"As soon as you leave me, my world fall into pieces."
————
1995.
Azriel duduk di atas kasur dengan tatapan kosong sempurna. Dia menatap ke depan, tempat saat Cheryl memudar dan meninggalkan dirinya. Dia sudah muak untuk menangis, tapi air matanya tidak berhenti untuk tidak berjatuhan. Dunianya runtuh. Pondasi gedung yang bertemakan perasaannya pada Cheryl, semua berjatuhan.
Azriel menangis terisak sembari menyembunyikan wajahnya di tangan. Bahkan, tangisannya sendiri sangat menyakitkan. Dadanya sesak hingga membuat dirinya kesulitan bernafas. Kedua tangannya meremat wajahnya sendiri. Seolah dia berusaha menguliti dirinya sendiri agar bisa terbebas dari perasaan sakit ini.
Azriel mengurung dirinya di rumah. Tidak ada pencahayaan di sana, hanya kegelapan. Dengan televisi yang menyala tapi tidak menampilkan apapun.
'Cheryl suka melihat televisi.' Itu yang dia pikirkan.
Azriel tertawa kecil seperti orang gila. Keadaan wajahnya mengenaskan. Kantung matanya menggelap. Rambutnya berantakan. Dan bajunya dia pakai asal. Azriel tertawa seperti orang gila, menyadari jika keadaannya saat ini sangat menyedihkan.
Brak! Brak!
Azriel menoleh. Itu suara gebrakan pintu yang digedor-gedor.
"Azriel! Woy! Buka pintunya!"
"Udah seminggu lu di dalam sono! Cepetan keluar!!"
Tapi tatapan Azriel menyatakan tidak tertarik. Dia menoleh ke arah televisi, lalu tertawa lagi. Meski televisi tidak menampilkan apapun, tapi di dalam pandangan Azriel semua terlihat.
"Azriel!!"
Seolah hanya angin, Azriel tidak mendengar suara Dareen sama sekali. Sementara di luar, Dareen menghembuskan nafas lelah. Dia menoleh ke arah Fera dan Candra di sebelahnya. Lalu menggelengkan kepalanya.
"Dia udah kaya gini hampir satu minggu. Ini gimana ya?" Fera bertanya khawatir.
Candra menatap ke arah Dareen dan Fera bergantian. "Sebenernya kenapa dia jadi kaya gini, Ren?"
Dareen memukul kepalanya pelan, lalu mendesah. "Pasti Cheryl, dia sama sekali ga keliatan setelah kita di pantai waktu itu."
"Masa Cheryl ninggalin dia?" Fera bertanya dengan nada tidak percaya.
Candra menggeleng, "Ga mungkin. Cheryl bukan orang kaya gitu."
"Terus kenapa?! Lihat dia! Emang dia hikikomori atau apa?" Dareen menunjuk pintu rumah Azriel dengan marah.
Fera dan Candra menundukkan kepalanya sembari menghela nafas. Dareen terlihat penuh emosi, dia sangat mengkhawatirkan sahabatnya. Apa benar Azriel seperti ini karena Cheryl?
KAMU SEDANG MEMBACA
Iraganean | Leeknow
Science Fiction"Aku melihat seluruh waktu, entah itu di masa depan, ataupun masa lalu. Aku melihatnya. Bahkan, aku melihat kematianku sendiri." --- Setelah perasaannya tertolak, Cheryl memutuskan untuk membolos sekolah. Pada saat pulang menggunakan sepeda, dia men...