keduannya. 

''aku merindukanmu.'' katanya lembut.

Aluna merasakan detak jantung xavier yang berdebar-debar didadanya. dalam keterkejutannya dengan sikap xavier kepadanya ia tersadar dan memutuskan mempertahankan profesionalitasnya.

''M-maaf, xavier,'' ucap aluna dengan halus, mencoba melepaskan diri dan mencoba menjauh dari pelukan xavier dengan lembut. matanya mencari-cari kearah pintu, memastikan tidak ada yang melihat.

''kita sedang dikantor, aku tidak ingin ada kesalahpahaman atau rumor yang salah, terutama tentang kita,''

xavier menatap aluna dengan tatapan dingin dan tajam ia tidak menerima penolakan atas tindakan aluna.

''berani sekali kau menolak ku aluna!'' bentak xavier.

''bukan begitu,maksudku!'' balas aluna dengan perasaan sedikit takut

''lalu'' ucap xavier

dengan gerakan cepat, xavier langsung menarik tubuh aluna, mencengkram tengkuk aluna dan mencium bibir aluna dengan brutal, membuat mata aluna melebar kaget dan berusaha menjauhkan xavier dengan satu tangganya yang bebas, aluna menangis mendapatkan perlakuan ini dan berusaha menghentikan xavier. 

''emhhh hentikan!! lepaskan aku!"teriak aluna sambil terus memberontak dan memukuli lengan xavier saat bibir xavier berpindah mencumbu lehernya.

''tolong berhenti!!'' teriak aluna berusaha menjauhkan badanya dari xavier. 

aluna menangis histeris menyuruh xavier menghentikan kegilaannya. bagaimana sekarang bisa menjadi seperti ini? kalau saja dirinya tidak menerima tawaran xavier dan berakhir terjabak dengannya maka ini tidak akan terjadi, aluna semakin menangis saat kedua tanganya ditahan dengan satu tangan xavier sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menerima perlakuan xavier kepadanya.

''jangan, hentikan!jangan lakuin itu! aku mohon hentikan!'' teriak aluna menangis dan memberontak saat bajunya sudah tersingkap sampai atas dadanya memperlihatkan dadanya yang terbalut bra.

''aku sudah memperingatkanmu aluna, aku tidak menerima penolakan,'' ucap xavier menyerigai dan kembali mencumbu leher aluna.

''iya xavier, aku mohon hentikan, aku akan menuruti semua perkatanmu! aku mohon berhenti.''ucap aluna membuat xavier berhenti dan melihat aluna dengan senyum kemenangan.

xavier menyerigai mengusap air mata aluna.'' jangan menolakku aluna,menurutlah maka semua keinginanmu akan kupenuhi.''

aluna menangis dalam pelukan xavier, tindakan yang dilakukan xavier membuat hatinya terkejut, batinya terdiam tidak bisa mencerna keadaan yang baru saja ia alami, lelah secara emosional. aluna akhirnya tertidur dipelukan xavier yang hangat dan penuh perhatian.

xavier merasa tidak ada pergerakan dengan aluna, dan melihat ternyata aluna tertidur dipelukannya. dengan lembut, ia memindahkan aluna yang tertidur ke ruang pribadinya yang ada diruangan nya. dalam ruangan itu, terdapat kasur minimalis yang sangat nyaman.

ketika memindahkan aluna ia mengecup dahi aluna sekilas, perasaan bersalah tiba-tiba muncul dihatinya. perasaan tempramentalnya tidak bisa ia tahan ketika aluna menolak dirinya. sementara aluna tertidur, xavier duduk disampingnya, menatap wajahnya yang damai membiarkan perasaan campur aduknya meresap dalam keheningan ruangan yang khusus itu.

setelah memastikan aluna nyaman tertidur diruang pribadinya, xavier kembali ke mejanya dengan pikiran yang masih terbayang-bayang oleh momen yang barus saja mereka lewati. meskipun terus meneruskan pekerjaanya hingga larut malam, pikirannya tetap terbagi antara tanggung jawab profesionalnya dan perhatian pribadinya terhadap aluna.

ketika malam tiba, xavier dengan hati-hati mengangkat aluna yang masih tertidur dengan penuh perhatian. tidak ada gangguan yang menganggu prosesnya. dia menyesuaikan langkahnya dengan hati-hati, memastikan aluna merasa aman dan nyaman dalam tidurnya yang damai.

 dia menyesuaikan langkahnya dengan hati-hati, memastikan aluna merasa aman dan nyaman dalam tidurnya yang damai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sampai dirumah, xavier meletakkan aluna dengan lembut ditempat tidur. wajah aluna yang damai mengingatkan xavier akan kelemahannya dan kekuatannya secara bersamaan.

setelah meletakkan aluna, xavier merasa perlu untuk membersihkan diri terlebih dahulu. dia mengambil waktu sejenak untuk mencuci wajah dan mengganti pakaiannya, mencoba merapikan pikiran dan emosinya yang tercampur aduk setelah hari yang panjang dan penuh perasaan itu.

setelah selesai, xavier memutuskan untuk menyusul aluna ketempat tidur. dengan hati-hati, dia bebaring disebelahnya, memeluknya dengan erat, menyelusupkan wajahnya diceruk leher aluna dan menghirup aroma tubuh aluna. 

dikeheningan malam,mereka bedua saling merasakan kehadiran satu sama lain,merangkul kelemahan dan kekuatan yang muncul dai hubungan mereka yang semakin mendalam.

MR. XAVIER | 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang