Perkenalan

158 47 9
                                    

"Kak Asta!" Clara berseru senang dan berlari ke arah Asta yang berdiri di ruang makan pagi ini. 

Asta membalas pelukan Clara. "Selamat udah juara satu lomba cerdas cermat."

Clara mendongak. "Pasti dikasih tau Mama."

Asta melepaskan pelukan dengan Clara dan mengambil ponsel yang berada di saku celananya. "Kak Asta nonton Clara," ujarnya yang menunjukan layar ponselnya. 

"Ini pasti dikirim Mama," balas Clara menolak percaya video yang ditunjukan Asta. 

"Cek aja sama kamu. Kamu lebih paham daripada Kak Asta," timpalnya yang kemudian membiarkan Clara memainkan ponselnya. 

Clara memeriksa ponsel Asta untuk memeriksa apa yang dicurigainya. Gadis itu memeriksa dengan cepat video yang ditunjukan Asta. Setelah mendapat jawaban, ia mengembalikan ponsel milik kakak lelakinya. 

"Nih. Bener ternyata videoin sendiri," ujar Clara yang kemudian duduk di dekat Asta. 

"Wah, anak Bapak kumpul semua."

Asta melihat ke belakang dan mendapati Dian, Nadine, dan Pratama berjalan bersama. Ia pun berdiri untuk menyapa ayah dan ibu asuh serta saudara tirinya.

"Misi kamu lancar?"

"Asta gak ada misi. Seminggu ini di rumah aja," jawabnya. 

Pratama mengangguk mengerti. 

"Aku mau main ke rumah Kak Asta dong," ujar Clara. 

"Bapak aja gak tau rumah Kak Asta di mana," balas Asta yang tidak ingin memberikan penolakan langsung kepada Clara.

"Kak Asta hari ini temenin aku jalan-jalan dong," pinta Clara. 

"Kak Asta udah ada janji. Kalau besok bisa."

Nadine menyipit curiga mendengar itu. "Janji? Seorang Asta Sanghika Marga punya janji ketemuan," ujarnya dengan heran. "Padahal biasanya kalau Kak Asta janji sama rekan kerja aja, Kak Asta bakal batalin janji sama mereka dan milih main sama Clara."

"Istri Alex melahirkan, jadi kami mau jenguk istrinya," balas Asta.

Pratama terkekeh. "Ya biarin aja lah, Nadine. Kakakmu itu udah mau tiga puluh umurnya."

"Nah, karena udah mau tiga puluh itu, kapan mau cari pasangannya, Asta?" timpal Dian dengan cepat. 

Asta hanya tersenyum kecil dan mengangguk. Masih ragu mengatakan jika ia sudah memiliki kekasih. "Secepatnya Asta bawa ke rumah."

.
.
.

"Gaji intel tuh gede, ya?" tanya Hedia saat sudah memasuki mobil Asta. Gadis itu akan menemani Asta menuju rumah sakit untuk menjenguk istri rekannya yang baru melahirkan. 

"Kenapa tiba-tiba nanya?" Asta menjalankan mobil menuju rumah sakit. 

"Kamu ngendarain mobil Toyota Sequoia. Ini kan mobil mahal."

"Ohh."

"Ohh?" Hedia menatap bingung ke arah Asta. "Satu miliyar buat kamu gampang, ya?" lanjutnya bertanya penasaran. 

"So-so."

"Kok bisa? Bukannya gaji PNS itu pasti kecil, ya? Dulu, pas Papa masih di jadi jaksa aja gajinya masih gedean Mama."

"Saya dapet gaji kan dari berbagai kerjaan yang saya kerjain dalam penyamaran. Misalnya pas saya jadi koki pribadi itu, saya dapet gaji jadi intel dan koki pribadi. Kamu cari tau aja gaji koki pribadi miliyuner di Inggris berapa. Nah, gaji saya agak di atas rata-rata."

Steal The Show   ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang