"Meski waktu terhenti, perasaanku padamu takkan berhenti."
———
"Cheryl, kenapa kamu di situ?" Kenan bertanya padaku dengan tatapan kebingungan.
Aku mendengus kasar sembari memalingkan wajah. Namun, tatapanku justru terpaku pada Azriel yang ada di depanku. Jika dipikir-pikir sekarang, seharusnya aku menyadarinya. Kenapa tidak pernah terpikir olehku jika mungkin Azriel berkaitan dengan Kenan itu sendiri?
Alvendantara Azriel dan Alvendino Kenan Vino.
Bagaimana bisa ada ikatan di antara kami bertiga seperti ini?
Terlebih dahulu aku mengagumi Kenan. Lalu saat berada di masa lalu, aku berhubungan dengan Azriel. Dan kini aku baru saja mengetahui jika Azriel adalah ayah dari Kenan. Aku menyentuh tanganku di dahi, tiba-tiba merasa pusing. Kudengar derap kaki dari Kenan yang menghampiriku dan kedua tangan yang memegang bahuku.
"Cheryl, Cheryl, ada apa?" Itu suara berat Azriel.
Sementara, Kenan sudah ada di hadapanku. Kedua tangannya memegang lenganku dan menahanku agar tidak ambruk. Mataku yang kelelahan tertuju padanya.
"Cheryl, kau sakit? Apa perlu kubawa ke ruang kesehatan?"
Setelahnya, aku dibawa oleh Kenan dengan wajah pucat pasi. Sebelum melangkah keluar kelas, lagi-lagi aku menyempatkan untuk menoleh ke arah Azriel yang berdiri sendirian di depan kelas. Namun, aku segera memalingkan kepalaku dan menatap ke arah Kenan yang ada di sampingku.
Sekarang, suara-suara dari mereka berdua berdengung di telingaku.
"Kamu suka aku?"
"Aku suka kamu."
"Cheryl, dengarkan aku baik-baik."
"Apakah kau tidak bisa hidup tanpaku?"
"Sejak awal aku tidak memiliki perasaan pada siapapun. Dan aku tidak ingin berhubungan dengan siapapun, bahkan termasuk kau."
"Jika kau tidak bisa kembali sekalipun, aku akan menjagamu di sini. Aku selalu menerimamu di dalam hidupku."
Langit siang hari ini begitu cerah tanpa ada satu pun awan yang menghiasinya. Tatapanku terarah ke jendela. Kosong, aku berusaha menenangkan pikiranku sendiri. Lalu kudengar suara langkah kaki dari luar.
Aku menoleh ke depan dan menemukan Kenan yang masuk ke ruang kesehatan sembari membawa gelas plastik berisi teh hangat. Aku yang tengah duduk di ranjang hanya menatap pemuda itu beraktifitas.
Kenan menyerahkan teh tersebut. "Ini, minumlah. Kau pasti kurang sehat sejak pagi, jaga kesehatanmu."
Aku mengambil dan langsung meminumnya hingga habis. Kurasakan tatapan dari Kenan yang duduk di samping ranjangku. Namun, aku tidak ingin bicara apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iraganean | Leeknow
Science Fiction"Aku melihat seluruh waktu, entah itu di masa depan, ataupun masa lalu. Aku melihatnya. Bahkan, aku melihat kematianku sendiri." --- Setelah perasaannya tertolak, Cheryl memutuskan untuk membolos sekolah. Pada saat pulang menggunakan sepeda, dia men...