Si Anak Haram

201 52 33
                                    

Trigger Warning! Pemerkosaan, KDRT, dan kata kasar.

.
.
.

Asta Sanghika Marga hanyalah seseorang yang terlahir tanpa nama dan tidak diakui oleh siapapun. Baik oleh ibunya maupun negara, kelahiran Asta kecil tidak diakui sama sekali. 

Asta kecil hanyalah seorang bocah yang dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya dan mengalami banyak eksploitasi. 

Plak

Asta kecil ditampar oleh ibunya sendiri saat tidak sengaja memanggil perempuan itu dengan sebutan 'ibu'.

"Maaf, Nyona," lirih Asta kecil. 

"Jangan berani-berani keluar dari rumah!" jerit si perempuan yang dipanggil dengan Nyonya atau Gadis oleh para pekerja dan pelanggannya. 

Asta kecil buru-buru berjalan ke arah pintu rumah kumuhnya ketika sang ibu akan menutup pintu dari luar. 

"Nyonya! Nyonya! Jangan kunciin saya, Nyonya! Saya janji akan menuruti perkataan, Nyonya!"

Asta kecil hanya bisa menangis dan memukul-mukul pintu agar bisa segera dibukakan oleh sang ibu. Namun apa daya, Asta kecil dibiarkan sendiri di dalam rumah kecil kawasan kumuh itu. 

Di dalam rumah itu tidak ada makanan sama sekali. Air minum pun hanya ada di dalam botol kemasan 600ml. Selalu begini. Asta kecil sering ditinggalkan Nyonya dengan pintu terkunci tanpa makanan dan bahan masakan sama sekali. Air mineral pun hanya seadanya. Asta kecil bahkan hanya bisa bergantung pada air keran kamar mandi yang keruh.

Selama tiga hari dua malam, Asta kecil ditinggal di rumah kecil itu. Anak lelaki itu bertahan dengan air tanpa makanan. 

Asta yang sedang meringkuk di dalam kamar bisa mendengar Nyonya yang datang dengan suara pria dan perempuan lain. 

"Sayang, kamu di mana?"

"Sayang, ayo sini kita makan. Saya bawa fried chicken, jangan sembunyi."

Ayam goreng tepung itu kesukaan Asta kecil. Ia selalu menyukai ayam dalam bentuk apapun.

Perutnya keroncongan, efek belum makan selama tiga hari. Mau tidak mau Asta kecil keluar dari kamarnya. Dan yang pertama kalinya tertangkap oleh indra penciumannya bukanlah aroma ayam goreng tepung, tetapi bau alkohol.

Dua perempuan dewasa dan satu lelaki dewasa itu mabuk-mabukan di hadapan Asta kecil. Tidak memedulikan fakta bahwa Asta baru berusia lima tahun. 

Salah satu perempuan dewasa berdiri. Ia membawa seember kecil ayam goreng tepung dan mendekat ke arah Asta kecil yang tampak ragu untuk mendekat ke arah Nyonya yang sedang bercumbu panas dengan lelaki baru. 

"Ayo kita makan di kamar kamu," ujar si perempuan dewasa itu. 

Asta kecil pun mengikuti langkah perempuan dewasa yang baru dilihatnya ke dalam kamar. Ia hanya bisa menatap perempuan dewasa tersebut mengunci pintu kamarnya. 

"Kamu mau makan ayam ini?" tawar si perempuan yang menunjukan paha ayam goreng tepung. 

Asta kecil mengangguk. 

"Buka dulu baju kamu."

Asta kecil menggelengkan kepalanya dengan takut. Ia segera menjauh dari perempuan yang baru dilihatnya. Namun apa daya, Asta tidak bisa pergi ke mana-mana. Keluar kamar pun tidak bisa. Ia terjebak bersama dengan perempuan yang menelanjanginya. 

Asta kecil bergerak tidak nyaman dengan sentuhan-sentuhan dari perempuan dewasa itu. Menangis pun percuma. Berteriak memanggil Nyonya juga percuma. Karena Asta bisa mendengar dengan jelas jika Nyonya sedang mendesah di luar kamar. 

Steal The Show   ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang