Masih ada yang nungguin????Maap lagi males up saya
Ini pemanasan aja besuk kalo gak lusa
Ak up lagiTypo/kata kurang tepat tandai!!!
🧚♀️🧚♀️Happy reading 🧚♀️🧚♀️
....
"Lebih baik malam ini nginep disini aja" tawar Bunda kepada Kala.
"Gausah tan, nanti saya suruh temen saya jemput aja" ucap Kala tak enak hati.
"Gapapa nginep sini aja, besok berangkat bareng Hayden sekalian ngambil motor." Ucap Bunda sedikit memaksa.
"Aduh Tan, Om jadi makin ngerepotin" ucap Kala dengan satu tangan mengusap tengkuknya.
"Santai aja, kita malah seneng kalo ada yang nginep disini, apalagi lo temen Hayden, jarang jarang dia bawa temen ke rumah." Ucap Esha kepada Kala, yang langsung diberi lirikan tajam dari Hayden.
"Nginep sini aja ya, nanti tidur sama Hayden kalau ga berani tidur sendiri" bujuk Bunda.
"Nginep sini aja, nanti tidur di kamar tamu atau kalau ga berani tidur sama Hayden" ucap ayah Hayden setelah lama diam.
"Iya om" ucap Kala mengiyakan, lelah berdebat ringan dengan keluarga Hayden.
"Nah gitu dong" ucap Bunda senang.
.
.
."Gak tidur?" Tanya Hayden kepada Kala, sekarang mereka berdua berada di kamar Hayden, sudah hampir tengah malam tetapi Kala dan Hayden masih belum menutup mata.
"Gabisa tidur?, mau gua buatin kopi?" Tawar Hayden kepada Kala yang sedang duduk di sofa kamarnya.
"gua gabisa minum kopi" beritahu Kala, posisinya tidak berubah, duduk bersila di atas sofa.
"Gua buatin coklat, ga nerima penolakan" ucap Hayden, setelahnya dia pergi keluar kamar menuju dapur, membuat coklat panas untuk Kala dan Kopi buat dirinya.
Setelah jadi, dia membawa dua gelas minuman dan beberapa camilan ke kamar dengan satu nampan, menaiki tangga dengan perlahan, membuka kamar dengan perlahan.
Kamar terbuka, Hayden langsung disuguhi pemandangan Kala yang tertidur dengan posisi duduk bersila di sofa, hp di sebelah tangannya yang terkualai hampir terjatuh. Menggelengkan kepala, Hayden menggambil hp Kala yang masih menyala sebelum terjatuh, memberikan selimut dengan hati hati.
"Baru juga ditinggal bentar" ucap Hayden menggeleng gelengkan kepala. Setelah selesai menyelimuti Kala, Hayden memutuskan kembali keluar dari kamar sambil membawa bawaannya tadi.
Berdiri sejenak di depan pintu kamar abangnya sebelum mengetuknya, "Bang lo udah tidur?" Tanya Hayden, sambil mengetuk pintu.
"Kenapa?" Tanya Esha sambil membuka pintu, matanya yang masih segar menandakan dia sama sekali belum tertidur.
"Minum sama gua." Ucap Hayden sambil memaksa masuk kekamar abangnya.
"Tumben?" Tanya Esha sambil menyusul Hayden yang sudah duduk manis di sofa kamarnya.
"Orang yang minta udah tidur, daripada mubazir ya gua bawa kesini aja" ucap Hayden sambil menyeruput minumannya.
"Pantes" ucap Esha sambil mengambil minuman di depannya.
"Bang" panggil Hayden
"Napa" jawab Esha, mulutnya masih sibuk mengubah camilan yang dibawakan Hayden tadi.
"Kala kalau gak pake kacamata agak mirip lo tau, versi gembulnya" ucap Hayden tiba tiba, membuat Esha yang sedang menikmati makanannya tersedak.
"Ekhem, ekhem, mungkin kebetulan aja, lagian wajah gua juga pasaran" ucap Esha
"Ngaku juga kalau wajah lo pasaran" ejek Hayden yang cuma dibalas pelototan dari Esha.
"Tapi Bang gua ga boong mukanya emang bener bener mirip lo, beda banget kalau gak pake kacamata" ucap Hayden serius
"Terus juga, diakan kakel gua, tapi gua ga ada rasa cangung buat ngomong sama dia, kaya loss aja gitu, lo taukan gua kaya gimana kalau sama orang baru" ucap Hayden
"Ya bagus dong, berarti pembawaan dia bagus, sampai kamu bisa enjoy buat ngomong sama dia" ucap Esha mengelak
"Ya juga ya" setelah Hayden pikir pikir ucapan Esha juga ada benarnya.
"Udah ah gua ngantuk mau balik kamar, itu nanti tolong balikin ke dapur ya" ucap Hayden sebelum berlari keluar kamar Esha.
Sampai di kamar dia melihat Kala posisinya masih sama sebelum dia pergi, mematikan lampu kamarnya Hayden berjalan menuju tempat tidur, merebahkan tubuhnya dan menyusul Kala ke alam mimpi.
...
Kasih vote dan komen untuk kasih ak semangat!!
⭐️⭐️⭐️⭐️
Mau follow juga silahkanSee you next chapter bye bye 🫧🫧
580+- words
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala | Haechan
RandomBebas satu kata yang menemani Kala dari kecil, hidup tanpa orangtua membuatnya bebas melakukan apapun tanpa ada yang menegur. Segala pahit manisnya kehidupan dia lalui sendiri tanpa ada sosok yang mendampingi. Konflik ringan jadi santai saja Brothe...