"Haduh, haduh. Langganan datang," ujar Axel dengan tas berisi alat kesehatan di pundaknya.
Asta dan anggota timnya kini sudah berada di rumah istirahat. Anak-anak yang diselamatkan sudah diserahkan ke dinas sosial terkait. Anak yang diselamatkan Asta pun sudah dibawa ke rumah sakit.
"Harusnya lu sekalian diobatin di rumah sakit, Bang. Bareng sama anak kecil yang lu selamatin."
"Ada lu," balas Asta yang kemudian melepas pakaian atasnya dan duduk di dekat Axel. "Lagian gua males jawab kalau ditanya kenapa ada peluru nempel di lengan gua."
Axel langsung membasahi kain kasa dengan alkohol. Tanpa ragu membersihkan sekitar luka Asta dengan kain tersebut. Axel tidak pernah berbelas kasih dalam mengobati luka Asta. Bahkan menjahit luka Asta tanpa anestesi sama sekali.
"Halo, sayang."
Asta menatap ke arah Mada yang sepertinya mengangkat panggilan dari sang istri. Ia bisa melihat Mada yang terus berbincang seraya berjalan ke luar dari rumah.
"Iya, sayang. Nanti Mas beliin, ya. Tapi harus sabar tunggu Mas pulang, ya."
Asta tersenyum kecil melihat Mada yang sudah ke luar dari rumah. Kepalanya tiba-tiba memutar memori dengan Hedia.
.
.
.Pada saat itu, hari jadi dua tahun Asta dan Hedia berkencan.
Perubahan besar dialami oleh Asta setelah dua tahun berkencan dengan Hedia. Lelaki itu sudah bisa berekspresi dengan baik. Sudah bisa bercerita kepada Hedia juga.
Hari ini Hedia tidak tahu jika Asta sudah kembali dari misi. Hedia hanya tahu jika Asta akan melewati hari jadi mereka untuk kedua kalinya. Namun yang Hedia tidak tahu adalah, Asta berbohong kepada Hedia agar bisa memberikan kejutan untuk Hedia.
Axel, Jihad, dan Luffy yang menyarankan itu. Mereka bilang, perempuan senang diberi kejutan, terutama di hari spesial. Maka Asta mengikuti saran tiga rekannya untuk memberikan kejutan kepada Hedia.
Sudah ada berbagai menu makan malam di atas meja makan apartemen Hedia. Kini Asta hanya perlu menunggu Hedia pulang dari kantor saja.
Asta memeriksa ponselnya yang berdenting, menandakan ada pesan masuk. Ia tersenyum kecil ketika mendapatkan kabar dari orang suruhan yang menjaga Hedia bahwa kekasihnya sudah masuk ke dalam gedung apartemen.
Kue yang dibeli di toko kue ternama sudah berada di tangan Asta dengan lilin angka '2' di atasnya. Asta berdiri tegak menunggu Hedia masuk ke dalam apartemen. Sudah siap memberikan kejutan hari jadi kedua mereka.
Jantung Asta berdetak cepat saat suara pintu apartemen terbuka memenuhi apartemen. Langkah kaki yang menggema pun menjadi faktor lainnya jantung Asta berdetak cepat.
"Kok apartemen aku bau makanan, ya?"
Asta pun keluar dari persembunyiannya saat dirasa Hedia sudah di dekatnya. Tidak ada nyanyian, Asta hanya muncul di depan Hedia dengan kue.
"Happy anniversary." Asta berdiri dengan senyuman cerianya di hadapan Hedia.
Hedia mengerjapkan matanya bingung. Masih belum bisa memproses keadaan saat ini.
"Kamu gak suka?" tanya Asta yang tidak mendapatkan reaksi seperti apa yang dikatakan Axel, Jihad, dan Luffy.
Hedia menitikan air matanya. Gadis itu justru menangis. "Kamu pulang."
Asta meletakan kue di tangannya ke kitchen island. Ia meraih Hedia ke dalam pelukannya, memeluk erat sang kekasih.
Tangisan Hedia semakin kencang. "Makasih udah pulang. Aku selalu seneng liat kamu pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal The Show ✓
Ficção GeralHedia pernah ada obrolan seperti ini dengan Marga; "Mas, kalau kita hidup di universe lainnya, kita bakal saling jatuh cinta, gak?" Marga tersenyum lembut dan mengangguk. "Aku tau rasanya jatuh cinta ke kamu, jadi aku mau jatuh cinta lagi ke kamu. G...